Aceh Surfing Festival 2016 Diubah Jadi Penggalangan Dana

Aceh Surfing Festival 2016 dipastikan akan berlangsung pada hari Rabu dan Kamis, 14 dan 15 Desember 2016.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Des 2016, 15:05 WIB
Diterbitkan 11 Des 2016, 15:05 WIB

Liputan6.com, Banda Aceh Aksi simpatik dilakukan oleh Kadisbudpar Aceh, Reza Pahlevi. Aceh Surfing Festival (ASF) 2016 yang semestinya dilangsungkan Sabtu-Minggu 10-11 Desember 2016 ini pun ditunda. Bahkan event di Pantai Kuala Cut Lampuuk, Aceh Besar, Banda Aceh itu diganti menjadi ajang penggalangan dana untuk membantu korban gempa bumi dengan kekuatan 6,5 SR yang melanda Kabupaten Pidie Jaya, Selasa 7 Desember 2016 lalu.

"Suasana masih berduka di Pidie Jaya. Jadi kita minta panitia surfing mengundurkan waktu agenda ini. Kita berharap panita juga dapat mengajak pengunjung acara nanti ikut serta menggalang dana sebagai salah satu agenda acara," sebut Kadisbudpar Aceh, Reza Fahlevi.

Kegiatan sport tourism ASF 2016 yang mengangkat tema “Challenge the Waves and Enjoy Culture” menurut sekretaris pelaksana, Nasrul dipastikan akan diundur beberapa hari dari jadwal sebelumnya, yakni pada tanggal 14-15 Desember.

"Aceh Surfing Festival 2016 resmi kita undur yang sebelumnya dijadwalkan 10-11 Desember, kita geser sekitar empat hari dan dipastikan akan berlangsung pada hari Rabu dan Kamis, 14 dan 15 Desember," jelasnya.

Selain suasana berkabung pasca gempa Pidie Jaya, Nasrul juga menjelaskan menurut akurasi dari laman magicseaweed.com ombak pantai Kuala Cut pada tanggal 14-15 Desember sangat bagus untuk peserta kompetisi surfing.

"Dari laman tersebut kita dapatkan akurasi sekitar 75 persen ombak sangat mendukung, khususnya bagi surfer yang ikut serta dalam kompetisi baik untuk kelas open dan grommet yang hingga kini sudah 32 peserta yang ikut mendaftar yang memperebutkan hadiah belasan juta rupiah, trophy, tiket pesawat, dan doorprize yang telah dipersiapkan panitia," jelasnya.

Tidak hanya ASF 2016, beberapa agenda yang akan digelar oleh Disbudpar Aceh lainnya juga diundur. Seperti pagelaran seni eksibisi dan malam apresiasi seni yang sebelumnya dijadwalkan 9-12 Desember juga ikut diundur menjadi tanggal 16-19 Desember mendatang yang akan digelar di Taman Budaya Aceh.

"Agenda pagelaran seni sebelumnya sudah kita jadwalkan 9-12 Desember, jadi karena musibah gempa yang melanda Pidie Jaya juga kita undurkan menjadi 16-19 Desember yang nantinya sekaligus dengan acara penyerahan sertifikat warisan budaya tak benda Indonesia 2016," sebut Kepala UPTD Taman Seni dan Budaya, Suburhan Pagan.

Pantai Kuala Cut Lampuuk

Pada malam yang sama juga, sebut Suburhan, panitia acara juga akan menggelar penggalangan dana untuk Pidie Jaya yang bekerjasa sama dengan Dewan Kesenian Aceh (DKA). Seperti diketahui, jika anda ingin surfing dengan ombak bagus dan menantang? Tak perlu jauh jauh ke Hawaii atau Goald Coast Australia. Di Pantai Kuala Cut Lampuuk, Aceh Besar tantangan ombaknya, dijamin tak kalah dengan Gold Coast Australia ataupun Hawaii Amerika Serikat.

Ya, selain wisata halal, Aceh juga punya spot surfing kelas dunia. Ada Pantai Kuala Cut Lampuuk, Aceh Besar, yang siap menyajikan tantangan yang memicu adrenalin. Pantainya berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Panorama alamnya? Dijamin indah dan tidak kalah dengan pantai-pantai lainnya.

Pantai Kuala Cut Lampuuk, Aceh Besar memang menyimpan eksotisme kelas dunia. Pantai ini kerap disebut sebagai "Kuta" nya Aceh. Pasirnya putih. Gulungan ombak dan hijaunya pepohonan di sana juga tak jauh beda dengan Pantai Kuta, Bali. Itulah sekilas gambaran Pantai Lampuuk. Selain menjadi tujuan wisata warga lokal, pantai ini salah satu destinasi wisata turis mancanegara.

Karena menyimpan sejuta pesona yang belum banyak diketahui oleh orang. Aceh Surfing Festival 2016 akan digelar di sana, dan itu langsung diburu puluhan surfer nasional dan mancanegara. Ada sekitar 50 peselancar nasional maupun internasional yang bakal ambil bagian di agenda sport tourism ini. Jumlah itu sangat mungkin bisa bertambah.

Kemasan acaranya? Dijamin menarik. Acara yang dikemas dengan tema “Challenge the Waves and Enjoy Culture” ini tidak saja menghadirkan kompetisi surfing bagi surfer. Agenda menarik lainnya seperti gathering lintas komunitas, flashmob, windsurfing, rapai dan hiburan serta sajian kuliner khas Aceh, kuah beulangong, juga bisa dinikmati di acara tersebut.

“Nikmatnya jadi bisa berkali-kali lipat. Selain surfing, bisa berwisata pantai, kuliner dan wisata budaya,” kata Reza.

Dan jangan takut kehabisan slot. Di Aceh Surfing Festival 2016, lombanya tak hanya dikuti orang dewasa saja. Pemula berusia di bawah 16 tahun juga diperbolehkan ikut lomba. Bagi yang berminat, talenta-talenta muda ini bisa tampil di kelas grommet yang diperuntukkan bagi anak-anak berusia di bawah 16 tahun.

Nah, bagi yang hanya ingin menonton, jangan takut merasa bosan di sana. Selain surfing, ada banyak pilihan berwisata di pantai berpasir putih sepanjang 5 km ini. Pantai dengan pasir putih lembut dengan tebing-tebing karang di ujung pantai menawarkan Anda untuk melakukan kegiatan berenang, berjemur dan bermain banana boat. Selain melakukan aktivitas pantai.

Di pantai ini Anda juga dapat melihat tempat pelestarian penyu serta dapat melepas Tukik (anak penyu) ke lautan bebas. Dan saat senja menyapa, Anda juga bisa menikmati pemandangan sunset. Bagi yang hobi photografi dan memancing, di sinilah surganya. Ada banyak spot foto dan memancing yang oke punya.

“Datang saja akhir pekan mendatang ke Aceh. Dijamin Anda tak akan rugi,” kata Reza.

(Adv)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya