Liputan6.com, Jakarta Seorang pasien Covid-19 mengeluhkan buruknya fasilitas di Asrama Haji Surabaya sebagai tempat karantina. Kondisi asrama haji tersebut diketahui banyak mengalami kerusakan di sejumlah bagian.
Bahkan, dalam cuitan yang dituliskan oleh @swimmin_dory yang sedih dipaksa menjalani karantina ditempat yang tidak jelas, tidak higienis dengan alur yang tidak bersih.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, Ridwan Mubarun mengakui bila asrama haji mengalami kerusakan disejumlah bagian. Hanya saja kata dia, sejak awal tahun 2022 pemkot Surabaya sudah melakukan perbaikan secara bertahap.
Advertisement
Baca Juga
"Memang benar ada beberapa kerusakan di asrama haji sebagai tempat karantina Covid-19 , tapi pada awal Januari kemarin kita sudah lakukan perbaikan secara bertahap," kara Ridwan, Rabu (2/2/2022).
Lebih lanjut dijelaskan Ridwan, pada saat gelombang dua kasus Covid-19 tahun 2021 yang lalu, asrama haji menjadi pilihan pasien untuk menjalankan karantina.
Karena banyak pasien menilai jika asrama haji Surabaya yang merupakan tempat karantina memiliki fasilitas kamar seperti hotel. Sehingga nyaman dijadikan tempat karantina.
"Asrama haji ini kan punya dua gedung seperti Gedung Zam-zam dan Gedung Shofa dulunya jadi rebutan pasien Covid-19 sebagai tempat karantina, sekarang memang ada kerusakan tapi itu ada diluar kamar bukan didalam kamar," jelas Ridwan.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini
Tingkat Kepuasan
Setelah jumlah kasus dinyatakan landai dan Kota Surabaya masuk pada level 1 penyebaran Covid-19, asrama haji tidak digunakan lagi hingga akhirnya mengalami kerusakan di sejumlah bagian.
Namun saat ini, sambung Ridwan, jumlah kasus Covid-19 di Kota Surabaya meningkat. Sehingga, asrama haji kembali digunakan sebagai tempat isolasi.
"Jadi awal Januari kemarin itu kita perbaiki sedikit demi sedikit, dan sekarang proses perbaikan sedang kita kebut mengantisipasi jumlah kasus melonjak," ujar Ridwan.
Menanggapi adanya seorang pasien yang memposting di media sosial terkait kondisi tempat karantina yang mengalami kerusakan dan tidak bersih itu, dirinya menilai jika hal itu wajar karena sejumlah kerusakan itu sedang masuk dalam proses perbaikan.
Apalagi kata dia, perbaikan asrama haji ini untuk meningkatkan kepuasan bagi masyarakat. Oleh karena itu, sampai dengan saat ini pihaknya bersama dinas terkait terus mengevaluasi secara berkala untuk bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
"Apabila pasien tersebut mengkritik tentang pelayanannya, hal itu karena petugas yang ada di sana jumlahnya berkurang jika dibandingkan saat gelombang dua lalu, sehingga disesuaikan dengan pasien yang dilayani. Makanya, berbagai pelayanan terus dievaluasi dan akan ditingkatkan," tutup Ridwan.
Advertisement