Liputan6.com, Jakarta - Oreo telah menemani waktu ngemil banyak keluarga di Indonesia sejak 1995. "Diputar, dijilat, dicelupin," begitu bunyi iklan camilan dengan krim ini yang begitu ikonis dan telah melekat di benak masyarakat.
Namun, tahukah Anda bahwa proses produksi biskuit Oreo di pabrik melalui beberapa tahapan. Pembuatan Oreo dimulai dengan mixing, yakni proses pencampuran bahan baku utama, seperti tepung, gula, bubuk cokelat, air, dan minyak untuk menjadi satu adonan.
"Setelah melalui proses pencampuran selama beberapa waktu, adonan akan ditransfer menuju proses pencetakan yang disebut forming," kata Rosleri Yanti selaku Engineering Lead PT Mondelez Indonesia Manufacturing dalam konferensi pers virtual Peresmian Perluasan Pabrik Mondelez International di Cikarang, Selasa (8/2/2022).
Advertisement
Baca Juga
Yanti menambahkan, setelah dicetak, kepingan-kepingan biskuit Oreo akan dipanggang di dalam oven. Selepas proses tersebut, Oreo yang sudah dipanggang harus didinginkan melalui cooling conveyor.
"Kemudian, kepingan-kepingan Oreo yang didinginkan tadi telah siap menuju proses selanjutnya, yaitu sandwiching," lanjutnya.
Dikatakan Yanti, sandwiching adalah proses untuk memasukkan krim ke dalam kedua keping Oreo. Biskuit-biskuit ini akan melalui proses pendinginan dalam cooling tunnel untuk mendapatkan tekstur krim yang sesuai.
"Proses produksi yang terakhir, yaitu biskuit Oreo siap untuk dikemas," terangnya soal camilan ini.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lini Produksi Baru
Conveyor akan membawa biskuit ke area pengemasan, kemudian produk yang sudah dikemas akan dimasukkan ke dalam karton. "Oreo siap didistribusikan ke tangan konsumen," tutur Yanti.
Sementara, Mondelez International menambah lini produksi biskuit Oreo di Cikarang, Jawa Barat karena permintaan ekspor terus meningkat. Lini produksi baru tersebut akan memproduksi biskuit Oreo yang sebagian besarnya ditujukan untuk ekspor ke negara-negara di Asia Pasifik dan Timur Tengah.
Tercatat volume ekspor pabrik Mondelez International di Cikarang meningkat lebih dari 250 persen dalam 10 tahun terakhir. Yanti menjelaskan, lini produksi terbaru ini menggunakan teknologi terbaru dalam produksi Oreo.
Advertisement
Upaya Keberlanjutan
Teknologi tersebut juga berupaya mewujudkan konsep keberlanjutan. "Termasuk beberapa mesinnya yang hemat energi, air, dan karbon untuk mendukung proses produksi yang lebih berkelanjutan," kata Yanti.
Ia melanjutkan, langkah ini sejalan dengan misi Mondelez International untuk menciptakan makanan ringan dengan cara berkelanjutan, baik untuk manusia dan planet. Menurut hasil survei State of Snacking terbaru, 85 persen konsumen secara global dan 94 persen di Indonesia mencari kesenangan dengan mengonsumsi setidaknya satu camilan sebagai kebutuhan sehari-hari.
Di sisi lain, permintaan konsumen Indonesia akan Oreo terus meningkat setiap tahunnya. Indonesia adalah pasar Oreo terbesar di Asia Tenggara, dan Top 5 secara global.
Infografis Tampilan Kekinian Camilan Tradisional
Advertisement