Liputan6.com, Sumedang HardFest Pesona Jatigede 2020 yang digelar pada 25-26 April 2020 dan mengambil venue di Kawasan Waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat diprediksi berlangsung lebih meriah dan seru. Beragam potensi Sumedang akan disajikan masif sebagai daya tarik utama pariwisata.
Destinasi berjuluk Kota Tahu ini memiliki alam dan budaya eksotis. Eventnya beragam dengan skala internasional. Selain atraksi, aksesibilitas dan amenitasnya bagus. Kota Tahu juga ditopang industri ekonomi kreatif kompetitif dari lini kuliner, ukiran kayu/meubel, sepatu rajutan, bahkan senapan angin. Kehadiran HardFest Pesona Jatigede yang sudah memasuki edisi ke-4 ini sekaligus menjadi momen kampanye Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Jatigede.
“HardFest Pesona Jatigede 2020 pasti akan digelar lebih meriah. Semua kekayaan dan potensi pariwisata Sumedang akan ditampilkan. Sebab, posisinya sangat strategis sebagai penegasan betapa potensialnya beragam produk pariwisata dan ekonomi kreatif di sini. Bagaimanapun, kami terus mendorong Kawasan Waduk Jatigede sebagai KEK Pariwisata,” ungkap Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, Jumat (14/2).
Memuluskan skenario pengajuan KEK Pariwisata Jatigede, beragam upaya sudah dilakukan Kota Tahu. Selain tahap adminstrasi, mereka juga telah menggadeng Indonesia Tourism Development Cooperation (ITDC). Sebab, Jatigede memakai KEK Pariwisata Mandalika, Nusa Tenggara Barat, sebagai rujukannya. Dony menambahkan, penetapan status KEK Pariwisata memberikan banyak keuntungan bagi daerah.
“Berbagai langkah sudah ditempuh. Sejauh ini sangatlah positif. Kami sangat optimistis KEK Pariwisata Jatigede bisa ditetapkan secepatnya. Kalau status KEK sudah didapat, maka pengembangan pariwisata di Jatigede akan semakin bagus. Artinya, ada banyak keuntungan yang didapat daerah, khususnya bagi masyarakatnya. Tentu di situ ada ekonomi dan kesejahteraan,” lanjut Dony.
15 Wilayah Status Kawasan Ekonomi Khusus
Mengacu komposisinya, Indonesia memiliki 15 wilayah dengan status KEK hingga Senin (6/1). Untuk komposisinya ada 6 KEK Pariwisata dan 9 KEK Industrinya. Selain Mandalika, slot KEK Pariwisata diisi oleh Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), dan Morotai (Maluku Utara). Ada juga KEK Pariwisata Likupang (Sulawesi Utara) hingga Singhasari (Jawa Timur).
Usai ditetapkan, pergerakan progresif langsung ditunjukan oleh KEK Pariwisata dan Industri. Dari total 15 KEK, sebanyak 73% sudah beroperasi dan mendapatkan aliran investasi. Hingga akhir 2019, aliran investasinya mencapai Rp22,2 Triliun. Semakin kompetitif, KEK tersebut memiliki kemampuan serapan tenaga kerja hingga mencapai 8.686 orang.
“Status KEK memberi kesempatan bagi destinasi mendapat beragam akses dan tumbuh cepat. Destinasi Kawasan Waduk Jatigede dan Sumedang akan berkembang pesat bila berstatus KEK. Apalagi, potensi Sumedang besar. Itu bisa dilihat dari HardFest Pesona Jatigede 2020,” terang Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Wawan Gunawan.
Sebagai rujukan, Kota Tahu bisa melihat jaminan pertumbuhan ekonomi KEK Likupang dan Singhasari. Meski baru ditetapkan beberapa waktu, keduanya langsung mendapatkan garansi investasi. Berlokasi di Minahasa Utara, Sulawesi Utara, KEK Likupang memiliki potensi aliran investasi usaha hingga Rp750 Miliar di tiga tahun pertama. Pada kurun waktu sama, investasi fisik kawasan mencapai Rp164 Miliar.
Lalu, bagaimana impact langsungnya? Potensi manfaat ekonomi besar sudah dimiliki KEK Singhasari dengan pilar pariwisata dan ekonomi digital. Berada di Kabupaten Malang, Jawa Timur, KEK Singhasari diprediksi mampu mengalirkan devisa sekitar Rp23,6 Miliar hingga 2030. Pengaruhnya terhadap Produk Domestik Regional Bruto daerah mencapai Rp135,33 Miliar. Serapan tenaga kerjanya sekitar 6.863 orang.
“Secara perinsip, kami tetap mendukung Jatigede sebagai KEK Pariwisata. Potensinya itu memang luar biasa di sana. Industri pariwisata di Sumedang pasti tumbuh cepat dengan kuota besar. Mereka sekarang memang punya momentum untuk branding melalui HardFest Pesona Jatigede 2020,” tutup Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelengggara Kegiatan (Event) Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf Rizki Handayani.
Advertisement
Lanjutkan Membaca ↓