Borobudur-Lembah Bamiyan Eratkan Indonesia-Afganistan

Pameran budaya UNESCO “Crossroad of Cultures : Bamiyan and Borobudur” mulai diadakan di Museum Nasional, Kamis 8 Desember 2016

oleh Akbar Muhibar diperbarui 09 Des 2016, 16:00 WIB
Diterbitkan 09 Des 2016, 16:00 WIB
UNESCO
UNESCO buka pameran "Crossroad of Cultures : Bamiyan and Borobudur" di Museum Nasional Jakarta

Liputan6.com, Jakarta Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan hubungan antar negara lewat kebudayaan yang beraneka ragam, salah satunya Candi Borobudur. Melalui kantor UNESCO di Jakarta, pemerintah mengembangkan dan menguatkan hubungan dengan Afganistan melalui sebuah pameran yang bertemakan “Crossroad of Cultures : Bamiyan and Borobudur” yang mulai diadakan di Museum Nasional, Kamis (8/12/2016).

Proyek tersebut adalah usaha untuk mengenalkan kebudayaan dan mengeratkan hubungan antar negara. Khususnya Indonesia dan Afganistan sejak zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Afganistan, Hamid Karzai pada tahun 2011.

"Kebudayaan adalah pengemudi dan memungkinkan untuk perkembangan yang berkelanjutan. Semoga kebudayaan dapat memberikan kedamaian, khususnya Indonesia dan Afganistan," ungkap Prof. Arief Rachman, Executive Chairman of the Indonesian National Commision for UNESCO saat ditemui saat peluncuran pameran. 

UNESCO buka pameran "Crossroad of Cultures : Bamiyan and Borobudur" di Museum Nasional Jakarta

Dengan mengaitkan dua warisan budaya UNESCO yaitu Candi Borobudur di Indonesia dan Lembah Bamiyan di Afganistan akhirnya promosi kebudayaan ini diwujudkan dengan kerjasama antara UNESCO dan Indonesian Funds-in-trust. Kedua lokasi ini ternyata memiliki sebuah kesamaan yang menarik, yaitu berasal dari kebudayaan Budha yang masih terjaga hingga saat ini.

Eratnya Hubungan Indonesia dan Afganistan

"Kita sudah memiliki hubungan erat ketika Presiden Sukarno mengunjungi Afganistan tahun 1961 dan kedutaan besar kami dibuka di Indonesia pada 1995. Semoga kegiatan ini dapat memberikan pertukaran informasi, kebudayaan dan sejarah sehingga mempererat hubungan antar dua negara. Kami percaya, motto unity in diversity (bhineka tunggal ika) ini takkan lekang oleh waktu," ujar H.E. Roya Rahmani, Duta Besar Afganistan untuk Indonesia.

Pameran "Crossroad of Cultures : Bamiyan and Borobudur" juga dilaksanakan di Afganistan sebagai bukti eratnya hubungan antara dua negara di Museum Nasional Afganistan pada 2 November hingga 31 Desember 2016. Sedangkan di Indonesia sendiri, pameran ini diadakan di tiga lokasi berbeda, yaitu Museum Nasional Indonesia pada tanggal 3 hingga 28 Desember 2017.

UNESCO buka pameran "Crossroad of Cultures : Bamiyan and Borobudur" di Museum Nasional Jakarta

Berbagai koleksi yang menunjukkan informasi berharga seperti sejarah, pendidikan, ekonomi, dan keagamaan ini juga dipertunjukkan di Galeria Mall di Yogyakarta pada 10-16 Januari 2016. Sedangkan di Museum Karmawibangga Borobudur, pameran yang bertujuan untuk mengapresiasi perkembangan dua negara ini juga didakana pada 20 Januari hingga 2 Februari 2017.

Dalam kegiatan ini pula diadakan lomba essay yang bertajuk "How Can Heritage Promote Peace" yang merupakan kerjasama antara UNESCO dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan peserta berasal dari SMP dan SMA yang ada di Jakarta, diharapkan mampu membuat essay kreatif, memiliki pemahaman yang dalam, dan mampu menuliskan pemikirannya dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 

"Kami berharap, kegiatan ini dapat memberikan kepedulian dengan warisan dunia, membagikan ilmu serta menyebarkan perdamaian pada masyarakat di dua negara, Indonesia dan Afganistan" tutup Bernards Alens Zako, Head of Culture Unit, UNESCO Jakarta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya