Liputan6.com, Jakarta - China telah menyingkat masa karantina dan menghapus sejumlah pembatasan dalam penerbangan internasional untuk para pelancong yang tiba dari luar negeri. Hal itu dipandang sebagai sinyal positif setelah sekian lama memberlakukan kebijakan nol Covid.
Aturan baru itu diumumkan pada Jumat (11/11/2022) usai pertemuan yang digelar oleh badan pengambil keputusan tertinggi di Partai Komunis yang berkuasa. Para pemimpin juga berjanji untuk mempertahankan protokol Covid-19 sambil menekankan perlunya meminimalkan gangguan ekonomi dan sosial.
Advertisement
Baca Juga
China adalah pemilik ekonomi utama terakhir yang menerapkan kebijakan nol Covid-19. Mereka memberlakukan penguncian cepat, pengujian massal, pelacakan kontak ekstensif, dan karantina untuk membasmi infeksi segera setelah kasus terdeteksi.
Namun, pendekatan tanpa toleransi itu menghadapi tantangan yang semakin meningkat akibat kemunculan varian baru yang sangat mudah menular. Selain itu, biaya ekonomi dan sosialnya besar menimbulkan reaksi besar dari publik.
Langkah-langkah pelonggaran yang diambil akan mendorong pemerintah membatalkan apa yang disebut sebagai mekanisme 'pemutus sirkuit'. Dikutip dari CNN, mekanisme itu bermakna penerbangan tujuan China ditangguhkan jika sebuah maskapai terbukti membawa sejumlah penumpang yang hasil tes Covid-19-nya positif saat mendarat.
Penumpang internasional yang akan memasuki China juga hanya akan diwajibkan menjalankan tes Covid-19 satu kali dalam kurun waktu 48 jam terakhir sebelum naik pesawat. Sebelumnya, mereka yang memasuki China diharuskan menjalani tes PCR ganda dalam waktu 48 jam sebelum naik pesawat, dan tes terakhir harus dalam waktu 24 jam sebelum naik pesawat, seperti dikutip dari laman resmi Kedubes China di Indonesia.
Â
Masa Karantina
Pelonggaran kebijakan juga berlaku dalam hal karantina terpusat. Pelancong dari luar negeri kini hanya diwajibkan menjalani karantina terpusat selama lima hari dari tujuh hari, diikuti dengan tiga hari isolasi di rumah. Namun, mereka yang tidak memiliki alamat tetap di China diwajibkan untuk menjalani karantina delapan hari di hotel.
Pasar pun merespons positif perubahan tersebut karena pembatasan Covid-19 membuat investor internasional gelisah. Indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 7 persen tepat setelah istirahat siang waktu setempat, sementara indeks Shanghai Composite China daratan naik 2,5 persen.
Namun, pengumuman yang telah lama ditunggu-tunggu itu tidak secara eksplisit menyebutkan kapan perubahan itu akan berlaku. Di bawah pedoman baru, orang-orang yang diidentifikasi sebagai kontak dekat dari kasus Covid-19 juga akan dipersingkat karantina di fasilitas yang dioperasikan pemerintah, turun dari tujuh hari ditambah tiga hari lagi di rumah, menjadi lima hari dan tiga hari di rumah.
Selain itu, pejabat kesehatan pemerintah tidak lagi diwajibkan untuk melaporkan kontak dekat sekunder dalam banyak keadaan.
Advertisement
Lockdown di Disneyland Shanghai
Kebijakan nol Covid kerap membuat warga kelabakan. Salah satunya menimpa ribuan pengunjung yang dilarang pulang dari Shanghai Disney Resort setelah otoritas setempat melaporkan penemuan 10 kasus baru yang ditularkan secara lokal pada 30 Oktober 2022. Semua kasus tanpa gejala.
Penutupan tersebut menandai gangguan terbaru untuk Shanghai Disney Resort, yang ditutup selama lebih dari tiga bulan selama penguncian Shanghai awal tahun ini. Ribuan pengunjung diwajibkan untuk tetap tinggal di area taman bermain sampai menerima hasil tes negatif Covid-19.
Melansir CNN, pihak resor mengatakan pada 11.39, waktu setempat, bahwa pihaknya akan segera menutup taman hiburan utama dan daerah sekitar, termasuk jalan perbelanjaannya, hingga pemberitahuan lebih lanjut. Siapa pun yang telah mengunjungi taman bermain itu sejak 27 Oktober 2022 perlu melakukan tes COVID-19 tiga kali dalam tiga hari, kata pemerintah Shanghai.
Taman hiburan terus mengoperasikan wahana untuk pengunjung yang terjebak selama penutupan kemarin, menurut sejumlah laporan warganet di media sosial. Seorang juru bicara Shanghai Disney Resort mengatakan, resor itu masih mengoperasikan "penawaran terbatas."
Wuhan Lockdown
Selanjutnya, puluhan kota di seluruh China, termasuk Wuhan tempat Virus Corona COVID-19 pertama kali tercatat, dilaporkan menerapkan lockdown - ketika negara itu mengejar kebijakan nol-COVID di bawah pemerintahan Xi Jinping. Lebih dari 800.000 orang di satu distrik di Wuhan diperintahkan untuk tinggal di rumah hingga 30 Oktober 2022.
"Kami merasa mati rasa terhadap semua itu. Kami merasa semakin mati rasa," kata seorang warga setempat, mengutip BBC. Wuhan melaporkan hingga 25 infeksi baru COVID-19 sehari minggu ini, dengan lebih dari 200 kasus selama dua minggu terakhir.
Kota Zhengzhou, rumah bagi pabrik manufaktur iPhone terbesar di dunia, juga terpengaruh. Itu terjadi ketika China melaporkan hari ketiga berturut-turut lebih dari 1.000 kasus COVID-19.
Awal bulan ini, Xi mengisyaratkan bahwa tidak akan ada pelonggaran kebijakan nol-COVID, menyebutnya sebagai "perang rakyat untuk menghentikan penyebaran virus".
Pada 24 Oktober 2022, sekitar 28 kota di seluruh negeri menerapkan beberapa tingkat tindakan lockdown. Analis Nomura memperkirakan sekitar 207 juta orang terkena dampak di wilayah yang bertanggung jawab atas hampir seperempat dari PDB China.
Advertisement