Bukan Hanya Gula, Lemak Berlebih Juga Bisa Jadi Penyebab Diabetes

Sebagian masyarakat Indonesia mengonsumsi gula, garam, dan lemak melebihi batas yang dianjurkan yang bisa memicu berbagai penyakit seperti diabetes

oleh Henry diperbarui 11 Nov 2022, 06:55 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2022, 06:31 WIB
ilustrasi makanan sehat/unsplash
ilustrasi makanan sehat/unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka memperingati World Diabetes Day 2022, Tropicana Slim kembali menyelenggarakan #Hands4Diabetes2022 dengan misi mengajak masyarakat Indonesia agar lebih peduli untuk mencegah dan melawan diabetes.  Diadakan pada 13 November 2022, #Hands4Diabetes2022 mengangkat tema “Ganti Gulanya, Jaga Lemaknya, Lawan Diabetes”.

Acara ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat bahwa selain memperhatikan asupan gula, penting juga memperhatikan asupan lemak untuk mencegah dan mengatasi diabetes.  Edukasi merupakan pilar penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melawan diabetes, selaras dengan tema World Diabetes Day yaitu “Education to Protect Tomorrow”.

Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan setidaknya 61,27 persen anak usia 3 tahun ke atas mengkonsumsi minuman manis lebih dari satu kali per hari. Kemudian 30,22 persen orang mengkonsumsi minuman manis 1-6 kali per minggu, dan 8,51 persen lainnya mengonsumsi minuman manis kurang dari 3 kali per bulan.

Data ini juga menunjukkan bahwa 28,7 persen masyarakat Indonesia mengonsumsi gula, garam, dan lemak melebihi batas yang dianjurkan.  Melihat data tersebut, anak muda Indonesia berpeluang besar memiliki kadar gula darah, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol tinggi, yang dapat berujung pada penyakit kardiovaskular, seperti diabetes, jantung, dan stroke.

Untuk itu, acara #Hands4Diabetes2022 terdiri dari serangkaian kegiatan edukatif dan interaktif. Ada roadshow berupa edukasi pencegahan dan kontrol gula darah melalui gaya hidup sehat, hingga menutup rangkaian dengan senam bersama dan pengecekan cek gula darah serentak di 23 kota se-Indonesia.

Noviana Halim, Brand Manager Tropicana Slim mengatakan, pola hidup sehat adalah cara terbaik untuk mencegah dan melawan diabetes, salah satunya dengan membatasi asupan gula dan juga lemak, aktif bergerak, dan pemantauan gula darah mandiri secara berkala.

“Tropicana Slim yang telah hadir selama hampir 50 tahun selalu berusaha mengajak masyarakat Indonesia untuk hidup sehat, dan mencegah diabetes melalui serangkaian produk yang bebas gula, bebas atau rendah lemak, dan rendah garam,” ucap Noviana dalam Media Briefing Virtual pada Kamis 10 November 2022.

Pembatasan fisik selama pandemi COVID-19 mendorong pergeseran gaya hidup masyarakat ke arah yang kurang sehat. Misalnya sebagian orang melaporkan peningkatan kebiasaan mengemil atau makan tanpa rasa lapar (terutama dengan alasan bosan) dan kecenderungan makan secara berlebihan1, meningkatnya gaya hidup sedenter atau kurang bergerak, serta jarang melakukan pengecekkan kesehatan.

 

Pola Makan Sehat

Bukan Hanya Gula, Lemak Juga Bisa Jadi Penyebab Diabetes
Bukan Hanya Gula, Lemak Juga Bisa Jadi Penyebab Diabetes.  (Liputan6.com/Henry)

 Pola hidup tersebut dapat berujung kepada berbagai masalah kesehatan seperti diabetes.  Diabetesi perlu mengendalikan asupan gula dan lemak untuk menjaga kestabilan kadar gula darahnya.

Menurut American Diabetes Association, lemak juga merupakan nutrisi yang penting diperhatikan sebagai bagian dari pola makan sehat dalam mengelola diabetes. “Inilah kenapa kita mengangkat tema “Ganti Gulanya, Jaga Lemaknya, Lawan Diabetes”. Ini untuk mengedukasi masyarakat bahwa selain memperhatikan asupan gula, penting juga memperhatikan asupan lemak untuk mencegah dan kontrol diabetes,” terang Noviana.

Tahun ini #Hands4Diabetes2022 diadakan kembali secara luring untuk pertama kalinya serentak di 23 kota di Indonesia. Dimulai dari Jakarta, Bekasi, Bogor, Depok, Tangerang, Bandung, Cirebon, Karawang, Surabaya, Malang, Semarang, Solo, Jogja, Makassar, Manado, Palembang, Lampung, Jambi, Medan, Pekanbaru, Denpasar, Ambon, Mataram, Samarinda, Pontianak, sampai Banjarmasin.

“Harapannya kegiatan ini dapat mendukung kualitas hidup para diabetesi dan membangun kesadaran hidup sehat bagi masyarakat umum,” tambah Noviana.  Senada dengan Noviana, Dr. dr. Em Yunir, Sp.PD-KEMD dari Divisi Endokrin, Metabolik dan Diabetes Departemen Penyakit Dalam RSCM-FKUI mengatakan, diabetesi (pengidap diabetes) menghabiskan paling banyak 2-3 jam per tahun dengan tenaga profesional kesehatan.

“Hal ini menunjukkan bahwa diabetesi harus mengelola kondisi masing-masing secara mandiri di luar periode waktu ini. Bantuan dan dukungan dari tenaga kesehatan diperlukan, namun melihat kondisi tersebut, masing-masing pribadi perlu memiliki pengetahuan luas, semangat, dan konsistensi untuk mengatasi diabetes,” tuturnya.

Membatasi Gula dan Lemak

Junk Food dan Makanan Berlemak
Ilustrasi Junk Food Credit: pexels.com/EnginAkyurt

“Gula dan lemak erat kaitannya dengan kalori yang masuk melalui pola makan. Lemak tergolong memiliki kalori yang tinggi, terhitung 2 kali lebih banyak dibandingkan protein dan karbohidrat sehingga konsumsi lemak yang tidak dibatasi dengan baik sangat rentan menyebabkan asupan kalori berlebih dan penambahan berat badan,” lanjutnya.

Harvard Medical School juga menyebutkan bahwa penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh dapat berefek negatif terhadap kesehatan, salah satunya terkait dengan penurunan sensitivitas hormon insulin yang menyebabkan terganggunya pengaturan kadar gula darah. Kabar baiknya, penumpukan lemak bisa dikurangi dengan berolahraga aktif minimal 30 menit setiap hari dan memperhatikan asupan nutrisi.

Salah satu yang dapat dilakukan adalah membatasi asupan gula dan lemak harian sebagai bagian dari pola makan sehat. “Selain dibatasi jumlahnya, memilih sumber makanan dengan kandungan lemak baik juga penting dilakukan misalnya buah alpukat, kacang-kacangan, ikan salmon atau tuna, dan gunakan minyak kanola atau minyak zaitun sebagai pilihan untuk menumis,” tambah dr. Em Yunir.

Selain pembatasan asupan lemak dan tentunya pembatasan gula, diabetesi perlu aktif bergerak, olahraga secara teratur dan cek gula darah secara berkala. Apabila diabetesi memiliki kekhawatiran terhadap kondisi mereka atau mengalami gangguan kesehatan tertentu, maka disarankan untuk menghubungi dokter atau tenaga kesehatan.

Aktif Bergerak

Mengurangi Porsi Gula Pasir
Ilustrasi Gula Credit: pexels.com/Mali

dr. Rudy Kurniawan, SpPD, DipTH, MM, MARS, pendiri Komunitas Sobat Diabet mengatakan, untuk memulihkan kembali kondisi para diabetesi, dukungan sosial dari lingkungan sangat berpengaruh positif untuk membantu mengurangi stres, meningkatkan tingkat kesadaran diri, serta mendukung perubahan gaya hidup yang kurang sehat. Setelah pandemi mereda, kegiatan senam bersama dapat berdampak positif tidak hanya untuk fisik namun juga untuk kesehatan mental.

Selain itu, kurangnya pengetahuan tentang kesehatan menjadi pemicu bagi Sobat Diabet untuk terus mengedukasi masyarakat, khususnya bagi diabetesi dan generasi muda. “Melalui tema Hands4Diabetes 2022 dan tema World Diabetes Day “Education to Protect Tomorrow”, kami percaya bahwa edukasi dapat membantu mencegah dan mengatasi diabetes.,” ujarnya.

Rudy menamnbahkan, selain pembatasan asupan lemak dan tentunya pembatasan gula, diabetesi perlu aktif bergerak, olahraga secara teratur dan cek gula darah secara berkala. Apabila diabetesi memiliki kekhawatiran terhadap kondisi mereka atau mengalami gangguan kesehatan tertentu, maka disarankan untuk menghubungi dokter atau tenaga kesehatan.

Infografis 12 Cara Sehat Hadapi Stres Era Pandemi Covid-19
Infografis 12 Cara Sehat Hadapi Stres Era Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya