6 Fakta Menarik Mauritania, Negara Islam di Afrika yang Jadikan Arab Bahasa Resminya

Mauritania adalah negara di pantai Atlantik Afrika, bekas koloni Prancis yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resminya.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 20 Mar 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2023, 08:30 WIB
Syinqith, Mauritania memiliki tradisi menghafal Al-Qur'an terbaik di dunia. (Foto: Screenshoot YouTube KabarPedia)
Syinqith, Mauritania memiliki tradisi menghafal Al-Qur'an terbaik di dunia. (Foto: Screenshoot YouTube KabarPedia)

Liputan6.com, Jakarta - Mauritania adalah negara di pantai Atlantik Afrika. Negara Mauritania membentuk jembatan geografis dan budaya antara Afrika Utara, wilayah yang mencakup Maroko, Aljazair dan Tunisia dan bagian paling barat Afrika sub-Sahara.

Mengutip dari Britannica, Senin (20/3/2023), secara budaya Mauritania membentuk zona transisi antara populasi Arab dengan Amazigh (Berber) Afrika Utara dan masyarakat Afrika di wilayah selatan yang dikenal sebagai Sudan. Sebagian besar Mauritania meliputi bagian dari gurun Sahara yang mempengaruhi sebagian besar zona Afrika pada 1970-an.

Mauritania berbatasan dengan Sahara Barat di barat laut yang sebelumnya Sahara Spanyol, di timur laut dibatasi oleh Aljazair, di timur dan tenggara oleh Mali serta di barat daya oleh Senegal. Kekayaan mineral negara ini meliputi cadangan besar biji besi, tembaga, dan gipsum, yang semuanya kini dieksploitasi, serta beberapa sumber minyak.

Masih banyak hal tentang Mauritania. Berikut enam fakta menarik Mauritania yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (20/3/2023).

1. Negara Islam Bekas Koloni Prancis Pada Abad ke-20

Mauritania merupakan koloni Prancis selama paruh pertama abad ke-20 hingga merdeka pada 28 November 1960. Saat itu Mauritania dikenal dengan nama`The Moorish Country`yang diambil dari suku di sana.

Menurut ketentuan konstitusi, Islam adalah agama resmi negara, tetapi republik menjamin kebebasan hati nurani dan kebebasan beragama untuk semua orang. Ibu kota Mauritania adalah Nouakchott, terletak di bagian barat daya negara itu.

Islam berkembang di Mauritania secara sempurna ketika Dinasti Almoravids (al-Murabitun) menguasai Mauritania pada abad ke-11 dan berhasil menaklukan Sudanese Kingdom dari Ghana. Daerah kekuasaan Dinasti Almoravids akhirnya menyebar hingga ke seluruh kawasan Afrika Utara. 


2. Etnis Mauritania Memiliki Aturan Strata Sosial

Ilustrasi bendera Mauritania
Ilustrasi bendera Mauritania (Wikipedia/Public Domain)

Etnis Moors meliputi dua pertiga lebih dari populasi Mauritania. Sekitar tiga per lima populasi Moor berasal dari Afrika Sudan dan secara kolektif dikenal sebagai Ḥarāṭīn. Ḥarṭānī; terkadang disebut oleh dunia luar sebagai "Black Moors".

 

Kira-kira sepertiga populasi terdiri dari empat kelompok etnis lainnya yaitu Tukulor yang tinggal di lembah Sungai Sénégal. Kemudian Fulani yang tersebar di seluruh selatan, lalu Soninke yang mendiami ujung paling selatan dan Wolof yang tinggal di sekitar Rosso di pesisir barat daya Mauritania.

Orang Moor, Tukulor, dan Soninke berbagi struktur sosial yang sangat mirip, sebanyak kelompok-kelompok ini secara historis dibagi menjadi hierarki kelas sosial. Di kepala lapisan sosial ekonomi ini adalah bangsawan yang terlahir baik, memiliki pelayan dan budak. 

3. Bahasa Arab Sebagai Bahasa Resmi

Bahasa Arab merupakan bahasa resmi Mauritania. Sejak akhir 1980-an bahasa Arab telah menjadi bahasa pengantar utama di sekolah-sekolah di seluruh negeri.

Sementara Fula, Soninke, dan Wolof diakui sebagai bahasa nasional. Orang Moor berbicara Bahasa Arab Ḥassāniyyah, dialek yang mengambil sebagian besar tata bahasanya dari bahasa Arab dan menggunakan kosakata bahasa Arab dan kata-kata Amazigh Arab.

