Liputan6.com, Jakarta Fashion First adalah sebuah butik yang menampilkan karya-karya perancang Indonesia. Nama salah seorang desainer yang ada di sana adalah Patrick owen. Butik yang berlokasi di Jalan Cikajang No.48 inilah tempat liputan6.com bertemu dengan Patrick Owen pada Senin (14/4/2014)
Tak lama tiba di lokasi, sosok desainer muda itu hadir dengan dengan busana yang didominasi warna hitam. Rambut pendeknya tertata rapi ke belakang. Setelah bersalaman, Patrick bergegas untuk memilih empat karyanya yang akan dipakaikan pada manekin untuk keperluan foto.
When you feel good, you look good. Demikian pemaknaan fesyen dari Patrick Owen yang lahir pada 1 Oktober 1989 di Kepulauan Riau. Menurutnya, fesyen bukanlah tentang apa yang dipakai. Melainkan apa yang dirasakan saat mengenakan pakaian. Jika Anda bisa percaya diri dengan kaos dan jeans, maka itulah fashion untuk Anda.
Advertisement
Rumusan fashion Patrick Owen adalah bahwa apapun pakaian yang membuat Anda percaya diri, maka itulah pakaian terbaik yang sebaiknya dipakai sebab tak ada hal yang dapat mengalahkan aura kepercayaan diri. “Ada begitu banyak orang yang berpakaian baik tapi at the end of the day when you sleep hanya sedikit yang membekas di benak,” ucapnya yang beberapa kali menjawab pertanyaan dengan menggunakan bahasa Inggris.
Meski demikian, Patrick yang waktu kecil belum memiliki ketertarikan dengan fesyen ini ternyata tak memandang kepercayaan diri sebagai satu-satunya hal yang dapat difungsikan dari fesyen. Ia mengatakan bahwa fesyen juga merupakan cara untuk menghormati orang lain. Lebih dari itu, fesyen akan lebih baik bila dapat menginspirasi orang lain.
Mulai Dari Nol
Mulai Dari Nol
Di usia yang terbilang muda, Patrick Owen sebagai desainer Indonesia sedang membangun fondasi yang baik bagi karirnya ke depan. Meski dirinya merasa bahwa industri fesyen Indonesia sangat kompetitif dengan banyaknya desainer yang bagus dan munculnya desainer muda setiap waktu, ia tetap yakin bahwa kontribusi kreatif dan konsisten pada dunia ini akan membawanya pada hasil yang memuaskan.
“Saya benar-benar memulai hal ini dari nol. Saya tidak kenal siapapun di dunia fesyen jadi saya sendiri yang mendatangi kantor-kantor majalah fesyen untuk memperkenalkan diri dan menunjukkan desain-desain saya,” cerita Patrick tentang masa-masa sangat awal terjun ke dunia mode.
Aksen bahasa Indonesianya terdengar seperti orang asing. Duduk berhadap-hadapan dengan Liputan6.com, Patrick menjawab pertanyaan dengan kepercayaan diri yang tampaknya menjadi salah satu faktor dari kesuksesannya di dunia mode.
Perjuangannya yang tak segan dalam memperkenalkan diri ke dunia fashion Indonesia itu membuahkan hasil positif. Hingga kini majalah-majalah fesyen ternama seperti Nylon, Grazia, Marie Claire, Elle, Dewi, Harper’s Bazaar telah menampilkan karya-karyanya. Lebih dari itu, apresiasi positif bahkan datang bukan hanya dari media atau klien, tapi juga dari rekan sesama desainer seperti Barli Asmara, Peggy hartanto, Ivan Gunawan, dan lain sebagainya dengan membeli rancangan-rancangan Patrick Owen.
Percaya diri untuk meminta pendapat dari lingkungan sekitar yang mendukungnya adalah hal yang sampai saat ini dilakukannya. Dari pendapat-pendapat tersebut, Patrick yang berasal dari keluarga pebisnis ini belajar untuk membuat desain yang lebih baik.
Advertisement
Masuk Dunia Fashion Untuk Bawa Hal Baru
Masuk Dunia Fashion Untuk Bawa Hal Baru
Ibu dan ayah Patrick Owen adalah seorang pebisnis. Masa-masa sekolah dihabiskannya di Singapura dan kemudian Australia. Hingga lulus dari jurusan Law & Commerce, Patrick tak pernah berpikir untuk berkarir di dunia fesyen. Setelah 2,5 tahun bekerja di Australia, Patrick lalu kembali ke Indonesia untuk membantu bisnis sang ayah di bidang distribusi produk rokok.
Sedikit waktu luang yang dimilikinya saat itu tak ingin dibuangnya percuma. Meski sewaktu kecil ia tak merasa punya ketertarikan khusus pada fesyen, Patrick selalu merasa bahwa dirinya dapat bekerja di dunia kreatif. Lompatan pertamanya adalah dunia fashion photography.
Merasa diri tak mahir memproduksi foto fesyen yang baik, Patrick berbelok ke desain. Ia mulai mendesain koleksi pertama pada Agustus 2012 dan meluncurkan label Patrick Owen pada Oktober 2012 berbarengan dengan hari kelahirannya. Visinya adalah membawa sesuatu yang baru ke dunia mode Indonesia.
“Saya ingin karya-karya saya menyampaikan sebuah statement. Saya selalu berusaha untuk menampilkan nuansa dark romanticism dengan kesan yang adventurous dan luxurious dalam mendesain pakaian ready-to-wear,” ucap Patrick.
Meski memegang idealisme, Patrick tetap menyadari bahwa dunia yang digelutinya saat ini juga melibatkan bisnis. Oleh karenanya, desainer pria yang kini tergabung dalam organisasi Indonesia Fashion Forward dimana salah satu anggotanya adalah Tex Saverio ini menjelaskan bahwa aspirasi klien-klien tetap ditampung dan akan diwujudkan jika dapat berpadu dengan jiwa rancangan-rancangannya.
Ingin Bawa Label Patrick Owen ke Luar Indonesia
Ingin Bawa Label Patrick Owen ke Luar Indonesia
Terhadap apa yang kini sudah dicapainya dalam waktu yang terbilang cepat, Patrick sangat bersyukur kepada Tuhan. Namun perlu diketahui bahwa meski cepat, apa yang diraih olehya tidaklah instan. Ada kerja keras yang dilakukannya. Selama satu tahun pertama memulai usaha fesyen, Patrick bekerja sendirian tanpa tim.
Saat itu, dari pagi sampai sore, ia bekerja untuk ayahnya. Lanjut dari sore sampai malam, pekerjaannya adalah merancang busana. Baru setelah ada penghasilan, Patrick membentuk tim beranggotakan 3 orang. Kepada tim yang percaya pada kesuksesan label ini dan kompak bekerja keras inilah, Patrick memberikan terima kasihnya.
Mengaku bahwa awalnya masuk hanya untuk mencoba apakah bidang tersebut dapat memenuhi keingannya bergerak di kerja kreatif, Patrick pun akhirnya jatuh cinta dengan dunia fesyen. Apresiasi positif dari masyarakat membuatnya semakin yakin untuk terus berkarya.
Seiring berjalannya waktu, desainer yang mengaku bangga dengan rancangan-rancangannya dan hampir setiap hari menggunakan busana karya sendiri ini mengatakan bahwa tujuan karir modenya kini sudah berkembang. “Saya ingin membawa label ini ke luar Indonesia untuk menunjukkan bahwa karya-karya desainer Indonesia tak kalah dengan karya-karya desainer luar negeri,” ucapnya.
Satu jam pembicaraan telah berlalu, liputan6.com kemudian mengambil beberapa foto dirinya dan karya-karyanya. Salah fotonya adalah Patrick yang berdiri di depan manekin-manekin yang memakai busana-busana rancangannya. Berbicara tentang pandangannya mengenai selera mode masyarakat Indonesia, Patrick mengaku bangga dengan gaya fesyen masyarakat Indonesia yang dinilainya lebih advance dibanding negara tetangga Malaysia dan Singapura.
“Saat di Singapura saya tak pernah melihat orang belanja sayur di grocery shop dengan dandanan yang baik. Berbeda dengan masyarakat Indonesia yang umumnya tampil gaya dengan high heels dan rambut yang tertata saat belanja kebutuhan sehari-hari di supermarket”.
Advertisement