Liputan6.com, Jakarta - Menyasar wilayah-wilayah tertentu, Indonesia berencana membuka kembali gerbang perbatasan menyambut wisatawan mancanegara (wisman). Realisasinya dijadwalkan mulai April mendatang.
Mengupayakan pelaksanaannya, berbagai persiapan pun dilakukan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) masih terus mensertifikasi Cleanliness, Health, Safety, dan Environment (CHSE), di samping juga mendorong penerapan protokol kesehatan secara ketat.
Selain itu, vaksinasi COVID-19 pada pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) juga sudah mulai terselenggara sejak akhir Februari lalu di beberapa wilayah, termasuk Bali. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pun sempat memantau vaksinasi COVID-19 bagi pekerja Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Advertisement
Baca Juga
Sandi mengatakan, vaksinasi merupakan upaya mempersiapkan Bali menyambut kedatangan kunjungan wisman ketika penerbangan internasional kembali dibuka. Menparekraf berharap, setelah penerbangan internasional kembali dibuka, semua pegawai bandara di Bali sudah divaksin.
Disusul Travel Corridor Arrangement (TCA), yang sesuai keterangan Menparekraf, tengah memasuki tahap finalisasi. Menurut Sandi, inisiasi ini akan dipraktikkan di Bali, yakni di wilayah Nusa Dua, Sanur, dan Ubud; Batam, juga Bintan dengan Nongsa dan Bintan Lagoi sebagai zona prioritas.
Sebelumnya, Sandi juga telah mendorong agar masyarakat, serta pekerja sektor pariwisata dan ekraf di Zona Hijau diprioritaskan dalam menerima vaksinasi COVID-19 guna menciptakan herd immunity atau kekebalan komunitas.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Negara-Negara Target TCA
Dengan menerapkan TCA, wilayah Batam dan Bintan dijadwalkan akan kembali dibuka bagi wisman pada 21 April 2021. Sementara, Bali menargetkan kunjungan pelancong internasional pada Juni atau Juli 2021 mendatang.
Soal negara mana saja yang dilibatkan dalam program TCA, Sandi sempat menyebut beberapa nama, seperti Belanda, Tiongkok, Uni Emirat Arab atau negara Timur Tengah lain, dan Singapura. "Tapi, finalisasinya tergantung dari Travel Corridor Arrangement dari masing-masing negara," ucapnya.
Soal realisasi sesuai timeline, Sandi mengatakan bahwa keputusan akhir persetujuan ini berada di tangan Kementerian Luar Negeri. "Sembari kita sampaikan juga ke Pak Presiden," kata Sandi.
Ia menyatakan sampai saat ini, pihaknya terus menguji coba semua rencana agar tidak ada tahapan yang terlampaui. "Mudah-mudahan dalam beberapa minggu mendatang, kita akan sampaikan progress-nya pada teman-teman wartawan," sambung mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.
Advertisement