Liputan6.com, Jakarta -Â Ada yang pernah menyantap pelleng (dibaca dengan eu)? Makanan tradisional asal Pakpak Bharat, Sumatera Utara, itu baru saja meraih penghargaan sebagai makanan tradisional terpopuler versi Anugerah Pesona Indonesia 2019, akhir November 2019 lalu.
Meski meraih kategori populer, namanya masih kalah pamor dari menu ikan arsik dan lontong Medan. Tempat yang menjualnya juga tak gampang ditemukan, khususnya di Jakarta. Namun, Liputan6.com berhasil menemukannya saat malam penganugerahan itu digelar.
Pemkab Pakpak Bharat khusus menyajikannya makanan tradisional itu di mangkok plastik kepada tamu undangan. Tampilannya sekilas mirip tumpeng, tetapi dilengkapi dengan kuah bening berwarna kekuningan seperti kuah soto.Â
Advertisement
Baca Juga
Faktanya, tekstur pelleng mirip dengan nasi tim. Lembek tapi tidak cair. Bahan utamanya dari beras putih yang ditanak hingga mencapai konsistensi tersebut.Â
Bila kuah soto bercita rasa gurih, kuah pelleng justru dominan asam karena ada penggunaan sari asam cikala. Kuahnya juga kaya rempah-rempah seperti kunyit, lengkuas, daun salam, serai, dan cabai. Di atasnya ditaburi suwiran ayam.
Kepala Dinas Pariwisata Pakpak Bharat Bambang Sunarjo Banurea menerangkan pelleng sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Awalnya disajikan sebagai makanan penyemangat bagi mereka yang akan berperang.Â
Namun kini, hidangan itu dibuat untuk beragam tujuan, terutama mereka yang akan memulai sesuatu yang penting seperti hendak ujian sekolah, merantau, membuka ladang, atau membangun rumah. "Ya, kaya syukuran begitu," kata dia kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Mengandung Doa
Saat hendak memberikannya kepada anak-anak sekolah, misalnya, para orangtua juga akan menyampaikan beberapa nasihat. Di samping itu pula terselip doa bagi mereka.
"Jadi, pelleng sekarang sebagai simbol doa baik dari orangtua kepada anak," ucapnya.
Sementara itu, analis pariwisata Dispar Pakpak Barat Wiwin Saragih menyebut pelleng sebenarnya terdiri dua jenis, yakni pelleng simsim dan pelleng kepas. Pelleng simsim adalah yang dicicipi di atas, sedangkan pelleng kepas bentuknya lebih mirip tumpeng karena lebih kering.
Sajian itu biasanya dibuat masing-masing keluarga untuk perayaan istimewa. Tapi sekarang, ada juga penjual pelleng yang biasanya muncul di pasar kaget setiap akhir pekan.
"Harganya sekitar Rp50 ribuan," kata dia.
Meski pelleng lebih mudah ditemukan di Pakpak Bharat, bukan berarti tak bisa didapat di wilayah lain. Wiwin menyebut makanan itu juga bisa ditemukan di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, dan Aceh.
"Pakpak Bharat itu kan nama salah satu sub suku, jadi orang-orangnya bisa ada di mana-mana," jelasnya.
Advertisement