Sebagian besar penutur Ḥassāniyyah juga akrab dengan bahasa sehari-hari bahasa Arab Mesir dan Suriah karena pengaruh transmisi televisi dan radio dari Timur Tengah. Adapun Kelompok etnis lainnya mempertahankan bahasanya masing-masing. 

4. Mayoritas Islam Sunni 

Hampir semua orang Mauritania adalah Muslim Sunni. Deklarasi negara sebagai Republik Islam pada masa kemerdekaan menandai aspirasi politik bahwa agama bisa mempersatukan populasi yang sangat beragam di bawah pengakuan bersama itu. Dua dari persaudaraan Sufi (mistik) utama adlaah theQādiriyyah dan Tarekat Tijāniyyah yang memiliki banyak penganut di seluruh negeri, tetapi ada sedikit pola yang berbeda dalam distribusi kelompok-kelompok ini.


5. Wisata Sejarah di Mauritania

Permukiman di Kota Syinqith, Mauritania memiliki tradisi menghafal Al-Qur'an terbaik di dunia. (Foto: Screenshoot YouTube KabarPedia)
Permukiman di Kota Syinqith, Mauritania memiliki tradisi menghafal Al-Qur'an terbaik di dunia. (Foto: Screenshoot YouTube KabarPedia)

 

Wisata di Mauritania cenderung berlatar belakang sejarah. Seperti Eureka House, sebuah rumah berukuran besar yang dibangun pada awal 1800-an. Sekarang ini rumah tersebut telah diubah menjadi museum yag akan memberikan wawasan tentang masa lalu kolonial Mauritania.

Eureka House mempunyai pintu yang berjumlah sekitar 109 pintu ini memiliki karakteristik arsitektur tropis. Sebagai museum, rumah ini menyimpan berbagai barang antik dan perabotan unik.

Destinasi lainnya Bois Cheri merupakan perkebunan teh paling terkenal di negara ini. Kebun teh yang mempunyai luas area yang mencapai sekitar 250 hektar ini berada sekitar 12 kilometer dari Riviere des Anguilles yang terkenal. 

Bila ingin mengetahui sejarah menarik yang terdapat di tempat ini, maka pengunjung dapat memesan tur yang akan menjelaskan mengenai sejarah dan fungsi perkebunan. Destinasi bersejarah di Mauritania lainnya adalah Citadel Fort, sebuah tempat yang juga dikenal sebagai Fort Adelaide.

Citadel Fort ini merupakan bangunan militer yang didirikan oleh Inggris pada abad ke 19. Pengunjung bisa menyaksikan pemandangan ibu kota, Port Louis, serta pelabuhan dari atas.

 


6. Kuliner Khas Mauritania

Para warga lokal Mauritania sedang menyeduh teh
Para warga lokal Mauritania sedang menyeduh teh. (Dok: Instagram @gutsthefilm)

Mengutip dari Taste Atlas, Senin (20/3/2023), Leksour adalah rebusan domba tradisional yang berasal dari Mauritania utara, dan selalu disajikan di atas pancake millet. Rebusan dibuat dengan potongan daging domba, tomat, kentang, wortel, dan paprika, sedangkan pancake dibuat dengan kombinasi tepung terigu, tepung millet, dan garam.

Ketika disajikan, pancake ditata di atas piring dan kuahnya disendok di atasnya selagi masih hangat. Hidangan ini biasanya dikonsumsi dengan menggulung rebusan di pancake dan memakannya dengan tangan kanan.

Kuliner lainnya, Bonava adalah rebusan tradisional yang berasal dari Mauritania. Hidangan dibuat dengan domba dan kentang sebagai bahan utama. Bahan lainnya termasuk irisan tipis bawang bombay, daun salam, cuka putih, minyak kacang, dan bubuk cabai untuk menambah rasa pedas.

Rebusan direbus sampai kentang dan daging menjadi empuk dan saus menjadi kental. Di gurun Mauritania, pengembara terkadang masih menyiapkan bonava di pasir. Dianjurkan untuk menyajikan rebusan panas dengan roti pipih di sampingnya.

Infografis Destinasi Wisata Berkelanjutan di Indonesia dan Dunia
Infografis Destinasi Wisata Berkelanjutan di Indonesia dan Dunia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya