Liputan6.com, Jakarta - Pangeran Harry dan Meghan Markle telah berbicara tentang artikel tabloid dan komentar media sosial rasis, juga seksis yang ditujukan pada mereka. Merusak kesehatan mental, temuan ini disebut berkontribusi pada keputusan pasangan Sussex untuk mundur dari tugas kerajaan, hampir dua tahun lalu.
Duke of Sussex secara khusus menyoroti satu frasa yang dipopulerkan media Inggris setelah kepergiannya dan Meghan dari Istana Buckingham pada awal 2020: megxit. Ia mengakui bahwa itu secara inheren misoginis dalam komentar di sebuah panel yang diselenggarakan Wired, baru-baru ini, melansir Buzzfeed News, Kamis (11/11/2021).
Advertisement
Baca Juga
Anda mungkin juga jadi salah satu yang sudah familiar dengan ungkapan tersebut. "Megxit," diambil dari kata Brexit, mengacu pada penarikan Inggris dari Uni Eropa, dan mulai muncul di berita utama, serta utas Twitter setelah Harry dan Meghan mengumumkan kepindahan mereka ke Amerika Utara.
Saat berbicara di panel Internet Lie Machine Wired, Harry secara khusus menyoroti bahwa "megxit" adalah idiom yang sarat dengan seksisme. Ekspresi itu dinilai mencerminkan nada umum liputan media tabloid tentang hubungan pasangan itu karena terlalu menargetkan Meghan.
"Itu dibuat oleh troll (unggahan provokatif di jejaring sosial), diperkuat koresponden kerajaan, dan itu tumbuh dan tumbuh dan tumbuh jadi (istilah di) media arus utama," kata ayah dua anak tersebut. "Tapi, itu dimulai dari troll."
Komentar Pangeran Harry muncul berdasarkan data yang dirilis layanan analisa Twitter Bot Sentinel. Di sana tercatat "upaya terkoordinasi oleh sekelompok pengguna yang terkonsentrasi mendorong kebencian online terhadap Duchess of Sussex."
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pelecehan Menargetkan Meghan Markle
Setelah menganalisis lebih dari 114 ribu kicauan, laporan tersebut menemukan bahwa 83 akun Twitter bertanggung jawab memicu sekitar 70 persen konten negatif dan pelecehan yang menargetkan Meghan Markle. "Bagian yang paling mengganggu dari ini adalah jumlah wartawan Inggris yang berinteraksi dengan mereka dan memperkuat kebohongan," katanya.
"Tapi mereka memuntahkan kebohongan ini sebagai kebenaran," imbuhnya.
Melansir Guardian, Harry dan Meghan sejak itu berkampanye melawan dampak negatif media sosial yang dikatakan memengaruhi kesehatan mental orang. Di panel tersebut, Harry juga menyebut informasi yang salah sebagai "krisis kemanusiaan global."
Berbicara tentang ibunya, Putri Diana, yang meninggal dalam kecelakaan mobil di Paris saat dikejar paparazzi, Harry menyebut, "Saya belajar dari usia yang sangat dini bahwa sudut pandang penerbitan tidak harus selaras dengan kebenaran."
"Saya tahu ceritanya dengan sangat baik. Saya kehilangan ibu saya karena kegilaan yang dibuat sendiri ini, dan jelas saya bertekad untuk tidak kehilangan ibu dari anak-anak saya karena hal yang sama."
Advertisement
Setop Pakai Media Sosial
Sejak awal tahun ini, Pangeran Harry dan Meghan Markle memutuskan setop menggunakan media sosial. Strait Times melaporkan, keputusan ini diambil setelah kecewa dengan "kebencian" yang mereka temukan di situs-situs, seperti Facebook dan Twitter.
Pasangan yang menikah pada 2018 lalu ini dilaporkan menolak penggunaan media sosial, baik dalam kapasitas pribadi maupun profesional, sebagai bagian dari peran progresif baru mereka di Amerika Serikat, menurut laporan Sunday Times.
Seorang sumber dekat mengatakan bahwa keduanya tak berencana menggunakan media sosial untuk Archewell Foundation. Juga, disebut "sangat tak mungkin" memulai kembali penggunaan platform tersebut secara pribadi.
Infografis Pangeran Harry dan Meghan Markle Mundur
Advertisement