10 Tahun Beroperasi, Pesawat Boeing 747-400 Milik Lion Air Berhenti Mengudara

Lion Air menggelar acara spesial untuk menandakan berakhirnya peroperasian pesawat Boeing 747-400 yang sudah melayani rute domestik dan Jeddah-Madinah.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Mar 2019, 14:45 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2019, 14:45 WIB
Lion Air pensiunkan pesawat jumbo Boeing 747-400. (Foto: Humas Lion Air)
Lion Air pensiunkan pesawat jumbo Boeing 747-400. (Foto: Humas Lion Air)

Liputan6.com, Jakarta - Lion Air mengakhiri pengoperasian Boeing 747-400 registrasi pesawat PK-LHG yang memiliki 12 kursi kelas bisnis dan 492 kelas ekonomi setelah 10 tahun dipergunakan.

"Pesawat kategori berbadan lebar (wide body) ini merupakan satu-satunya armada yang dimiliki Lion Air berkonfigurasi dua kabin (double deck) dan dioperasikan oleh perusahaan sejak 23 April 2009 oleh Lion Air," kata Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, seperti dilansir Antara, Senin (25/3/2019).

Boeing 747-400 selama ini diandalkan karena memiliki beberapa keunggulan antara lain aerodinamis, teknologi dan struktural lebih efisien, dapat terbang jarak jauh (long range non-stop) berkecepatan tinggi, serta mampu membawa lebih banyak tingkat isian (payload) penumpang, juga kargo.

Lion Air, kata Danang, sangat bangga mengoperasikan pesawat berjuluk "Queen of the Skies" selama ini guna melayani penerbangan komersial di domestik seperti Soekarno-Hatta Tangerang, Medan Kualanamu, Batam, Surabaya, Denpasar dan Makassar, serta tujuan internasional ke Jeddah dan Madinah.

Pesawat Boeing 747-400 berperan sangat penting dalam perjalanan Lion Air karena berkontribusi positif. Untuk itu, Lion Air akan menggelar acara spesial yang mengangkat tema momen terakhir dan bersiap menyambut pesawat baru "Last Moment Boeing 747-400 & Welcoming Airbus 330-900NEO".

Danang menyatakan, momen tersebut sekaligus menegaskan bahwa Lion Air mengedepankan program peremajaan armada. Langkah strategis itu, sambungnya, menjawab dinamika pasar, permintaan tren perjalanan, serta menawarkan kenyamanan dan pengalaman mengesankan di setiap perjalanan udara dengan mengoperasikan pesawat generasi baru.

 

Pengganti Boeing

Airbus A320 NEO. (Foto: Airbus)
Airbus A320 NEO. (Foto: Airbus)

Selanjutnya, pesawat berbadan lebar Airbus 330-900NEO akan dikirimkan secara bertahap sesuai jadwal dan direncanakan tiba di Indonesia pada Mei 2019. Tahun ini, Lion Air akan menerima dua pesawat.

Pada 2018, maskapai telah memesan sepuluh unit Airbus 330-900NEO dan memiliki opsi memperoleh empat pesawat sejenis. Kesepuluh pesawat dijadwalkan pada 2019 dan 2020.

Lion Air sudah mempersiapkan segala hal berkaitan pengoperasian Airbus 330-900NEO seperti sumber daya manusia (pilot, awak kabin, teknisi), layanan di darat (ground handling), pusat pelatihan, dan hal-hal lain yang terkait.

Danang mengaku, pihaknya sangat senang menambah Airbus 330NEO ke jajaran armada sejalan pengembangan bisnis penerbangan jarak jauh dengan biaya efisien. Pesawat ini dikenal karena menawarkan lebih hemat bahan bakar dan jangkauan terbang lebih panjang.

Kehadiran Airbus 330NEO untuk memperluas jaringan atau rute Lion Air, memperkuat armada, serta melengkapi wide body yang sudah dioperasikan lewat tiga Airbus A330-300 (440 kelas ekonomi).

Pengoperasian Airbus 330NEO akan memberi nilai tambah pada pelanggan dengan hadirnya penerbangan langsung antara lain penerbangan umrah non-stop dari Makassar ke Madinah, Balikpapan ke Jeddah, Surabaya ke Madinah, Solo tujuan Jeddah. Selain itu, Lion Air mempersiapkan ekspansi pasar wisata ke Asia Selatan, salah satunya India.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya