Setelah Penantian Panjang, Jemaah Umrah Asal Jatim Akhirnya Bisa Ke Tanah Suci

Setelah dua tahun pandemi Covid-19, Pemprov Jatim akan melepas jemaah umrah via Bandara Internasional Juanda Surabaya, Senin-Selasa 14-15 Maret 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mar 2022, 22:13 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2022, 22:00 WIB
Arab Saudi Akhiri Pembatasan Covid-19
Jemaah Muslim mengelilingi Ka'bah tanpa jarak sosial saat ibadah umrah di kota suci Muslim Mekah, Arab Saudi, Minggu (6/3/2022). Arab Saudi mengambil kebijakan untuk mengakhiri semua pembatasan Covid-19 termasuk kebijakan jaga jarak dan menggunakan masker di luar ruangan. (AP Photo/Amr Nabil)

Liputan6.com, Surabaya - Setelah dua tahun pandemi Covid-19, Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan melepas jemaah umrah via Bandara Internasional Juanda Surabaya, Senin-Selasa 14-15 Maret 2022.

Seluruh anggota jemaah diberangkatkan dengan maskapai Lion Air dan Garuda Indonesia. Kebijakan ini seiring dengan lampu hijau yang telah diberikan pemerintah pusat terkait Pembukaan Pemberangkatan Ibadah Umrah dari Bandara Internasional Juanda.

Merespons hal tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah mempersiapkan dan memprioritaskan perlindungan jemaah yang telah terdaftar di Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU) atau biro perjalanan umrah dari Jatim.

"Koordinasi dengan para agen pelaksana umrah harus intensif, karena peminat di Jatim sangat tinggi sekali," ungkap Gubernur Khofifah usai mimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pembukaan PPIU dari Bandar Juanda di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (13/3/2022).

Menurut Khofifah, perlindungan ekstra hati-hati harus dilakukan pada jemaah yang masuk dalam kategori lansia serta lansia yang memiliki penyakit bawaan (komorbid). Apalagi, pada dasarnya seperti diketahui bersama pandemi Covid-19 belum bisa disebut selesai, meskipun trennya melandai.

"Maka kehati-hatian secara ekstra harus tetap dilakukan dengan menjaga protokol kesehatan," tegasnya.

Khofifah mengatakan, seiring Pemerintah Saudi Arabia yang telah menerbitkan peraturan yang tidak mengharuskan jemaah membawa hasil swab antigen/PCR, pada proses kepulangan jemaah tetap wajib swab di lokasi kedatangan jemaah umrah.

"Misalnya jika kedatangan akhir di Juanda, nanti akan dilakukan swab di Juanda. Sambil menunggu swab jemaah menunggu di hotel yang telah di verifikasi KKP, PHRI dan dinkes," imbuhnya.

Lebih lanjut disampaikan Khofifah, sembari menunggu hasil swab terbit, jemaah akan beristirahat di hotel yang telah ditentukan oleh KKP dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).

Dimana, sebanyak 27 hotel dengan total kapasitas 1.299 bed telah disiapkan oleh KKP, PHRI dan Dinkes Jatim. Jumlah hotel ini masih bisa bertambah kedepannya disesuaikan kebutuhan. Namun, 27 hotel ini sudah terverifikasi dan masih cukup.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Peningkatan Jumlah Jemaah

Selain itu, peningkatan jumlah jemaah haji umroh seiring memasuki bulan Ramadan juga harus diantisipasi dengan ditingkatkannya jumlah jadwal penerbangan dari maskapai.

"Hari ini ada perwakilan dari Garuda Indonesia dan Lion Air hadir, saya harapkan bisa bertambah jumlah penerbangannya. Karena minat masyarakat ibadah umrah di bulan Ramadan sangat tinggi," kata Khofifah.

Berdasarkan data dari Lion Air pada April 2022, maskapai ini akan melakukan dua kali penerbangan dalam satu minggu. Sehingga dalam satu bulan akan ada 8 kali keberangkatan jemaah. Untuk Garuda Indonesia melangsungkan tiga kali penerbangan umrah dalam satu bulan.

"Kami sangat berharap jika ada penambahan jumlah jadwal penerbangan umrah dari maskapai yang tersedia. Baik ke Jeddah maupun Madinah, karena peluang ibadah ini sangat diminati masyarakat apalagi menjelang Ramadan," katanya.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jatim Husnul Maram mengungkapkan rasa syukurnya atas telah dibukanya penerbangan jamaah umrah dari bandara Internasional Juanda.

Husnul menyebut Kanwil Kemenag akan mengikuti seluruh standar operasional yang telah disetujui bersama dari Ratas hari ini.

Sehingga masyarakat yang melakukan ibadah umrah, bisa berangkat tanpa test PCR tetapi pada proses kepulangan akan tetap dilakukan tes PCR di tujuan akhir masing-masing. Lalu akan dikarantina sambil menunggu hasil tesnya terbit.

"Hanya menunggu tanpa karantina. 1 hari saja. Kalau negatif pulang kalau positif ya isolasi di hotel. Tidak ada tambahan aturan lain," ujarnya

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya