3 Faktor Penting yang Bisa Tumbuhkan Kesadaran Pentingnya Menjaga Lingkungan bagi Kesehatan

Kondisi lingkungan yang buruk dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, penyakit yang ditularkan melalui air, dan penyakit yang berhubungan dengan cuaca panas,

oleh Henry diperbarui 07 Sep 2024, 12:15 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2024, 12:15 WIB
Indonesia Sustainability Forum atau ISF 2024 di JCC, Jakarta, Kamis, 5 September 2024.
Indonesia Sustainability Forum atau ISF 2024 di JCC, Jakarta, Kamis, 5 September 2024. (Liputan6.com/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Kesehatan dan lingkungan sangat penting karena keduanya sangat saling berhubungan. Bahkan mungkin belum banyak yang tahu karena kesehatan dan lingkungan saling mempengaruhi satu sama lain dengan cara yang signifikan.

Untuk itu, AstraZeneca Indonesia bekerja sama dengan Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) untuk mengadakan sesi tematik bertemakan 'Leading Healthcare Sustainability for People, Society, and Planet' di Indonesia Sustainability Forum atau ISF 2024 di JCC, Jakarta, Kamis, 5 September 2024. Menurut Esra Erkomay selaku Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia menjelaskan, Kamis (5/9), kesehatan dan lingkungan sama sekali tak biaa dipisahkan.

"Lingkungan bisa memengaruhi kesehatan melalui berbagai faktor seperti kualitas udara dan air, paparan polutan, dan kondisi iklim. Kondisi lingkungan yang buruk dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, penyakit yang ditularkan melalui air, dan penyakit yang berhubungan dengan cuaca panas," terang Esra Erkomay.

Lingkungan yang sehat sebaliknya, menyediakan layanan penting seperti udara bersih, air, dan tanah yang subur. Hal-hal tersebut sangat penting bagi kesehatan manusia, ketahanan pangan, maupun kesejahteraan secara keseluruhan.

Esra menamnbahkan, jika kita tak peduli maka lingkungan, bisa menjadi sumber penyakit, bahkan, menimbulkan wabah hingga pandemi. Lingkungan yang stabil membantu mencegah penyebaran penyakit. Misalnya, mengurangi polusi dan mengelola limbah dapat menurunkan risiko penyakit dan mendorong populasi yang lebih sehat.

Lingkungan yang bersih berkontribusi pada kesehatan mental dan kesehatan fisik dengan menyediakan area untuk rekreasi dan mengurangi stres. "Keseimbangan antara pertimbangan kesehatan dan lingkungan jadi kunci pembangunan berkelanjutan. Selain itu bisa menciptakan masyarakat yang tangguh dan mengatasi masalah seperti perubahan iklim dan penipisan sumber daya,” ujar Esra.  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pengolahan Limbah dan Pencemaran Lingkungan

Indonesia Sustainability Forum atau ISF 2024 di JCC, Jakarta, Kamis, 5 September 2024.
Indonesia Sustainability Forum atau ISF 2024 di JCC, Jakarta, Kamis, 5 September 2024.  (Liputan6.com/Henry) 

Ia menyambung bahwa kesehatan individu dan masyarakat terkait erat dengan kesehatan lingkungan, sehingga kedua bidang tersebut sangat penting untuk kualitas hidup secara keseluruhan. "Agar manusia sehat, planet ini juga harus sehat. Bukti-bukti ilmiah sudah memprediksi risiko kematian akan meningkat tiga kali lipat pada 2050 kalau kita tidak membuat langkah signifikan untuk melindungi lingkungan kita," sambungnya.

Pendapat senada diungkapkan Direktur Pengawasan Kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Irwan, SS. Ia mengatakan, dalam hal pengawasan obat dan makanan, perusahaan obat yang menjalankan pengolahan limbah secara tidak tepat akan mencemari lingkungan.

"Sebagai contoh, pengelolaan limbah antibiotik. Jika limbah antibiotik mencemari air di lingkungan dan dikonsumsi oleh masyarakat, secara langsung maupun tidak langsung lewat hewan yang dikonsumsi, hal itu berisiko menyebabkan resistensi antibiotic," jelasnya.

Contohnya lagi, ikan yang terkontaminasi mikroplastik bila sampai dikonsumsi manusia akan berdampak pula bagi kesehatan. Salah satu risiko dari paparan mikroplastik sudah dibuktikan bisa berpengaruh pada kesehatan jantung.

"Untuk menimbulkan kesadaran terhadap lingkungan yang sangat penting ini, ada tiga faktor utamanya yaitu harus ada pembiasaan untuk menjaga lingkungan, aturan yang jelas dan ada keteladanan yang bisa ditiru. Kalau ketiganya itu bisa berjalan beriringan dan konsisten dilaksanakan, maka semuanya akan jauh lebih mudah," sambung Irwan.


Intervensi dalam Upaya Pelestarian Lingkungan

Presiden Joko Widodo membuka Indonesian International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta pada hari Kamis (5/9/2024). (Dok Kemenko Marves)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Indonesian International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta pada hari Kamis (5/9/2024). (Dok Kemenko Marves)

"Untuk menyadarkan warga agar melestarikan lingkungan sangat perlu dilakukan. Pelestarian lingkungan memerlukan peran pentahelix, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, swasta, akademisi, masyarakat, hingga media,” timpal Asisten Deputi Pengelolaan Daerah Aliran SUngai dan Konservasi Sumber Daya Alam pada Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Mochamad Saleh Nugrahadi.

Sedangkan Kepala Dinas Kehutanan Jawa Barat Dodit Ardian Pancapana menyarankan, intervensi dalam upaya pelestarian lingkungan sebaiknya merujuk pada kebutuhan dan keinginan masyarakat. Upaya tersebut harus mempertimbangkan manfaat ekonomi masyarakat.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, sebagai ajang bertukar pikiran dan pengetahuan, sekaligus memberikan solusi dan praktik terbaik global dalam menghadapi perubahan iklim.

"Saya harap forum ISF ini dapat menjadi tempat bertemunya pengetahuan, tempat bertemunya pengalaman, tempat bertemunya sumber daya yang dapat menjadi modal bersama dalam berkolaborasi menghadapi tantangan iklim yang ada," kata Presiden Jokowi dalam pidato sambutannya di JCC, Kamis.

 


5 Pilar Pembahasan di ISF 2024

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Announcement on Cross Border Electricity Interconnection ISF, Jumat, 6 September 2024. (Foto: Tim bisnis)
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Announcement on Cross Border Electricity Interconnection ISF, Jumat, 6 September 2024. (Foto: Tim bisnis)

Ia mengatakan Indonesia sangat terbuka bermitra dengan siapapun untuk memaksimalkan potensi bagi dunia yang lebih hijau, untuk memberi akses energi hijau yang berkeadilan, serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan bahwa Indonesia punya i potensi energi hijau yang melimpah, mencapai lebih dari 3.600 gigawatt (GW). Potensi energi hijau tersebut berasal dari energi air, angin, matahari, panas bumi, gelombang laut hingga bioenergi.

ISF 2024 mengangkat tema "Towards Sustainable and Inclusive Growth". Forum yang dihadiri lebih dari 8.000 peserta untuk menyoroti lima pilar pembahasan yaitu ekonomi hijau (green economy), transisi energi (energy transition), konservasi alam dan keanekaragaman hayati (biodiversity and nature conservation), gaya hidup berkelanjutan (sustainable living), dan ekonomi kelautan (blue economy).

Beberapa pemimpin dunia yang hadir sebagai pembicara utama pada forum ini antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan, Menteri Koordinator Keamanan Nasional Singapura Teo Chee Hean, Wakil Perdana Menteri Malaysia Fadillah Yusof, Menteri Industri dan Teknologi Informasi China Jin Zuanglong, dan Menteri Lingkungan Hidup Republik Demokratik Kongo Eve Bazaiba.

 

Infografis Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Infografis Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triiyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya