Liputan6.com, Jakarta Dalam konser di Johannesburg, Afrika Selatan, pada akhir pekan lalu (19/1/2025), grup musik Green Day kembali mengubah lirik lagu "American Idiot". Kali ini, Billie Joe Armstrong dan rekan-rekannya menyasar miliarder teknologi Elon Musk.
Elon Musk yang lahir di Pretoria, Afrika Selatan, dan menjadi warga negara Amerika Serikat pada tahun 2002, merupakan orang terkaya di dunia serta seorang tokoh bisnis dan teknologi.
Baca Juga
Deretan Kontroversi Green Day Meski Telah Menginspirasi, Menarik Diketahui Jelang Konser di Jakarta pada Februari 2025
Perbandingan Animo Penonton Konser Green Day dan Linkin Park di Jakarta Beberapa Tahun Lalu, Sempat Ricuh hingga Ada yang Tegur Audiens
Linkin Park dan 4 Musisi Top Amerika Ini Bakal Konser di Jakarta pada Februari 2025, Siap-Siap Rogoh Kocek Lebih Dalam!
Saat ini, Elon Musk juga menjabat sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan, sebuah lembaga eksekutif baru yang tidak terafiliasi dengan pemerintah federal.
Advertisement
Melansir loudwire.com, sewaktu membawakan lagu "American Idiot", Billie Joe Armstrong yang merupakan vokalis Green Day, menyanyikan lirik yang sudah diganti: "I'm not part of an Elon agenda (Aku bukan bagian dari agenda Elon)."
Â
Pergantian Lirik pada Tahun Lalu
Tahun lalu, Green Day telah mengganti lirik "I'm not part of a redneck agenda (Aku bukan bagian dari agenda redneck)"Â menjadi "I'm not part of the MAGA agenda (Saya bukan bagian dari agenda MAGA)".
Mereka juga pernah memprotes masa pemerintahan Donald Trump pada tahun 2016 dengan menyanyikan, "No Trump, no KKK, no fascist U.S.A. (Tidak ada Trump, tidak ada KKK, tidak ada fasisme di AS)", selama acara penghargaan musik American Music Awards.
Sebelumnya, Elon Musk mengkritik tindakan Green Day. Ia menyebut Green Day telah berpindah dari 'perlawanan terhadap mesin' menjadi sekadar 'bersorak tanpa makna'.
Namun hingga saat ini, Elon Musk belum memberikan tanggapan terkait aksi terbaru Green Day yang terjadi sehari sebelum ia melakukan serangkaian gerakan kontroversial setelah pelantikan Donald Trump sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat.
Â
Advertisement
Kontroversi Terbaru Elon Musk
Pada hari yang sama, dalam sebuah parade setelah pelantikan Donald Trump, Elon Musk menyampaikan pidato yang disertai dengan tiga gerakan tangan yang sangat kontroversial. Gerakan tersebut mirip dengan salam Nazi yang digunakan oleh anggota Partai Nazi untuk menunjukkan kesetiaan kepada Adolf Hitler.
Salam Nazi, atau dikenal juga sebagai "salam Romawi", umumnya diasosiasikan dengan fasisme, dan tidak ditemukan dalam teks sejarah atau seni dari periode Romawi.
Elon Musk melakukan gerakan tersebut tiga kali, termasuk sekali dengan membelakangi kerumunan. Tindakannya menuai kritik tajam, terutama mengingat dukungannya terhadap partai politik sayap kanan di Jerman, di mana bintang utamanya telah dua kali dihukum karena menggunakan slogan Nazi dalam acara politik.
Dalam pidatonya, Elon Musk mengatakan kepada kerumunan di sekitarnya, "Saya ingin memberikan hati saya kepada Anda." Ia berbicara sambil menyentuh dadanya dan melakukan gerakan tangan lurus dengan telapak tangan menghadap ke bawah.
Meskipun begitu, terdapat perbedaan kecil dalam gerakannya, dibandingkan dengan salam terkenal yang dipopulerkan oleh Benito Mussolini dan kemudian diadopsi oleh Partai Nazi Hitler dengan banyak kesamaan mencolok.
Â
Komentar Pihak Lain
Lembaga Anti-Penistaan (Anti-Defamation League), yang pernah diancam gugatan oleh Musk pada tahun 2023, merilis pernyataan mengenai kontroversi ini.
"Ini adalah momen yang sensitif. Ini adalah hari baru tetapi banyak orang masih tegang. Politik kita sangat memanas dan media sosial hanya menambah kecemasan," mereka menyampaikan melalui media sosial.
"Kami percaya bahwa @elonmusk membuat gerakan canggung dalam semangat antusiasme, bukan salam Nazi. Namun kami menghargai bahwa banyak orang merasa tegang," sambung mereka.
Claire Aubin, seorang sejarawan tentang Nazisme di Amerika Serikat, menyatakan (melalui Associated Press), "Menurut pendapat profesional saya, Anda seharusnya percaya pada apa yang Anda lihat."
Pernyataannya merujuk pada gerakan Elon Musk yang dianggap sebagai salam Nazi.
Advertisement