Liputan6.com, Jakarta - Gerai Starbucks kembali dibuka di Rusia. Namanya diubah menjadi Stars Coffee, logonya juga dimodifikasi, direbranding setelah jaringan gerai kopi asal Amerika Serikat itu hengkang dari negeri Beruang Merah sejak beberapa bulan lalu.
Mengutip CNN.com, Senin (22/8/2022), pemiliknya, Timati yang seorang rapper, bersama rekannya Anton Pinskiy yang juga pemilik restoran, memperkenalkan merek baru tersebut, pada peresmiannya di pusat kota Moskow, Rusia. Logo gerai kopi itu menampilkan gambar seorang wanita dengan bintang di atas kepalanya, diperlihatkan sebelum toko mulai dibuka Jumat, 19 Agustus 2022.
Timati mengatakan mereka telah berusaha membuat logo berbeda tetapi mempertahankan kontinuitas. Hasilnya, mereka mempertahankan bentuk melingkar dan "jenis kelamin perempuan", tetapi diberi sentuhan warna cokelat yang membeli kesan maskulin di logo baru.
Advertisement
Baca Juga
"Persepsi orang mungkin berbeda," kata Pinskiy. "Tetapi jika Anda membandingkan, maka selain dari lingkaran, Anda tidak akan menemukan kesamaan," ia menambahkan. Pihak Starbucks enggan mengomentari kemiripan logo dan nama gerai kopi baru itu.
Timati menjelaskan keduanya juga harus mencari pemasok baru karena Starbucks sepenuhnya hengkang dari pasar Rusia, membawa serta sumber daya dan basis produksi mereka. Tapi, mereka mengaku tak menemui masalah. Stars Coffee mengimpor biji kopi dari Amerika Latin dan Afrika, kata Pinskiy, dengan pemasok barang lain yang berbasis di Rusia.
"Kami baru saja menemukan pemasok lain, menemukan roaster yang tepat, dan karena barista mencampur semuanya dengan benar, kami memiliki produk yang kami pikir akan kompetitif," katanya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
130 Gerai
Merek gerai kopi yang berbasis di Seattle itu membantu mempopulerkan kopi siap saji ke masyarakat yang secara tradisional menyukai teh. Dampak perang Rusia memaksa mereka keluar dari Rusia setelah hampir 15 tahun beroperasi di negara itu.
Starbucks membuka 130 toko di sana, dioperasikan oleh pemegang lisensi Alshaya Group, dengan mempekerjakan hampir 2.000 karyawan. Dengan Star Coffee menggantikannya, Pinskiy mengatakan gerai-gerai itu akan dibuka lagi secara bertahap sepanjang Agustus dan September 2022.
Operator waralaba global Alshaya yang didirikan di Kuwait telah kehilangan minat untuk berbisnis setelah Starbucks menarik mereknya dari Rusia, kata Timati kepada Reuters. Mereka pun melelang bisnisnya di Rusia, tapi Alshaya tak menanggapi permintaan komentar.
"Kami memenangkan tender yang pesertanya banyak, mendapatkannya dan membuat merek kami sendiri," katanya.
Kesepakatan itu mencerminkan tren lebih luas di antara merek-merek Barat, yang telah mengubah lanskap ritel dan perusahaan negara itu ketika konflik di Ukraina memasuki bulan keenam. Sebelumnya, Renault menjual saham mayoritasnya di produsen mobil Avtovaz ke pemain Rusia hanya dengan satu rubel (mata uang Rusia), sementara McDonald's, yang restorannya kini menjadi Vkusno & Tochka, tidak mengungkapkan angkanya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kesepakatan yang Mahal
Kedua kesepakatan itu termasuk opsi pembelian kembali, tetapi Pinskiy mengatakan itu tidak berlaku untuk Starbucks karena model waralaba yang dioperasikan di Rusia berbeda. Dia menolak untuk mengungkapkan angka mengenai kesepakatan dengan Alshaya.
"Kami telah menginvestasikan sebanyak kami membayar mereka," kata Pinskiy. "Ini adalah (suatu) kesenangan yang mahal." Mereka mengaku tertarik dalam akuisisi lebih banyak, tetapi tidak memberikan detail lanjutan.
Timati adalah salah seorang raper terkenal Rusia. Dia diketahui ikut mendirikan jaringan restoran Black Star Burger di Rusia yang menjual burger Timati. Musisi itu dikenal sebagai pendukung Kremlin, dibuktikan dengan lagunya yang mengandung lirik 'Presiden Putin adalah teman baikku'.
Sementara, Pinskiy memiliki sederet restoran dalam portofolionya, termasuk proyek bersama Timati lainnya, Redbox, yang menyajikan hidangan Pan-Asia. Kepada reporter Rusia dan aktivis politik Ksenia Sobchak, ia pernah mengaku tidak pernah meminum kopi sepanjang hidupnya.
Anjlok di Tiongkok
Penjualan Starbucks di China anjlok karena pembatasan ketat dalam upaya meredam wabah baru Covid-19 di negara itu. Mengutip dari laman Bisnis Liputan6.com, Rabu, 3 Agustus 2022, penjualan Starbucks di China dalam tiga bulan terakhir sampai 3 Juli 2022 turun 44 persen.
"China menghadapi gangguan Covid-19 paling parah semenjak awal pandemi hingga kuartal tersebut," kata Belinda Wong, pimpinan Starbucks China. "Pembatasan mobilitas dan lockdown yang diterapkan lebih cepat sementara pelonggaran lebih lambat di bawah kebijakan nol-Covid-19 China," katanya lagi.
Belinda Wong mengungkapkan bahwa kota Shanghai, yang menjadi pasar terbesar Starbucks telah benar-benar ditutup selama sekitar dua pertiga kuartal tersebut. Penjualan internasional Starbucks pun turun 18 persen pada kuartal dua, imbas hasil yang buruk di China.
Kebijakan nol-Covid-19 di China telah menyulitkan perusahaan-perusahaan yang berbisnis di negara itu, tak terkecuali bagi Starbucks, yang menganggap China sebagai salah satu pasar terpentingnya. Starbucks memiliki sekitar 5.760 cabang di China, dan negara tersebut tentu merupakan peluang pertumbuhan merek franchise kopi asal AS itu.
Advertisement