Liputan6.com, Jakarta Jika ingin menyaksikan keindahan alam Indonesia terbalut tradisi leluhur yang masih kental, Anda perlu melancong ke Tana Toraja. Pasalnya kabupaten yang berlokasi di bagian utara Sulawesi Selatan ini masih melaksanakan tradisi leluhur hingga kini, termasuk salah satunya tradisi menyimpan jenazah di dalam goa.
Saat tim Liputan6.com berkunjung, yang ditulis Jumat (16/10/2015), untuk sampai ke Tana Toraja dari pusat Kota Makassar, tim lebih memilih menggunakan jasa mobil travel ketimbang angkutan umum. Hal tersebut bukan tanpa sebab, pasalnya angkutan umum yang melayani rute Makassar – Tana Toraja hanya tersedia di malam hari.
Baca Juga
Perjalanan dari Makassar menuju Tana Toraja menempuh jarak sekitar 300 km atau menghabiskan waktu sekitar 6 jam perjalanan melalui jalan trans Sulawesi yang sempit dan berliku. Namun bagi yang mendambakan perjalanan singkat, Anda bisa menggunakan pesawat wings yang melayani rute Makassar – Tana Toraja. Dengan menggunakan pesawat, perjalanan hanya memakan waktu tidak lebih dari 1 jam.
Advertisement
Salah satu objek wisata heritage di Tana Toraja adalah Goa Londa yang terletak di perbatasan antara Makale dan Rantepao, tepatnya berada di sebuah desa kecil bernama Sandan Uai. Saat memasuki kawasan tersebut, gapura klasik menyambut, sisi-sisinya dipenuhi ukiran khas Toraja. Gapura tersebut dihiasi tanduk kerbau yang menjuntai. Bagi masyarakat setempat, kerbau dianggap hewan suci yang mampu mengantarkan mereka ke alam lain yang disebut puya.
Goa Londa pada umumnya merupakan kompleks pemakaman kubur batu, goa ini menjadi tempat penyimpanan jenazah yang dikhususkan bagi mereka keturunan langsung leluhur Toraja. Jauh sebelum masuknya agama Islam dan Kristen, nenek moyang masyarakat Tana Toraja mengenal kepercayaan bernama Alukta. Kepercayaan inilah yang banyak mengatur dan menjadi landasan berbagai ritual adat dan tradisi dalam masyarakat toraja, salah satunya adalah tradisi menyimpan jenazah.
Alukta pada dasarnya tidak mengharuskan menyimpan jenazah, kepercayaan ini lebih mementingkan segera melaksanakan upacara pemakaman sebagai pelaksanaan dari Aluk To Mate atau memperlakukan orang yang sudah meninggal dunia. Karena semakin cepat jenazah di makamkan, akan semakin banyak kesempatan untuk melaksanan upacara pemberkatan lainnya.
Frans, salah satu guide lokal di Goa Londa mengatakan, banyak alasan mengapa jenazah-jenazah tersebut harus disimpan terlebih dahulu di dalam goa sebelum diupacarakan. Salah satunya adalah alasan menunggu kedatangan kerabat yang merantau, dan menunggu terkumpulnya biaya agar bisa melaksanakan Rambu Solo.
“Jenazah-jenazah ini juga ada namanya, ada yang To Maluka, jenazah ini hanya dianggap sebagai orang sakit, makanya kerabat yang masih hidup masih suka meletakkan pakaian, rokok, atau benda kesayangannya di sekitar jenazah. Yang kedua To Mate, jenazah yang ini sedang dalam rangkaian upacara Aluk To Mate,” ungkap Frans menjelaskan.
Goa Londa sendiri diperuntukkan khusus bagi marga keturunan Tau-tau. Di setiap sudut goa banyak dijumpai peti jenazah yang memang sengaja diletakkan secara bertumpuk, karena area goa yang semakin sempit. Untuk masuk ke dalam goa, pengunjung perlu sedikit merayap karena langit-langit goa yang pendek. Tak hanya itu, Anda juga perlu menyiapkan lampu penerangan jika ingin masuk sampai ke ujung goa.
Terlepas dari kesan yang menyeramkan, Goa Londa oleh pemerintah kabupaten telah ditetapkan sebagai salah satu wisata heritage di Tana Toraja. Dibuka untuk umum setiap hari, goa kubur batu ini kerap dikunjungi wisatawan mancanegara yang ingin melihat eksotika budaya Toraja dari dekat. (Ibo)