Liputan6.com, Jakarta - Industri perjalanan saat ini tengah berjuang dari hantaman masa pandemi corona Covid-19. Karena permintaan konsumen yang rendah di masa krisis ini, maskapai penerbangan Korea Selatan, Asiana Airlines, pun terbelit masalah finansial. Untuk itu, Korean Air sepakat untuk membantunya dengan mengakuisisi maskapai rivalnya tersebut.
Dilansir dari South China Morning Post, Selasa (17/11/2020), Korean Air pada Senin, 16 November 2020, menyebut bakal membeli Asiana Airlines yang bermasalah. Kesepakatan pembelian itu senilai 1,6 miliar dolar AS atau setara Rp22 triliun.
"Alasan utama di balik keputusan Korean Air untuk mengakuisisi Asiana Airlines saat ini adalah untuk menstabilkan industri penerbangan Korea yang sedang menderita pandemi Covid-19," kata Korean Air dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan AFP.
Advertisement
Baca Juga
"Setelah Korean Air menyelesaikan akuisisi Asiana Airlines, maskapai ini diharapkan menempati salah satu dari 10 maskapai teratas di dunia," lanjut pernyataan tersebut.
Korean Air menyampaikan, akan membayar 1,8 triliun won Korea atau setara Rp22,8 triliun untuk Asiana menggunakan uang tunai dari right issue 2,5 triliun won Korea awal tahun depan. Kesepakatan tersebut juga mencakup afiliasi Asiana, termasuk penerbangan bertarif rendah, Air Seoul dan Air Busan.
"Mengingat status keuangan Korean Air juga dapat terancam jika situasi Covid-19 berkepanjangan, maka tidak dapat dihindari untuk merestrukturisasi pasar penerbangan domestik untuk meningkatkan daya saingnya," jelas Korean Air.
Asiana telah cukup lama dibayangi masalah keuangan yang memaksa perusahaan induk Kumho Industrial menjual 31 persen sahamnya tahun lalu karena mendapat tekanan dari kreditornya. Kesepakatan sebelumnya untuk builder HDC Hyundai Developer Korea Selatan untuk membeli Asiana pada September karena pandemi Covid-19.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kerugian Asiana
Asiana melaporkan kerugian operasional sebesar 268 miliar won Korea dalam enam bulan pertama tahun ini, dengan utangnya melonjak menjadi 11,5 triliun won. Namun, Korean Air dan perusahaan induknya Hanjin Group berharap akuisisi Asiana dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar global.
"Secara umum, negara dengan populasi kurang dari 100 juta memiliki satu operator layanan penuh. Namun, Korea memiliki dua maskapai penerbangan layanan penuh, yang memberikan kerugian kompetitif dibandingkan dengan negara-negara seperti Jerman, Prancis, dan Singapura dengan satu maskapai penerbangan besar," bunyi pernyataan tersebut.
Kantor berita Yonhap Korea Selatan melaporkan, kementerian transportasi negara itu dan kreditor Asiana, termasuk Bank Pembangunan Korea yang dikelola pemerintah, melihat kesepakatan itu sebagai hal yang "tak terelakkan" untuk mencegah kerugian yang lebih besar selama pandemi.
Advertisement