Meriahnya Parade Royal Wedding Banyuwangi Ethno Carnival 2015

Salah satu gelaran akbar yang ditunggu tiap tahun, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2015 kembali digelar dengan tema Usingnese Royal Wedding

oleh Dian Kurniawan diperbarui 18 Okt 2015, 16:08 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2015, 16:08 WIB
Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2015
Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2015 (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu gelaran akbar yang ditunggu tiap tahun, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2015 kembali digelar. Dengan konsep yang memadukan seni tradisional dan modern, karnaval megah tahun ini mengangkat tema Usingnese Royal Wedding yang menghadirkan ratusan peserta yang memperagakan ragam pengantin ala suku Using (masyarakat asli Banyuwangi)

"Setelah tahun-tahun sebelumnya sempat mengangkat Gandrung dan Barong Using, tahun ini yang kami persembahkan tradisi pengantin Suku Using. Ini cara Banyuwangi memperkenalkan budaya lokalnya ke publik global di saat daerah lain getol membawa tema global dalam eventnya," tutur Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas lokasi acara, Taman Blambangan Banyuwangi, Sabtu (17/10/2015).

Selain memperkenalkan busana tradisional pengantin Banyuwangi yang diberi sentuhan kekinian, BEC juga mempertontonkan berbagai upacara adat di antaranya Sembur Kemuning, Mupus Braen Blambangan, dan Sekar Kedaton Wetan.

Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2015 (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sembur Kemuning merupakan upacara adat pengantin masyarakat pesisiran di Banyuwangi. Para talent yang berperan mengenakan kostum yang dominasi warna kuning, oranye, dan ungu.

Sementara Mupus Braen Blambangan yang didominasi warna merah, hitam dan emas merupakan upacara adat pengantin masyarakat kelas menengah.

Sekar Kedaton Wetan merupakan upacara adat untuk pengantin kaum bangsawan yang nantinya akan diperagakan penampil dengan kostum dominasi warna hijau dan perak.

Pergelaran ini diawali tari Gandrung kolosal. Setelahnya, disambung prosesi ritual adat kemanten Using yakni perang bangkat. Sebuah ritual adat yang dilakukan dalam acara pernikahan (mantenan) apabila kedua mempelainya adalah anak terakhir atau anak ‘munjilan’.

Sepanjang acara berlangsung, masyarakat terlihat antusias menyaksikan parade fashion dan beberapa upacara adat yang menjadi tontontan budaya yang apik. (Dian Kurniawan/Nad)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya