Selipkan Pesan Baik pada Anak Lewat Kebiasaan Mendongeng

Meski mendongeng bisa jadi media efektif penyampai pesan dan membangun kedekatan, ada durasi waktu yang harus diperhatikan agar efektif.

oleh Putu Elmira diperbarui 22 Feb 2019, 18:30 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2019, 18:30 WIB
Awam Prakoso adalah seorang Story Telling/Pendogeng
Pendongeng dan pendiri Kampung Dongeng Awam Prakoso dalam acara literatur di Perpustakaan Nasional. (Liputan6.com/Indah Permata Niska)

Liputan6.com, Jakarta - Sudahkah Anda mendongeng bagi anak malam ini? Awam Prakoso, praktisi dongeng sekaligus pemerhati anak menerangkan dongeng sangat bermanfaat untuk menjalin kedekatan antara orangtua dan anak. Dengan cara menarik, orangtua bahkan bisa menyelipkan pesan penting kepada anak lewat bawah sadarnya.

Mendongeng juga bisa meningkatkan kreativitas anak. Hal itu karena saat mendongeng, orangtua akan merangsang anak berimajinasi lewat cerita yang dituturkan. Meski begitu, dongeng memiliki waktu emas agar pesan dan ide bisa diterima dengan baik.

"Itu tergantung usia anak. Untuk anak usia dini, tidak memerlukan waktu yang lama sekitar 7 menit cukup. Tapi bagi anak-anak yang duduk di sekolah dasar bisa tahan sampai setengah jam," kata Awam saat ditemui di acara MoneyGram Foundation: Konsisten Tingkatkan Kemampuan Literasi di Indonesia, Kamis, 21 Februari 2019 di Gedung Teater Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta.

Agar tetap menarik bagi anak-anak, dongeng yang panjang bisa dibuat menjadi cerita berseri. Namun seringkali, orangtua kehabisan ide cerita dan menjadikan cerita kering. Menurut Awam, hal itu bisa diatasi dengan banyak membaca buku.

"Seorang penutur harus mecari referensi dari buku-buku. Jika tidak mencari referensi dari buku-buku, dia hanya akan memiliki satu keuntungan ketika ceritanya diserap oleh anak-anak. Apabila mengambil referensi dari buku-buku akan memperoleh dua keuntungan anak menerima pesan dan anak akan tergerak hati dan perasannya untuk mencintai buku," tutur Awam. 

Untuk anak usia dini, orangtua bisa mengenalkan dengan buku bergambar yang mengetengahkan bentuk dan visual yang menarik. Semakin meningkatnya usia anak, Anda bisa memperkenalkan buku dengan semakin banyak tulisan. Tentu saja, cara memperkenalkannya harus menyenangkan agar anak tak trauma membaca buku.

"Dan untuk saat ini, Anda tidak perlu kawatir untuk mencari buku, saat ini banyak sekali diskon buku dan Perpustakaan Nasional membagikan buku-buku gratis kepada semua komponen yang membutuhkan seperti Kampung Dogeng," ujar Awam.

Sumber kedua untuk bahan dongeng orangtua adalah pengalaman, baik yang dialami Anda langsung maupun diceritakan orang lain. Agar tak lupa, Awam menganjurkan untuk terbiasa mencatatkan cerita secara tertulis. Catatan itu juga bisa membantu Anda tak bingung ketika mendongengkannya pada anak-anak.

Sementara, sumber bahan dongeng terakhir adalah pertunjukan dongeng yang tampil di berbagai tempat. Salah satunya adalah di Kampung Dongeng yang sudah tersebar di Indonesia.

"Ini adalah upaya bagaimana orangtua dan guru bisa lebih dekat dan diperhatikan oleh anak karena dongengnya disampaikan secara menarik. (Indah Permata Niska)

 

Saksikan video pilihan di bawah ini :

Anak-anak membaca buku.
Ilustrasi anak-anak membaca buku. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya