Liputan6.com, Jakarta - Seorang insinyur perangkat lunak Tesla menderita luka serius ketika dia diserang oleh robot yang tidak berfungsi dengan baik. Peristiwa itu terjadi di pabrik pembuatan mobil listrik Tesla di Austin, Texas, Amerika Serikat.
Melansir New York Post, Rabu, 27 Desember 2023, saksi mata mengatakan kepada The Information pada November 2023, bahwa robot yang dirancang untuk menggerakkan bagian-bagian mobil berbahan aluminium, menjepit insinyur itu dan menancapkan cakar logamnya ke punggung dan lengan insinyur tersebut. Akibat serangan robot, jejak darah berceceran di lantai pabrik.
Insinyur tersebut bertugas untuk memprogram perangkat lunak yang mengendalikan robot, yang berfungsi untuk memotong bagian-bagian mobil dari potongan aluminium yang baru dicor. Sementara dua robot dinonaktifkan agar insinyur dan krunya dapat mengerjakan mesin itu, robot ketiga secara tidak sengaja tertinggal, dan mengakibatkan serangan itu pada dua tahun lalu, kata para saksi mata kepada The Information.
Advertisement
Situs berita tersebut mengatakan pihaknya memperoleh laporan cedera yang diserahkan kepada pejabat federal serta otoritas kesehatan di Travis County, Texas. Insinyur tersebut menderita "luka terkoyak, terpotong atau terbuka" di tangan kirinya, menurut The Information.
Cedera tersebut rupanya tidak cukup parah untuk mengharuskan karyawan tersebut mengambil cuti kerja. Sampai saat ini, Tesla menolak berkomentar mengenai kejadian tersebut.
Laporan cedera yang diserahkan ke Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja AS menyatakan bahwa hampir satu dari setiap 21 pekerja di pabrik Tesla Gigafactory Texas terluka pada 2022. Angka tersebut cukup tinggi, di industri otomotif tingkat cedera rata-rata tahun lalu adalah satu dari setiap 30 pekerja.
Tuntutan Produksi Cepat Mengesampingkan Keselamatan
Beberapa pekerja Tesla saat ini dan mantan pekerja di pabrik tersebut, mengatakan kepada The Information bahwa perusahaan secara teratur mengambil jalan pintas dalam konstruksi, pemeliharaan, dan pengoperasian dengan cara yang menempatkan mereka pada risiko tinggi. Sumber mengatakan kepada outlet berita tersebut bahwa tuntutan manajemen untuk produksi cepat menyebabkan hilangnya keselamatan.
Para saksi mata melaporkan bahwa alat berat termasuk derek, balok baja, dan saluran AC terjatuh di dekat pekerja di jalur produksi mobil. Catatan yang ditinjau oleh The Information juga menemukan bahwa para pekerja di pabrik jatuh sakit setelah mereka terkena racun seperti amonia.
Pada musim panas tahun lalu, pergelangan kaki seorang karyawan terjepit di bawah kereta yang bergerak yang memaksanya tidak masuk kerja selama lebih dari empat bulan. Beberapa hari kemudian, kepala seorang pekerja lainnya terpukul benda logam, yang memaksa mereka untuk tidak masuk kerja selama 85 hari, menurut The Information.
Selain itu, karyawan Tesla di pabrik tersebut mengatakan mereka menyaksikan truk forklift bertabrakan dengan pekerja di lantai perakitan.
Advertisement
Ledakan yang Mengancam Keselamatan Para Karyawan
Sekitar Tahun Baru 2023, air secara tidak sengaja terendam dalam aluminium cair yang digunakan di area pengecoran untuk menghasilkan bagian bawah bodi Tesla Model Y, mengakibatkan ledakan yang menurut laporan para saksi terdengar seperti "ledakan sonik", kata The Information. Ledakan tersebut menimbulkan bola api, asap ke udara, dan menyebabkan karyawan lari ketakutan, menurut laporan tersebut.
Namun, tidak diketahui berapa banyak orang yang terluka, karena informasi tersebut tidak disertakan dalam dokumen yang diserahkan kepada inspektur keselamatan di Texas, lapor The Information. CEO Tesla, Elon Musk, memulai pembangunan pabrik tersebut pada musim panas 2020 setelah ia marah pada regulasi California yang membatasi operasi bisnis karena penyebaran virus corona.
Pada akhir 2021, Tesla secara resmi merelokasi kantor pusatnya dari Palo Alto, California, ke Austin, Texas. Musk menargetkan pembangunan fasilitas pabrik seluas 10 juta kaki persegi untuk membantu memproduksi 20 juta mobil setiap tahunnya, pada 2030. Saat ini, konstruksi pabrik di Texas sedang berlangsung.
Pada saat konstruksi selesai, Tesla menargetkan mempekerjakan 60.000 orang di sana. Perusahaan tersebut mengatakan pihaknya memperkirakan akan menghabiskan hingga 10 miliar dollar AS atau sekitar Rp154 triliun, untuk menyelesaikan pembangunan pabrik itu.
Model S dan X Tesla Ditarik dari Peredaran karena Pintu Bermasalah
Sebelumnya, Tesla harus menarik kembali 120 ribu unit Model S dan Model X di Amerika Serikat (AS) untuk diperbaiki. Mengutip kanal Otomotif Liputan6.com, Rabu, 25 Desember 2023, hal tersebut, dikarenakan risiko pintu tidak terkunci dan terbuka saat terjadi kecelakaan.
Disitat dari Reuters, dikatakan Badan Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA), Tesla telah merilis pembaruan perangkat lunak over-the-air (OTA) untuk model 2021 sampai 2023, yang tidak mematuhi standar keselamatan federal, untuk perlindungan benturan samping.
Tesla juga mengatakan, dalam pengajuannya pada Jumat, 22 Desember 2023, dengan NHTSA bahwa awal Desember, pihaknya melihat pintu kabin terbuka setelah terjadi benturan dari sisi yang tidak terkena benturan selama uji tabrak rutin. Kendaraan uji tersebut beroperasi tanpa fungsi penguncian, yang secara tidak sengaja dikecualikan dari pembaruan perangkat lunak yang mulai diberlakukan oleh Tesla sejak akhir 2021.
Tesla mengatakan pihaknya tidak mengetahui adanya klaim garansi atau cedera terkait masalah ini. Sebelumnya, Tesla juga telah menarik 2,03 juta unit kendaraan di jalan-jalan AS.
Tindakan terbesar dari pabrikan Negeri Paman Sam ini untuk mengganti atau memperbaiki produk yang cacat. Penarikan tersebut dilakukan untuk memasang perlindungan baru pada sistem bantuan pengemudi canggih autopilot atau otonomos, setelah NHTSA menyebutkan adanya masalah keselamatan.
Advertisement