Komodo Travel Mart Edisi V Hadirkan 121 Buyers dari Asia dan Australia ke Labuan Bajo, Targetkan Raup Traksaksi Rp30 Miliar

Komodo Travel Mart kembali digelar setelah bertahun-tahun absen akibat situasi pandemi. Ratusan buyers hadir dari mancanegara, seperti Singapura dan Australia.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 09 Jun 2024, 18:15 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2024, 18:15 WIB
Komodo Travel Mart Edisi V Hadirkan 121 Buyers dari Asia dan Eropa, Targetkan Raup Traksaksi Rp30 Miliar
Komodo Travel Mart edisi V berlangsung di Golo Mori Convention Center (GMCC), Labuan Bajo. (dok. BPOLBF)

Liputan6.com, Jakarta - Komodo Travel Mart (KTM) edisi V digelar di Golo Mori Convention Center (GMCC), Labuan Bajo, selama empat hari, pada Kamis--Minggu, 6--9 Juni 2024. Salah satu agenda yang dilaksanakan adalah Table Top Meeting Business to Business (B2B) untuk mempromosikan pariwisata se-Nusa Tenggara Timur (NTT).

Forum tersebut mempertemukan 121 buyers yang berasal dari berbagai negara yang menjadi pasar wisatawan ke Labuan Bajo, mulai dari Singapura, Kuala Lumpur, Malaysia, dan Australia. Sementara, seller yang hadir adalah 63 operator tur dari berbagai daerah di NTT.

Acara tersebut menargetkan transaksi senilai Rp30 miliar dan menarik minat investasi ke Labuan Bajo dan NTT. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo meyakini agenda MICE itu akan mendorong pengembangan pariwisata di NTT.

"Ini adalah bukti konkret pemerintah pusat melalui Kemenparekraf untuk mendukung upaya mengembangkan pariwisata di NTT," ujar Angela dalam rilis yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 7 Juni 2024.

Ini adalah agenda KTM yang kembali diselenggarakan setelah absen beberapa tahun terakhir karena situasi pandemi. Selain menggelar agenda B2B, acara itu juga menghadirkan post tour berupa aktivitas luar ruang, meliputi Green Action Carbon Setting dan menjelajahi Pulau Komodo, serta trekking, berkeliling, dan menginap Wae Rebo.

"Kegiatan ini sekaligus menegaskan bahwa Labuan Bajo sangat layak untuk dikunjungi dan menjadi top of mind dari kegiatan wisata di Indonesia maupun secara global," kata Angela.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pertegas Konsep Pariwisata Berkelanjutan

Komodo Travel Mart Edisi V Hadirkan 121 Buyers dari Asia dan Eropa, Targetkan Raup Traksaksi Rp30 Miliar
Pameran UMKM masyarakat NTT di Komodo Travel Mart edisi V. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Labuan Bajo yang menjadi salah satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) diharapkan memiliki ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif yang lebih kuat, mulai dari atraksi, amenitas, dan aksesibilitas. Angela berharap KTM bisa meningkatkan investasi sektor parekraf di Labuan Bajo, terutama di kawasan ekonomi khusus Parapuar.

KEK Parapuar seluas 129,6 hektare itu dikelola Badan Pengelola Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). KEK tersebut diklaim memberikan kemudahan bagi para investor dengan pendekatan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkualitas dan berkelanjutan. 

"Saya harap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif kita mengupayakan dan mengembangkan sustainable tourism agar bisa menjaga dan memberikan dampak positif," kata Angela. "Konsep ini sebagai solusi yang memberikan dampak jangka panjang bagi lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi masa depan masyarakat lokal maupun wisatawan yang akan berkunjung."

Hal senada disampaikan Plt. Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh. "Menjadi tugas kita bersama untuk membangun reputasi di Labuan Bajo Flores ini sebagai Destinasi Super Prioritas. Harapannya dengan potensi yang dimiliki seperti budaya, wild life, taman nasional, dan berbagai destinasi lainnya, dapat mendorong pergerakan wisatawan di Labuan Bajo Flores menjadi lebih luas dan tersebar ke seluruh daratan NTT," kata Frans.


Labuan Bajo Jadi Primadona Wisata Menyelam

Indeks Pariwisata Indonesia Ranking ke-22 Dunia, Kembali Lampaui Malaysia dan Thailand
Ilustrasi destinasi wisata andalan Indonesia, Pulau Padar di Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Salah satu atraksi yang paling diminati wisatawan saat berkunjung ke Labuan Bajo adalah menyelam. Salah satunya ditawarkan Pelni lewat layanan kapal pinisi mereka. Paket wisata ini akan membawa pengunjung ke Labuan Bajo untuk menikmati berbagai kegiatan mulai dari trekking, snorkeling, hingga menikmati matahari tenggelam dari atas kapal.

Paket yang ditawarkan pun beragam, tergantung lama waktu yang akan dihabiskan dan jumlah peserta. Paket wisata 2 hari 1 malam dan jumlah peserta maksimal enam orang dikenakan biaya mulai Rp40 juta. Biaya tersebut sudah termasuk pemandu wisata, kendaraan jemputan dari bandara, peralatan snorkeling, dan makan-minum.

Paket ini tidak menawarkan paket untuk menyelam ke laut dalam. Namun, hal tersebut bisa ditambahkan dalam paket wisata jika wisatawan ingin mencoba untuk menyelam di sekitar kawasan tersebut.

Sementara, Nusa Kembara menawarkan harga paket wisata ke Labuan Bajo sebesar Rp120-150 juta per malam dengan satu kapal charter yang dilengkapi hingga delapan kamar tidur. Paket wisata ini bisa diisi hingga 30 orang.

Dengan menyewa satu kapal, wisatawan bisa memilih berbagai kegiatan dan olahraga air seperti menyelam, snorkeling, kayak, hingga memancing. Paket ini jauh lebih mewah daripada yang ditawarkan Pelni sebab akomodasi yang ada pada kapal Nusa Kembara mirip dengan resor.


Kasus Getok Harga di Labuan Bajo

Festival Syawal 1445 H LPPOM MUI
Pemasangan sertifikat halal di kedai UMKM di Kampung Ujung, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam rangkaian puncak acara Festival Syawal 1445 H LPPOM MUI, 8 Mei 2024. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Dalam kasus berbeda, seorang wisatawan mengeluh "dipalak" saat makan di Kampung Ujung, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Melalui unggahan Instagram-nya, @m8nusantara, 30 Mei 2024, ia mengungkap "harga tidak wajar" yang dibayar untuk makan berempat.

"Dipalak ikan bakar di Labuan Bajo," tulisnya dalam keterangan. "Inilah serunya touring motor dan traveling ke destinasi wisata mainstream. Memang semua fasilitas lebih lengkap, namun harus rajin bertanya di depan, terutama soal biaya."

Di video, ia mengungkap tagihan yang harus dibayarkan, yakni ikan Rp150 ribu, lauk dan nasi untuk empat orang Rp160 ribu, tiga porsi jeruk murni Rp150 ribu, dan satu jeruk biasa Rp25 ribu. Setelah pajak 10 persen, mereka membayar total Rp530 ribu.

"Tidak ada perdebatan, tetap kami bayar. Sobat M8 yang mau makan di sini, hati-hati! Tanya harga dulu sebelum pesan, karena di menu, tidak ada harga," tandasnya. Lifestyle Liputan6.com sudah meminta komentar pengunggah konten, namun belum ditanggapi sampai artikel ini terbit.

Terkait ini, Plt. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Frans Teguh mengatakan pihaknya selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan situasi yang kondusif di tempat-tempat wisata. "BPOLBF juga mengimbau para pedagang kuliner di tempat wisata dan area bisnis lain agar mencantumkan daftar harga makanan yang dijual, sehingga dapat dilihat wisatawan terlebih dahulu," katanya melalui pesan pada Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 7 Juni 2024.

Infografis 5 Destinasi Wisata Super Prioritas
Pemerintah telah menetapkan 5 Destinasi Super Prioritas, antara lain Borobudur, Likupang, Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo. (Dok: Tim Grafis/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya