Melihat Kebesaran Palembang, Venesia dari Timur, di Yogyakarta

Lewat pameran bertajuk Balwana van Palembang di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) pada 2 sampai 6 Juni 2022, pengunjung bisa mengetahui perjalanan Kota Pempek ini secara ringkas, padat, dan jelas.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jun 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2022, 20:00 WIB
Balwana van Palembang
Lewat pameran bertajuk Balwana van Palembang di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) pada 2 sampai 6 Juni 2022, pengunjung bisa mengetahui perjalanan Kota Pempek ini secara ringkas, padat, dan jelas.

Liputan6.com, Yogyakarta - Cerita soal Palembang yang mendapat julukan Venesia dari Timur bisa dinikmati dari Yogyakarta. Lewat pameran bertajuk Balwana van Palembang di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) pada 2 sampai 6 Juni 2022, pengunjung bisa mengetahui perjalanan Kota Pempek ini secara ringkas, padat, dan jelas.

PALEMBANG ‘een rijk aan de oostkust van Sumatra’  adalah sebuah kerajaan di Pantai Timur Sumatra. Palembang dan Sungai Musi menjadi dua sisi mata uang yang saling mendukung.

Kotapraja ini dibangun dari sektor maritim dan menjadi daerah otonom pada tahun 1906 di bawah Pemerintahan Hindia Belanda dengan status gemeente.

Abad ke-20 menjadi tolok ukur dari kehidupan industri Palembang. Pada sektor pariwisata, ditemukan berbagai hotel dengan akomodasi yang begitu baik, seperti, Hotel Emma (1891), Hotel Ratu Wilhelmina (1902), Hotel Palembang (1912), Hotel Joling atau Hotel Schwartz (1923), hingga hotel-hotel baru yang kini bermunculan. 

Di sisi lain, industri pariwisata kota Palembang didukung pula dari sektor kuliner. Komoditi Kopi Palembang menjadi satu produk yang terus mengalami eskalasi permintaan sejak tahun 1711. Pemerintah Hindia Belanda turut memiliki andil dalam penjualan ini.

Selain menjadi komoditas di Sumatra Selatan khususnya Kota Palembang, kopi juga menjadi sajian dalam pameran ini yang merepresentasikan kemunculan ide kreatif dan persahabatan yang erat.

Sementara, pempek yang menjadi makanan khas merupakan produk akulturasi budaya yang banyak dipasarkan pada awal tahun 1900-an oleh masyarakat keturunan Tionghoa. Kuliner pempek kemudian menjelma menjadi komoditas legendaris dari kota ini.

Pada sektor busana, songket asal Palembang tidak ubahnya membius para penikmat fasyen. Songket Palembang semula berasal dari sutra dan telah diproduksi sejak abad ke-8. Industri songket kemudian bertumbuh sebagai kain khas dari kotapraja ini.

Balwana van Palembang selanjutnya membawa para pengunjung untuk menikmati kilas balik kota maritim ini. Peradaban maritim sebagai titik mengawali sejarah kota ini, kemudian pertumbuhan industri yang memberi perubahan pada fasad dan sudut kota ditampilkan sebagai sebuah refleksi.

Pariwisata menjadi garda depan dan sektor penting dalam roda perekonomian di Kota Palembang. Oleh karena itu Kota Palembang terus berbenah dalam bidang pariwisata agar para wisatawan selalu nyaman berada di Kota Palembang dan bersinergi Bersama Kota Yogyakarta.

“Terobosan untuk mempererat antar kota khususnya Kota Palembang dan Kota Yogyakarta terbingkai dalam kegiatan Pameran Pariwisata dan Kartu Pos “ Balwana van Palembang” menjadi silaturahmi antar kota khususnya pelaku pariwisata Kota Palembang dengan Kota Yogyakarta,” ujar Koordinator Jejak Kartu Pos Uul Jihadan, dalam siaran persnya.

Selayaknya kartu pos sebagai benda yang dikirimkan kepada seseorang yang istimewa, demikian pula Kota Palembang memilih Kota Yogyakarta menjadi tempat untuk bersilaturahmi dalam bidang pariwisata. Alasannya, Kota Yogyakarta menjadi potensi wisatawan yang ingin berkunjung ke Kota Palembang.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya