Hari Kopi Sedunia 2022, Perkebunan Kopi Terancam Dampak Perubahan Iklim

Hari Kopi Sedunia 2022 mengingatkan publik akan ancaman dampak perubahan iklim yang akan berpengaruh pada petani.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 01 Okt 2022, 17:42 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2022, 17:40 WIB
Biji Kopi
Ilustrasi Foto Biji Kopi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Memperingati Hari Kopi Sedunia yang jatuh tanggal 1 Oktober setiap tahunnya, publik ikut diingatkan dengan acaman perubahan iklim. Di mana kondisi ini akan memengaruhi produksi kopi secara global dan berdampak pada komunitas petani.

Saat ini, 60 persen dari spesies kopi liar terancam punah dan 50 persen dari lahan yang saat ini digunakan untuk menanam kopi berpotensi menjadi tidak layak untuk digunakan pada 2025. Kopi Arabika berkualitas tinggi juga menjadi salah satu jenis kopi yang rentan terhadap perubahan cuaca ekstrim.

Mengambil momentum itu, lewat kampanye global bertajuk "The Empty Cup" Nespresso bersama duta mereknya, George Clooney mengambil langkah lebih tegas dan berani, serempak dengan komitmen jangka panjang untuk melestarikan kopi terbaik dunia. Di mana selama 20 tahun, sudah dilakukan upaya melestarikan dan melindungi perkebunan kopi berkualitas tinggi.

Diluncurkan pada tahun 2003 dengan Rainforest Alliance, AAA Sustainability QualityTM Program milik Nespresso kian bantu tingkatkan kuantitas dan kualitas hasil panen kopi. Tentunya sembari melindungi lingkungan seerta meningkatkan kesejahteraan komunitas petani.

Rangkaian pelatihan dan dukungan teknologi dari program tersebut bertujuan untuk mendukung petani berskala kecil guna menghasilkan biji kopi pilihan bermutu tinggi dengan metode pertanian berkelanjutan. Selain memberdayakan komunitas petani dengan melindungi lahan dari perubahan cuaca ekstrim, memerangi penyebab perubahan iklim juga perlu perhatian tinggi untuk memastikan produksi kopi berkualitas yang berkelanjutan.

Hal ini telah diwujudkan melalui pertanian regeneratif, sebuah pendekatan yang tak hanya mengurangi emisi dari sektor pangan berbasis pertanian atau agri-food. Namun juga meningkatkan ketangguhan para petani dalam menanggulangi dampak perubahan iklim.  

 

Dampak pada Petani Kopi

Sekelompok warga yang didominasi ibu rumah tangga yang bekerja sebagai petani kopi di Lampung turut memberikan dukungan terhadap Ketua KPK Firli Bahuri, dalam pemberantasan korupsi (Istimewa)
Sekelompok warga yang didominasi ibu rumah tangga yang bekerja sebagai petani kopi di Lampung turut memberikan dukungan terhadap Ketua KPK Firli Bahuri, dalam pemberantasan korupsi (Istimewa)

Kampanye The Empty Cup ini menjadi kali pertama bagi duta merek Nepresso George Clooney untuk diabadikan dengan pose khasnya yang menyesap kopi espresso, hanya saja dengan cangkir yang kosong. George Clooney mengungkapkan, “Ancaman perubahan iklim adalah hal yang nyata dan petani kopi menjadi kelompok yang paling terdampak," katanya dikutip dari keterangan rilis yang diterima Liputan6.com, Sabtu (1/910/2022).

Ia mengatakan, untuk itu komunitas kopi perlu memiliki ketahanan terhadap lingkungan dan finansial yang tinggi agar mereka dapat terus berkembang dan hidup dengan makmur. Akan tetapi semua ini tidak hanya tentang kopi saja, sebab permasalahan perubahan iklim tidak dapat diperbaiki hanya dengan satu perusahaan atau industri tertentu.

"Dibutuhkan urgensi dan aksi yang lebih tegas secara mendunia untuk masa depan yang lebih baik," tambah Clooney

Guillaume Le Cunff, CEO dari Nespresso mengucapkan, "Kopi dengan rasa istimewa, kualitas tinggi, dan paduan spesial yang lekat dengan para penggemarnya saat ini menjadi terancam,". Secara serentak, pihaknya merasa harus melindungi perkebunan dan komunitas kopi dari ancaman perubahan iklim.

Pertanian regeneratif dapat menjadi solusi untuk melawan krisis iklim karena dapat menyembuhkan alam dan mengembalikan keseimbangan. Ia pun mengajak seluruh institusi, pemerintah maupun swasta untuk mengambil keputusan dan aksi dalam membuat perubahan yang nyata.

Santiago Gowland, CEO dari Rainforest Alliance mengucapkan, "Lebih dari seperempat emisi gas dihasilkan dari sektor pertanian, kehutanan dan penggunaan lahan lainnya,". Dalam mengambil tindakan yang lebih cepat dan tanggap untuk mengatasi perubahan iklim, cara menghasilkan pangan juga perlu diprioritaskan.

"Kabar baiknya, transisi ke pertanian regeneratif dapat menurunkan dampak emisi gas yang dihasilkan dari sektor pertanian dan dapat menjaga sistem pangan global untuk generasi yang akan datang," katanya lagi.

 

 

Ajakan Tanam Kopi

Efek Mengonsumsi Kafein
Ilustrasi Kopi Credit: unsplash.com/Nathan

Sementara itu dalam memperingati Hari Kopi Sedunia, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan penanaman kopi lebih masif. Hal ini disampaikan SYL sewaktu berbincang santai di gazebo halaman Kanpus Kementan jelang Hari Kopi Internasional yang jatuh 1 Oktober 2022 hari ini. Bagi SYL, kopi adalah singkatan dari Komunikasi Otak Penunjang Inspirasi.

"Mari kita tanam kopi lebih banyak lagi. Kopi itu kelebihanya bisa disimpan lama dan sudah memiliki pasar yang jelas. Apalagi Kementan sudah menghasilkan varietas kopi unggul yang tidak kalah dari kopi luar negeri," ujar SYL, dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com Jumat, 30 September 2022.

Ia mengatakan kementan saat ini terus memperbaiki sistem budidaya kopi menjadi lebih berkualitas. Di samping itu juga memperbaiki sistem pasca panen serta meningkatkan kualitas penyuluh agar bisa mendampingi petani kopi secara baik.

"Kopi itu kalau sudah di market bisa bersaing dengan kopi lain dari belahan dunia mana pun. Kan kopi di starbucks juga bahan dan benihnya dari kita. Makanya kita terus dorong kementerian lain agar di setiap pom bensin maupun supermarket selalu ada kopi kita," sebutnya.

Komoditas Kopi

Ilustrasi Minum Kopi
Ilustrasi Minum Kopi (Photo created by rawpixel on Freepik)

Terkait dengan itu, sebenarnya komoditas kopi bagi masyarakat Indonesia sudah menjadi tradisi dan budaya. Bahkan di antaranya sudah dijadikan komoditas penunjang kebugaran tubuh agar lebih sehat dan bergairah. Dengan kopi, Mentan mengatakan, semua orang bisa saling terbuka dan saling membangun jiwa kebersamaan.

"Kopi itu bisa menjaga semangat kita. Bahkan cocok untuk diet. Kalau saya tidak ngopi, sakit kepala saya. Kenapa? karena dengan kopi kita bisa ngobrol santai dan membuat susana menjadi lebih akrab," sebut Mentan.

Ketika ditanya berapa kali Mentan SYL minum kopi, dia hanya menjawab saat yang paling pas meminum kopi yaitu pagi hari setelah selesai sarapan. Biasanya, SYL minum kopi luwak dan robusta.

"Buat saya yang paling bagus waktu ngopi itu pagi hari. Kopi pagi membuat gairah saya lebih segar dan kopi itu tidak membuat saya susah tudur, justru kopi membuat saya jadi rileks. Saya biasanya suka kopi luwak dan kopi kopi lokal lainnya," tuturnya.

Infografis Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona
Infografis Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya