Wajah Baru Pariwisata Belitung Pasca-Novel Laskar Pelangi

Bukan lagi kawasan tambang, Belitung kini berubah menjadi destinasi wisata favorit baru bagi wisatawan nusantara dan manacanegara.

oleh Annissa Wulan diperbarui 12 Sep 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2017, 06:00 WIB
20160902-Pantai Parai Tenggiri, Sang Primadona dari Pulau Bangka Belitung-Bangka
Gugusan batuan yang berjajar rapi dan terlihat apik di Pantai Parai Tenggiri tersebut dinamakan Rock Island. Suasana di Rock Island ini sangat romantis, terutama ketika malam hari. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta Jika Anda merupakan penggemar film, mungkin nama Belitong atau yang lebih akrab dikenal sebagai Belitung sudah akrab di benak. Belitung menjadi kawasan yang sangat disorot oleh sang penulis cerita, Adrea Hirata dan pembuat film Laskar Pelangi, Mira Lesmana, dan Riri Riza, terutama keindahan alamnya.

Salah satu kawasan di Belitung juga telah menjadi bagian dari 10 destinasi prioritas di Indonesia yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu Tanjung Kelayang. Tidak heran jika Belitung sebagai kawasan bahari, serta tambang timah yang melimpah kini memiliki wajah baru yang lebih modern.

Sejak mendapat sorotan dan menjadi destinasi prioritas, Belitung membuka dirinya untuk wisatawan dari mancanegara, melalui dibukanya penerbangan langsung internasional ke Belitung. Pada Minggu (10/9/2017), 188 orang investor dari MBCC atau Malindo Business & Culture Center menggunakan Sriwijaya Air terbang langsung ke Belitung untuk membuka peluang investasi.

"Satu hal yang pasti terlihat dan terasa setelah film Laskar Pelangi itu ya antusias masyarakat untuk datang dan mengolah pariwisata yang ada di sini. Andrea Hirata memiliki peranan yang besar terhadap kemajuan pariwisata Belitung. Maka, dengan dibukanya penerbangan langsung ke Belitung ini diharapkan ya lebih banyak lagi orang yang datang dan bisa menikmati Belitung," ungkap Santy dari Asita atau Perhimpunan Travel Agent DPD Kepulauan Bangka Belitung saat ditemui oleh Tim Liputan6.com.

Santy juga mengakui bahwa akses di daerah Belitung saat ini jauh lebih mudah sejak banyaknya masyarakat Indonesia yang berdatangan. Mulai dari jalan raya, kendaraan bermotor, sampai fasilitas hotel dan penginapan.

"Dulu kami itu baru satu-satunya travel agent, hotel terbatas, paling bagus ya bintang dua lah. Kendaraan masih sulit, dulu paling bagus ya mobil kijang tua, sekarang sudah mulai banyak mobil-mobil yang lebih bagus dan canggih," papar Santy.

Mengundang Investor

Ditemui oleh Tim Liputan6.com pada acara penyambutan para calon investor asing di Belitung, Bupati Provinsi Belitung, Sahani Saleh mengakui bahwa dirinya sangat bersyukur dengan adanya penerbangan internasional langsung ke Belitung, serta hadirnya para calon investor asing ke Bumi Laskar Pelangi tersebut.

"Selama ini masyarakat hidup paling besar dari tambang, setelah film Laskar Pelangi, mindset masyarakat berubah, ada sesuatu yang lebih besar dan menjanjikan daripada tambang, yaitu pariwisata. Ini juga menjadikan masyarakat lebih sadar untuk melestarikan alam dan merawat seni budaya daerah," ujar Sahani Saleh.

Sahani Saleh juga menceritakan bahwa tumbuhnya pariwisata di Belitung mendorong munculnya ekonomi kreatif dari masyarakat sendiri.

"Buktinya, dulu nelayan di sini adalah nelayan tangkap, sekarang mereka adalah nelayan wisata. Istrinya juga tidak mau kalah, membuat kuliner. Di Belitung sendiri sudah ada 17.000 UKM," cerita Sahani Saleh.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara juga menjelaskan bahwa ada dua perubahan paling signifikan yang terjadi di Belitung setelah keluarnya film Laskar Pelangi.

"Dengan adanya film Laskar Pelangi, Belitung yang tadinya tidak ada di peta pariwisata, sekarang menjadi salah satu dari destinasi prioritas Indonesia. Buktinya, sejak saat itu, jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Belitung meningkat hingga seribu persen lebih, berdasarkan data yang dilakukan tiga tahun yang lalu," papar I Gde Pitana.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya