Liputan6.com, Jakarta - Sudah tak lagi tertampik bahwa pandemi COVID-19 membuat sektor pariwisata di seluruh dunia harus memelankan laju, bahkan sempat berhenti sama sekali. Semua akses, mulai dari pelayaran, penerbangan, penginapan, hingga taman hiburan, semua harus ditutup sementara.
Hal tersebut menyebabkan perjalanan yang sudah direncanakan berbulan-bulan terpaksa ditunda maupun dibatalkan. Beberapa bulan berlalu, publik pun mengadopsi opsi wisata yang dinilai cukup aman dan memungkinkan di masa krisis kesehatan global.
Ya, baru-baru ini, milenial di Amerika Serikat memutuskan pergi berkemah. Mengutip laman Fox News, Jumat, 2 Oktober 2020, menurut survei Kampgrounds of America, jaringan perkemahan terluas di Amerika Serikat dan Kanada, kebanyakan 55 persen gelombang milenial yang datang berkemah adalah pelancong baru.
Advertisement
Baca Juga
Sementara, untuk pelancong lama yang memang sudah biasa berkemah berada di persentase 40 persen. Para pelancong baru mengatakan, selama pandemi, kebanyakan mereka bekerja dari rumah.
Rutinitas itu cukup menimbulkan kebosanan. Maka dari itu, mereka memutuskan pergi bersama keluarga dan anak-anak ke alam terbuka, tanpa mengabaikan protokol kesehatan, mengingat risiko transmisi virus corona baru masih ada.
Survei itu pun menunjukkan, 40 persen pelancong baru tak segan kembali datang berkemah di tahun selanjutnya. Selain bisa membuat pikiran rileks dan menghirup udara segar, berkemah juga menumbuhkan rasa keberanian pada diri seseorang.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Populer di Masa Pascapandemi
Toby O'Rourke, Presiden dan CEO KOA, mengatakan, "Peningkatan minat berkemah dan pengaruhnya terhadap industri perhotelan luar ruang secara lebih luas membuat saya senang dan bersemangat."
Terlebih, pelancong baru disinyalir akan terus datang untuk berkemah di masa depan. Mereka telah merasakan sendiri bahwa waktu yang dihabiskan di luar ruangan sangat berdampapak positif bagi kehidupan.
Anggapan ini pun diperluas dengan persepsi bisa didapatkan, bahkan di masa pascapandemi. Namun, fasilitas di lokasi perkemahan tergolong sangat terbatas. Salah satu yang dikeluhkan adalah keberadaan kamar mandi pribadi. (Vriskey Herdiyani)
Advertisement