Liputan6.com, Jakarta - Kasus pembunuhan keji dilakukan seorang pria berkewarganegaraan Afrika Selatan. Pria kulit putih bernama Grayson Beare (44) itu menikam seorang perempuan berkali-kali di hadapan putrinya yang masih berusia 10 tahun.
Nyawa korban bernama Halima Firoza Hoosen itu akhirnya tak bisa diselamatkan. Tidak hanya itu, pria itu juga menikam suami dan anak lelaki korban yang kini dalam kondisi kritis.
Baca Juga
Dikutip dari Middle East Monitor, Selasa (11/6/2024), juru bicara kepolisian, Kolonel Robert Neshiunda menyatakan motif pembunuhan itu belum diketahui, tetapi anak perempuan korban yang melaporkan kasus itu ke polisi menyebut Beare menyerang keluarganya karena mereka mendukung Palestina.
Advertisement
"Pria itu juga mengancam akan memerkosa gadis cilik tersebut," Netshiunda menambahkan.
Grayson yang merupakan anak pengusaha terkenal Afrika Selatan Julian Beare disebut memasuki rumah korban pada Minggu pagi, 2 Juni 2024. Ia segera menyerang korban dan putra Halima yang berusia 14 tahun. Ia menikam suami korban sebanyak 15 kali ketika berusaha menyelamatkan istrinya.
"Polisi menanggapi laporan penikaman di Hyder Road pada Minggu dini hari. Setibanya di TKP, mereka menemukan seorang pria memiliki pisau berlumuran darah," sambung juru bicara kepolisan itu.
"Seorang perempuan tergeletak di lantai sambil mengeluarkan darah, begitu pula dua laki-laki yang juga mengalami luka tusuk. Wanita tersebut dinyatakan meninggal di tempat kejadian dan dua korban luka dilarikan ke rumah sakit terdekat."
Insiden Kekerasan Terhadap Pendukung Palestina Berulang Kali Terjadi di Afrika Selatan
Netshiunda menyatakan bahwa setelah paramedis memeriksa kondisi korban, wanita yang diyakini berusia 40an tahun itu menderita beberapa luka tusuk yang fatal di tubuhnya. "Tidak ada yang dapat dilakukan oleh paramedis untuk mengatasinya dan dia dinyatakan meninggal di tempat kejadian," ucapnya.
Dia menambahkan, "Dua pria, yang diyakini sebagai ayah dan anak, ditemukan memiliki banyak luka tusuk di tubuh mereka dan dilarikan dalam kondisi kritis ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut."
Alie Komape, manajer kampanye Africa4Palestine, menekankan bahwa insiden tersebut memperlihatkan tindakan kekerasan dan agresif yang dilakukan beberapa pendukung Israel di Afrika Selatan. Komape menekankan bahwa itu sudah terjadi berulang kali.
Ia menyebut sejumlah serangan terhadap demonstran Palestina berlangsung di kota-kota seperti Durban, Cape Town dan Johannesburg sejak awal kampanye Israel di Gaza. "Mengingat kejahatan keji ini, kami menyerukan ketenangan dan ketenangan di komunitas kami. Kami percaya sistem peradilan hukum kami dapat dengan cepat mengadili pelaku dan memberikan hukuman yang sesuai dengan kejahatannya," kata Komape.
Advertisement
Video Pengakuan Pria Mantan Zionis Beredar Viral
Masih terkait kasus tersebut, video Grayson dengan kaki dirantai beredar viral. Sejumlah pria menanyai motifnya membunuh perempuan itu dan menyerang anggota keluarganya yang lain.
Ia berucap bahwa korban tidak sepenuhnya tidak bersalah. Ia menilai tindakan perempuan mendukung warga Palestina adalah wujud kebencian terhadap keluarga dan teman-temannya yang tinggal di Israel.
"Dia dan keluarganya berpikir itu menyenangkan bahwa sepupuku terbunuh di Israel. Ya, dia pikir itu lucu," tuding Grayson.
Saat pria yang merekam video itu menanyai apakah ia seorang yahudi. Ia menolaknya dengan mengatakan ia tak percaya agama apapun. Tapi, ia mengakui sebagai mantan zionis.
Ia juga menyalahkan korban yang dianggap tidak beretika dengan mendukung Palestina. "Ini adalah masalah etika yang kita hadapi. Kita perlu bicara soal etika di sini," sahutnya berulang kali.
Warganet pun terpancing. Mereka mengecam tindakan Grayson yang sama sekali tidak mencerminkan seorang yang beretika.
"Etika? Semestinya kamu tidak membunuh. Dalam setiap buku dalam setiap kelas etika," tulis seorang warganet. "Menikam dan membunuh sesama, mengancam memerkosa seorang berusia 10 tahun dan bicara soal etika.. logika zionis memang gila!" imbuh yang lain.
Israel Bunuh 274 Orang Palestina untuk Selamatkan 4 Sandera Hamas
Setidaknya 274 warga Palestina terbunuh dan ratusan lainnya terluka dalam serangan Israel yang menyelamatkan empat sandera yang ditahan oleh Hamas, kata Kementerian Kesehatan Gaza pada Minggu, 9 Juni 2024, seperti dikutip dari Associated Press (AP). Militer Palestina mengatakan pasukannya mendapat serangan hebat selama operasi kompleks siang hari jauh di dalam wilayah tersebut.
Pembunuhan begitu banyak warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, dalam sebuah operasi yang dirayakan oleh Israel sebagai sebuah keberhasilan yang menakjubkan karena keempat sandera berhasil diselamatkan hidup-hidup, menunjukkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk operasi tersebut. Selain jumlah korban yang sudah melonjak selama delapan bulan perang panjang yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sejumlah sandera diyakini ditahan di daerah padat penduduk atau di dalam labirin terowongan Hamas, menjadikan operasi semacam itu sangat rumit dan berisiko. Serangan serupa pada bulan Februari menyelamatkan dua sandera dan menyebabkan 74 warga Palestina tewas.
Serangan kompleks di Nuseirat, sebuah kamp pengungsi yang dibangun di Gaza tengah sejak perang Arab-Israel pada 1948, adalah operasi penyelamatan terbesar sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas dan militan lainnya menyerbu melintasi perbatasan, menewaskan sekitar 1.200 orang -- sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 250 orang.
Advertisement