Hutan Mangrove Indonesia Menyimpan Sepertiga Karbon di Dunia, BRGM Perkuat Ekosistem Mangrove

Indonesia merupakan pemilik ekosistem mangrove terbesar di dunia. Dengan luas tersebut, ekosistem mangrove punya potensi luar biasa dari sisi ekologi hingga mata pencaharian masyarakat

oleh Henry diperbarui 29 Jul 2024, 08:32 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2024, 17:30 WIB
Hutan Mangrove Indonesia Menyimpan Sepertiga Karbon di Dunia, BRGM Perkuat Ekosistem Mengrove
Hutan Mangrove Indonesia Menyimpan Sepertiga Karbon di Dunia, BRGM Perkuat Ekosistem Mengrove.  foto: dok. BRGM

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan Peta Mangrove Nasional Tahun 2023, luas hutan mangrove yang ada di Indonesia mencapai 3,44 juta hektar, setara dengan 20 persen dari total luas mangrove dunia. Angka itu menunjukkan Indonesia merupakan pemilik ekosistem mangrove terbesar di dunia. Dengan luas tersebut, ekosistem mangrove punya potensi luar biasa dari sisi ekologi hingga mata pencaharian masyarakat.

Dari sisi ekologi, ekosistem mangrove menjadi habitat dari 3.000 spesies ikan. Akarnya yang besar dan panjang, mangrove berperan sebagai perangkap endapan maupun perlindungan erosi pantai dan menghambat intrusi air laut ke daratan.

Ekosistem Mangrove juga berfungsi mampu menyerap karbon 3 - 5 kali lebih besar dari hutan tropis biasa. Berdasarkan penelitian yang ada, hutan mangrove Indonesia menyimpan 3,14 miliar ton karbon sepertiga dari seluruh karbon di dunia dan berperan krusial dalam mitigasi perubahan iklim.

Melihat potensi ini, mangrove dapat berkontribusi secara signifikan dalam upaya pencapaian Enhanced Nationally Determined Contributions (NDC) Indonesia tahun 2030. Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Minggu (28/7/2024), pemerintah melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) berkomitmen untuk melakukan rehabilitasi mangrove seluas 600 ribu hektare.

Target 600 ribu hektare ini terbagi menjadi dua, yaitu target 200.000 hektare untuk rehabilitasi mangrove melalui kegiatan penanaman oleh masyarakat. Kedua, target 400.000 hektare berupa pengelolaan lanskap mangrove berkelanjutan, termasuk di dalamnya melindungi areal mangrove yang masih utuh lewat penguatan regulasi, kelembagaan, serta pemberdayaan masyarakat.

Kunci keberhasilan rehabilitasi mangrove terletak pada kolaborasi dan sinergitas antar lembaga. BRGM pun turut melibatkan berbagai sektor dari Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, sampai masyarakat tingkat tapak.

“Mangrove for Future”, merupakan bentuk komitmen Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dalam mewujudkan rehabilitasi mangrove yang bersinergi dan berkelanjutan. Mangrove for Future berisikan dialog antar lembaga dan pendapat para ahli terkait pelaksanaan rehabilitasi mangrove yang ada di Indonesia. Tema kegiatan ini adalah “Mangrove for Future”, Mangrove untuk Masa Depan.

“Tujuan pemilihan tema ini untuk menyampaikan bahwa rehabilitasi mangrove yang dilaksanakan tidak hanya berorientasi pada hasil jangka pendek mangrove tertanam, namun juga berorientasi pada pengelolaan jangka panjang agar manfaat mangrove dapat dinikmati juga oleh generasi-generasi selanjutnya,” terang Hartono selaku Kepala BRGM yang menjadi keynote speech dalam acara dialog pada Jumat, 26 Juli 2024.

 

Rehabilitasi Mangrove di Indonesia

Alue Dohong
Wakil Menteri KLHK Alue Dohong. (dok.Instagram @alue_dohong/https://www.instagram.com/p/B5XDdZsgnK5/Henry)

Dalam acara yang digelar di hotel ternama di kawasan Jakarta Pusat ini, para ahli dari berbagai sektor membahas isu hangat terkait rehabilitasi mangrove yang kini berjalan di Indonesia, serta memberikan masukan agar rehabilitasi mangrove berjalan secara optimal.

Pengaturan ruang dalam pengelolaan ekosistem mangrove jadi salah satu diskusi hangat dalam perhelatan ini. Pada kesempatan ini para ahli dari Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian ATR/BPN, dan pakar dari IPB University menyampaikan beberapa pendapat mengenai pentingnya pengaturan ruang maupun batasan wilayah dalam pelaksanaan rehabilitasi mangrove.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Alue Dohong bersama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove serta kementerian/lembaga terkait terus mengawal upaya pelestarian dan pemulihan ekosistem mangrove. Caranya dengan pengembangan tata kelola dan aksi rehabilitasi.

"Aksi rehabilitasi bukan hanya dengan cara menanam untuk mendapatkan manfaat ekologi, tetapi juga dengan pengembangan potensi ekonomi mangrove, dan peningkatan kapasitas masyarakat untuk mendapatkan manfaat sosial-ekonomi dari mangrove," kata Alue.

Pelaksanaan rehabilitasi mangrove, bersinggungan dengan wilayah konservasi, Areal Penggunaan Lahan (APL), hutan produksi, dan hutan adat. Penetapan ruang termasuk penting untuk ditetapkan agar upaya rehabilitasi mangrove berjalan dengan optimal dan berkesinambungan.

Pengelolaan Mangrove Secara Berkelanjutan

BRGM Libatkan 400 Ribu Tenaga Kerja untuk Merampungkan Rehabilitasi Mangrove
BRGM Libatkan 400 Ribu Tenaga Kerja untuk Merampungkan Rehabilitasi Mangrove.  (Foto:Dok.Badan Restorasi Gambut dan Mangrove)

Turut hadir dalam acara tersebut Putri Bumi Indonesia 2024, Nur Afrah Maryam Insani atau akrab disapa Nami. Sebagai bentuk perhatian dan partisipasi aktif generasi muda terhadap isu-isu lingkungan dan perubahan iklim. Nami mengatakan, Putri Bumi menjadi penjembatan antara Pemerintah dan masyarakat terutama memberikan awareness terhadap generasi muda.

"Mangrove for future ini sebuah ruang yang diciptakan untuk kami para generasi muda untuk bisa terlibat aktif dalam kegiatan lingkungan. Saya juga mengapresiasi sebesar-besarnya kepada masyarakat yang turut terlibat aktif dalam rehabilitasi mangrove," tutur Nami.

Mangrove juga tidak lepas dari masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Pengelolaan mangrove secara berkelanjutan akan terwujud jika masyarakat di sekitar mangrove merasakan manfaat riil dari melindungi dan memanfaatkan mangrove secara berkelanjutan.

Rehabilitasi mangrove dengan target 600 ribu hektare bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi dari sisi pembiayaan. Kolaborasi pembiayaan percepatan rehabilitasi mangrove, banyak menjadi pertanyaan publik pada saat ini.

Sektor swasta, ikut terlibat dalam percepatan rehabilitasi mangrove yang dikerjakan oleh BRGM. Global Affair Canada, PT Indika Energy, PT Pertamina Hulu Rokan, PT Inalum hadir pada kesempatan kali ini untuk menyampaikan masing masing pendapatnya terkait skema kolaborasi pembiayaan percepatan rehabilitasi mangrove.

Hari Mangrove Sedunia

jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengajak para pemimpin negara G20 dan tamu undangan meninjau Taman Hutan Raya (Tahura) Mangrove Ngurah Rai Bali, Rabu (16/11/2022). (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden)

Untuk melaksanakan rehabilitasi mangrove, BRGM berfokus pada pemulihan ekosistem mangrove dengan tetap memperhatikan kesejahteraan masyarakat pesisir. Wahyudi dan Ramlan, merupakan kelompok masyarakat pengelola mangrove binaan BRGM yang sukses dalam memproduksi hasil rehabilitasi mangrove menjadi produk pangan dan ekowisata.

Peran dari offtaker dalam memberdayakan usaha masyarakat mangrove juga memiliki andil, dalam peningkatan standar produk hasil rehabilitasi mangrove agar mampu bersaing di pasar. Peluang pasar ini sangat penting bagi masyarakat yang memerlukan gambaran dan hasil langsung yang bisa mereka peroleh untuk menunjang penghasilan mereka.

Keberhasilan rehabilitasi mangrove, tentunya membutuhkan perhatian dari publik, khususnya generasi muda. Generasi-Z atau Gen-Z yang familiar pada media sosial dan berkomunikasi secara digital, perlu ditingkatkan kesadaran akan lingkungan terutama ekosistem mangrove. Kreator konten ternama di Indonesia . Jovial da Lopez memberikan pandangannya terkait anak muda dan isu lingkungan.

Media sosial menjadi platform yang mudah diakses, dan kiat sukses agar konten lingkungan tersampaikan dengan baik kepada publik. Ketua SIEJ dan jurnalis media juga memberikan pandangannya terkait isu lingkungan dan anak muda dari segi media massa.

Ambisi pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan rehabilitasi mangrove seluas 600 ribu hektare memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, untuk mencapai keberlanjutan. “Mangrove for Future” dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia pada 26 Juli, diharapkan dapat menjadi wadah konsolidasi untuk menyukseskan kolaborasi tersebut.

 

Infografis Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Infografis Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triiyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya