6 Fakta Menarik Gunung Bulu Nti di Palu yang Dekat dengan Kawasan Wisata Air Terjun

Dibanding Gunung Bulu Nti, Gunung Gawalise jauh lebih populer untuk didaki dan untuk mencapai puncaknya dapat dilakukan dalam dua hari.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 06 Jun 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2024, 08:30 WIB
Perjalanan dari titik awal pendakian ke Gunung Blu Nti di Sulawesi.
Perjalanan dari titik awal pendakian ke Gunung Bulu Nti di Sulawesi. (Dok: Gunung Bagging https://www.gunungbagging.com/bulu-nti/nggallery/page/3)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Bulu Nti merupakan titik tertinggi di punggung gunung yang sangat panjang di sebelah barat kota Palu, Sulawesi Tengah. Puncak Bulu Nti sendiri tidak terlihat dari jalan utama karena agak tersembunyi di balik punggung gunung. 

Mengutip dari laman Gunung Bagging, Rabu, 5 Juni 2024, Gunung Bulu Nti memiliki ketinggian 2.324 mdpl, terbilang gunung dengan ketinggian sedang. Meski demikian, gunung ini tetap merupakan gunung yang sangat liar meskipun dekat dengan kota besar dan bandara dan baru pertama kali dieksplorasi dan didokumentasikan pada 2007 oleh Lalimpala Universitas Tadulako.

Masih banyak hal mengenai Gunung Bulu Nti selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Bulu Nti yang dirangkum Tim Liputan6.com pada Rabum 5 Juni 2024. 

1. Bersebelahan dengan Gunung Gawalise 

Gunung Bulu Nti berada di dekat Gunung Gawalise yang berlokasi lebih utara dan lebih kecil dengan ketinggian 2.023 mdpl. Dibanding Gunung Bulu Nti, Gunung Gawalise jauh lebih populer untuk didaki dan dapat dilakukan dalam dua hari.

Sementara Gunung Blu Nti perlu waktu tiga hari mendakinya. Puncaknya berjarak sekitar 8 km dari semua ujung jalan setapak yang disebutkan di bawah, jadi mungkin tidak mengherankan jika memerlukan waktu tiga hari pendakian. 

2. Titik Awal Pendakian

Ada tiga rute naik ke Bulu Nti dan semuanya dimulai dari Jl. Palu Bangga dekat Desa Bobo yang hanya berjarak 40 menit dari Palu dengan mobil atau sepeda motor. Jalan dari kota mengikuti kaki pegunungan yang panjang dan curam. 

 

3. Dekat Wisata Air Terjun Wera

Perjalanan dari titik awal pendakian ke Gunung Blu Nti di Palu, Sulawesi
Perjalanan dari titik awal pendakian ke Gunung Bulu Nti di Sulawesi. (Dok: Gunung Bagging https://www.gunungbagging.com/bulu-nti/nggallery/page/3)

Tepat di utara Desa Bobo dekat Desa Kaleke terdapat jalan memutar menuju Air Terjun Wera yang merupakan kawasan wisata yang cukup populer bagi masyarakat lokal di akhir pekan. Air Terjun Wera adalah air terjun yang terletak di Desa Balumpewa, Dolo Barat, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Air terjun ini berada di kawasan Wisata Wera di lereng Gunung Watusidae dan berjarak sekitar 19 km dari Kota Palu. Aliran sungainya berlanjut hingga pada lokasi yang lebih datar dan bermukim di bagian bawah Desa Balumpewa.

4. Jalur Pendakian Terbaik yang Disarankan

Pendakian dapat dimulai di dekat Desa Bobo, namun rutenya sangat curam dan agak berbahaya. Sementara jalur kedua adalah dari Desa Jono, agak jauh ke selatan Desa Bobo.

Seperti ujung jalan setapak di air terjun, ketinggian awalnya sangat rendah yaitu 75 mdpl dan bagian pertama jalan setapak mengarah ke lereng bukit dengan sedikit naungan untuk membuat Anda tetap sejuk. Namun jalur terbaik sebenarnya dimulai di Desa Balumpewa, letaknya percis dari belokkan jalan utama di tanda SMA Sigi di ketinggian 121 mdpl. 

5. Bisa Melihat Pemandangan Gunung Nokilalaki

Pendaki berada di Gunung Bulu Nti di Palu, Sulawesi.
Pendaki berada di Gunung Bulu Nti di Palu, Sulawesi. (Dok: IG @ichaltlpiu https://www.instagram.com/p/CLrZvJ0AqzI/?utm_source=ig_web_copy_link&igsh=MzRlODBiNWFlZA==)

Di sini Anda harus melapor kepada kepala desa yang sangat ramah, namun saat ini tidak ada buku registrasi resmi yang disimpan atau izin yang diperlukan. Dari Balumpewa, berjalanlah menyusuri jalan desa hingga pertigaan dan belok kiri menuruni bukit hingga ke lereng bukit dekat beberapa pohon kelapa.

Jalur ini memiliki pemandangan terbuka yang sangat indah ke arah lembah luas yang dilalui Sungai Palu. Di persimpangan tak bertanda di ketinggian sekitar 640 mdpl, yakni sekitar 90 menit berjalan kaki dari Balumpewa, pastikan untuk belok kiri.

Jalurnya berliku-liku melewati ladang jagung, kakao, bana, dan cabai, dan semakin tinggi, pemandangan semakin luas, dan akhirnya puncak Gunung Nokilalaki yang terkenal dan indah mulai terlihat di tenggara.

Setelah sekitar 2 jam, Anda seharusnya sudah sampai di desa kecil Dusun Tiga (748 mdpl). Anda sebenarnya bisa naik ojek ke sini (atau turun kembali) tetapi tanahnya berbatu dan harganya cukup mahal (Rp75.000 – Rp100.000 sekali jalan pada 2021). 

 

6. Tempat Berkemah di Gunung Bulu Nti

Sebuah bale di perjalanan ke puncak Gunung Bulu Nti di Palu Sulawesi @pecintaalamsigi
Sebuah bale di perjalanan ke puncak Gunung Bulu Nti di Palu Sulawesi. (Dok: IG @pecintaalamsigi https://www.instagram.com/p/CLrZvJ0AqzI/?utm_source=ig_web_copy_link&igsh=MzRlODBiNWFlZA%3D%3D)

Desa terakhir yang akan dilewati selama pendakian berada di ketinggian 979 mdpl, dapat dicapai setelah total waktu sekitar 3,5 jam. Lokasi ini merupakan rumah bagi banyak babi besar dan beberapa pohon Kemiri.

Jalurnya termasuk sulit untuk dilalui pendaki, namun Anda akan sampai di Pos 3 di ketinggian 1.433 mdpl dalam waktu tempuh sekitar 6 jam pendakian. Setelahnya, di Pos 3 terdapat tanah datar di samping pohon yang dapat menampung sekitar tiga tenda untuk berkemah. Tapi sebenarnya pendaki juga bisa berkemah di Pos 4.

Di luar Pos 4 hutan menjadi lebih lebat, gelap, sulit dijelajahi, lebih berlumpur, berlumut, dan menggumpal, dengan sedikit sekali titik datar dan cukup besar untuk menampung lebih dari satu atau dua tenda kecil. Ada satu area dengan ketinggian sekitar 2.246 mdpl yang disebut Pos 5 oleh Lalimpala.

Dibutuhkan sekitar dua jam untuk mencapainya dari Pos 4, sehingga waktu tempuhnya total 5 jam dari Pos 3. Jika rombongan pendakian merasa kuat, masuk akal untuk mendirikan kemah dan melanjutkan perjalanan selama satu jam lagi untuk mencapai puncak dan kemudian kembali lagi ke Pos 5 (satu jam lagi).

Puncak Gunung Bulu Nti sendiri memiliki sisa-sisa tiang triangulasi tua yang diduga dari zaman Belanda) ditambah penanda batas wilayah dan lubang yang dalam. Lubang ini diduga merupakan galian penduduk sekitar.

Infografis Petaka Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumbar. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Petaka Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumbar. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya