Liputan6.com, Jakarta - Malaysia segera mengimpor telur dalam waktu dekat. Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Malaysia Mohamad Sabu mengatakan langkah itu diambil sebagai solusi jangka pendek untuk meningkatkan stok di dalam negeri.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan Selasa (6/12/2022), Sabu mengatakan kementerian menyadari kebutuhan pasokan telur yang stabil karena menjadi sumber protein populer bagi mayoritas warga Malaysia. Rata-rata 968 juta butir telur dikonsumsi setiap bulan.
"Dalam jangka pendek dan menengah, Kementerian telah mengidentifikasi sejumlah sumber dari luar negeri untuk menjamin suplai telur tersedia di pasaran. Kementerian akan memastikan telur yang diimpor itu bebas dari penyakit dan memenuhi standar yang ditetapkan. Seluruh protokol dan prosedur yang diatur pemerintah wajib diikuti tanpa kompromi," ujarnya secara tertulis, dikutip dari Chanel News Asia.
Advertisement
Baca Juga
Menteri Sabu mengatakan, inisiatif impor telur bukan untuk menekan pelaku industri lokal, melainkan untuk memastikan pasokan telur di dalam negeri tidak terganggu dan kesejahteraan rakyat terjaga. "Kebutuhan mendatangkan telur ayam dari luar akan dikaji setelah pasokan telur ayam stabil," katanya.
Dia menambahkan, pihaknya telah mengarahkan Sekjen kementerian untuk melihat dampak impor telur ayam terhadap pemain lokal yang ada. Ia juga meminta Agrobank mengajukan proposal untuk membantu pemasok dan pengusaha kecil agar tetap kompetitif.
Agrobank adalah bank milik pemerintah Malaysia yang berfokus pada sektor pertanian dan kewenangannya dimiliki Menteri Keuangan. Sabu menyebut, pihaknya melakukan berbagai pendekatan untuk menjamin pasokan telur ayam dalam negeri stabil dan dijual dengan harga bersaing.
"Kementerian meyakini masalah kekurangan pasokan telur ayam dapat diselesaikan dalam waktu dekat dengan kerja sama berbagai pihak," ujarnya.
Harga Telur
Malaysia sebelumnya menetapkan harga telur eceran Grade A adalah 0,45 ringgit, disusul Grade B dan Grade C masing-masing harganya 0,43 dan 0,41 ringgit untuk wilayah Semenanjung Malaysia. Sementara, harga telur di Sabah dan Sarawak ditentukan berdasarkan distrik.
Telur Grade A memiliki berat antara 65g hingga 69,9g, sedangkan Grade B dan Grade C masing-masing berkisar antara 60g hingga 64,9g serta 55g hingga 59,9g. Menurut laporan media setempat, kelangkaan telur standar di pasar terjadi selama beberapa bulan terakhir.
Wakil Presiden Federasi Asosiasi Peternak Malaysia Lee Yoon Yeau, seperti dikutip The Star, mengatakan bahwa situasi tidak akan membaik kecuali pemerintah menaikkan harga telur yang saat ini diatur dan menyerahkannya pada kekuatan pasar.
Menurut Departemen Statistik Malaysia (DOSM), inflasi kelompok makanan dan minuman non-alkohol tercatat naik 7,1 persen pada Oktober tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Subkelompok susu, keju, dan telur menunjukkan peningkatan tertinggi di antara semua subkelompok makanan, mencatat peningkatan 8,8 persen pada Oktober 2022.
Advertisement
Stok Terbatas
Berdasarkan pemantauan di sejumlah toko kelontong di Lembah Klang pada hari ini, tercatat kekurangan pasokan telur standar masih terjadi. Seorang pengecer di Klang bernama Salman mengaku pemasok hanya mengiriminya tiga karton telur setiap hari.
“Kami membatasi jumlah telur yang kami jual kepada pelanggan kami. Beberapa pelanggan menginginkan lebih dan mengeluh tetapi kami tidak dapat melakukannya untuk bersikap adil kepada orang lain," katanya kepada CNA.
Pemilik toko kelontong lainnya, Fauzi Abu Hassan di Shah Alam mengatakan bahwa dia hanya menjual telur “Omega 3” yang lebih mahal. Harganya antara 0,65--0,80 ringgit per telur tergantung ukurannya. Telur yang diperkaya tersebut tidak dikenakan batas atas harga eceran.
"Kami tidak mendapatkan stok apa pun. Persediaan tidak masuk," katanya kepada CNA.
Seorang pemasok telur di Setia Alam yang ingin dikenal hanya sebagai Vivian mengatakan, mereka membatasi setiap pelanggannya masing-masing tiga nampan telur. Satu baki berisi telur Grade A dijual seharga 13,50 ringgit (sekitar Rp48 ribu).
"Kami tidak dapat memberikan lebih banyak karena kami perlu mengendalikannya untuk saat ini. Kami memiliki peternakan kami sendiri, jadi kami mendapatkan stok kami sendiri. Banyak pelanggan telah memesan telur tiga atau empat hari sebelumnya," ia menerangkan.
"Kami memiliki batasan kecuali untuk telur Kampung (yang diproduksi secara organik). Orang bisa mengambil telur kampung sebanyak yang mereka mau," katanya, seraya menambahkan bahwa telur itu dijual seharga 18,50 ringgit per nampan. Telur kampung juga tidak dikenakan pagu harga eceran.
Situasi di Dalam Negeri
Di dalam negeri, harga telur juga mengalami kenaikan. Dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com, mengutip data Badan Pusat Statistik, harga telur ayam ras sejak bulan Maret terus meningkat. Komoditas ini sempat mengalami penurunan harga di bulan Oktober, yakni Rp 26.725 per kilogram.
"Harga telur ayam ras masih menyumbang inflasi dan mengalami kenaikan," kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa, BPS, Setianto, dalam konferensi pers, Jakarta, Kamis, 1 Desember 2022.
Penurunan harga tersebut tidak berlangsung lama. Harga telur ayam ras kembali naik menjadi Rp 27.476 per kilogram pada November 2022 sehingga secara bulanan inflasi telur ayam ras naik 2,77 persen (mtm) dan 17,11 persen (yoy).
"Telur ayam ras memberikan andil tertinggi di bulan November," kata dia.
Setianto menjelaskan kenaikan harga telur ayam ras ini terjadi karena ayam petelur memasuki masa afkir dini. Maksudnya, produksi telur ayam mengalami penurunan karena hanya bisa memproduksi sekitar 20 persen-25 persen dari kondisi normal. Dalam waktu bersamaan, di bulan November terjadi kenaikan permintaan telur ayam ras sehingga kenaikan harga telur ayam ras tidak bisa terhindarkan.
Advertisement