Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan risiko tertular virus corona baru dari makanan setelah jejaknya teridentifikasi di sampel es krim produksi kota Tianjin, Tiongkok, menyeruak. Pekan lalu, pihak berwenang di wilayah tetangga Beijing ini mengatakan, tiga sampel es krim ditemukan mengandung SARS-CoV-2.
Melansir laman South China Morning Post, Kamis (21/1/2021), investigasi menunjukkan bahwa bahan susu bubuk Ukraina untuk membuat es krim adalah sumber yang mungkin memboyong risiko infeksi COVID-19. Ini disebut setelah tiga sampel susu bubuk dan dua sampel es krim lebih lanjut dari gelombang yang sama juga ditemukan mengandung virus corona baru.
Advertisement
Lebih dari 2,8 ribu sampel diambil dari es krim, pengemasan, pabrik, dan toko eceran. Sebagian besar es krim yang berpotensi terkontaminasi telah dilacak dan ditarik kembali dari pasaran, tapi 21 es krim tetap belum ditemukan, kata pihak berwenang.
Advertisement
Baca Juga
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kemungkinan tertular COVID-19 dari makanan beku terbilang rendah. Namun demikian, Tiongkok telah mengaitkan infeksi dengan makanan impor. Pada November 2020, seorang pengemudi truk, juga dari Tianjin, terinfeksi COVID-19 yang ditemukan pada daging babi impor asal Amerika Utara, menurut otoritas setempat.
Penemuan jejak virus corona baru di es krim pun menimbulkan pertanyaan, mengingat makanan biasanya dikonsumsi langsung saat dingin. Han Jie, seorang profesor ilmu lingkungan dari Universitas Xian Jiaotong, Tiongkok, mengatakan, "Pencemaran bahan baku es krim berbeda dengan pencemaran yang terjadi sebelumnya selama transportasi makanan rantai dingin dan ritel."
"Makanan beku biasanya aman dikonsumsi setelah diolah dengan suhu tinggi, seperti dimasak. Tapi, es krim tak akan diperlakukan demikian. Apakah virus dapat menginfeksi orang melalui saluran pencernaan jika masuk ke tubuh melalui makanan, sejauh yang saya tahu belum ada bukti yang meyakinkan," sambungnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Penelitian tentang Risiko Penularan Virus Lewat Makanan
Han adalah salah satu penulis ulasan yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Chemistry Letters pada Oktober 2020. Di sana, tim penulis melihat bukti saat itu tentang apakah COVID-19 dapat ditularkan melalui makanan dan area yang diidentifikasi membutuhkan penelitian lebih lanjut.
"Lingkungan bersuhu rendah yang terus-menerus dijaga melalui penyimpanan dan pengangkutan makanan yang didinginkan, juga dibekukan dapat secara dramatis memperpanjang kelangsungan hidup SARS-CoV-2, karakteristik yang biasa diamati pada virus korona lainnya,” kata ulasan tersebut.
"Deteksi SARS-CoV-2 dalam makanan beku menunjukkan bahwa ini bukan insiden acak dan terisolasi, tapi lebih merupakan tanda kontaminasi virus dan penularan melalui makanan dapat menghadirkan risiko sistematis, mengingat pandemi yang sedang berlangsung," sambung mereka.
Penelitian sebelumnya menunjukkan virus corona baru bertahan lebih lama pada suhu empat derajat celcius ketimbang suhu lebih tinggi. Virus korona lain, termasuk yang menyebabkan sindrom pernafasan akut parah (SARS), ditemukan bertahan hidup pada suhu empat derajat celcius selama 14--49 hari.
Ketahanannya tergantung pada bahan tempat mereka disimpan. Tapi, penelitian khusus tentang kelangsungan hidup SARS-CoV-2 pada permukaan makanan masih kurang, kata ulasan tersebut.
Advertisement
Meningkatkan Penelusuran
Kasus makanan yang ditemukan terkontaminasi virus tercatat jarang terjadi. Pusat Penilaian Risiko Keamanan Pangan Nasional China mengatakan, inspeksi acak menghasilkan tes positif hanya 0,48 kali per 10 ribu sampel.
Dari 873.475 sampel makanan beku yang diperiksa secara acak bea cukai, hanya 13 yang dinyatakan mengandung SARS-CoV-2.
Coba mencegah makanan yang terkontaminasi, Tiongkok telah meningkatkan penelusuran. Sebuah platform sedang diuji untuk berbagi informasi dengan restoran tentang pemrosesan, status ritel, dan penjualan lebih dari 90 persen makanan beku impor, menurut regulator pasar China.
Pihaknya juga mendorong produsen makanan menyimpan catatan untuk membantu ketertelusuran jika terjadi insiden keamanan pangan.
Cara Aman Pesan Makanan via Online dari COVID-19
Advertisement