Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi terbaru dari Traveloka dan YouGov mengungkap pergeseran tren pariwisata di Asia Pasifik. Utamanya, riset mengungkap tentang pelancong Indonesia yang kini lebih suka berwisata alam seperti naik gunung maupun pergi ke taman nasional.
Riset berjudul “Travel Redefined: Understanding and Catering to theDiverse Needs of APAC Travellers” melibatkan hampir 12.000 responden di sembilan negara dan sekitar 2.000 responden yang berasal dari Indonesia. Studi mengungkap beragam temuan yang membentuk masa depan pariwisata di Asia Pasifik mulai dari sensitivitas terhadap harga hingga pilihan akan wisata yang berkelanjutan.
Advertisement
Baca Juga
Studi ini secara detail juga menunjukkan beragam kebiasaan dan preferensi perjalanan yang terus berevolusi dan membentuk lanskap pariwisata di Asia Pasifik. Data tersebut juga menyajikan panduan praktis untuk mengantisipasi tren dan menciptakan pengalaman perjalanan yang bermakna pada 2025 dan seterusnya.
Advertisement
"Asia Pasifik menawarkan banyak peluang, namun keragamannya menuntut kreativitas dan pemahaman yang mendalam. Para pelaku industri harus memahami kebutuhan unik dari market yang dinamis ini agar dapat terus berkembang dalam lanskap pariwisata yang terus berubah," ujar Caesar Indra, President,Traveloka dalam rilis yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 19 Desember 2024.
Karenanya, Caesar melanjutkan, kunci kesuksesan untuk memberikan pengalaman yang dicari para pelancong adalah dengan menuangkan insights dari studi ini ke dalam strategi yang inovatif. Studi ini mengungkap bahwa 39 persen travellers di Indonesia ingin berlibur untuk mengunjungi tempat-tempat atraksi wisata.
Wisata alam menjadi daya tarik utama, dengan 75 persen travellers lebih memilih berlibur ke destinasi alam seperti pegunungan dan taman nasional, lalu pantai dan daerah pesisir 65 persen. Pilihan lain disusul tempat bersejarah atau budaya seperti museum atau istana yaitu 37 persen.
Perjalanan Domestik Jadi Pilihan Utama
Temuan ini juga menggarisbawahi bahwa daya tarik Indonesia didorong oleh keragaman geografisnya sebagai negara kepulauan. Dibanding negara-negara lain seperti Jepang, di mana 62 persen travellers-nya memilih wisata sejarah dan budaya, preferensi masyarakat Indonesia menunjukkan rasa cinta yangbesar terhadap aktivitas outdoor dan keindahan alam.
Di samping itu, tren di seluruh kawasan Asia Pasifik menujukkan perjalanan domestik menjadi faktor pendorong utama pemulihan industri pariwisata, termasuk di Indonesia. Sebanyak 70 persen travellers lebih memilih untuk berlibur di dalam negeri karena faktor kenyamanan dan harga yang lebih terjangkau.
Hal ini membuat destinasi-destinasi seperti Bali, Lombok, dan Yogyakarta semakin populer. Hal ini menandakan kota-kota di Indonesia semakin memiliki daya tarik di mata travellers.
Seperti halnya di sebagian besar kawasan Asia Pasifik, sensitivitas harga merupakan faktor pentingbagi travellers Indonesia, dengan 46 persen responden menyebutkan bahwa harga terjangkau menjadi prioritas dalam memilih akomodasi. Selain itu, 34 persen wisatawan Indonesia dipengaruhi oleh promosidan diskon saat memilih destinasi.
Advertisement
Andalkan Media Sosial dan Platform Perjalanan
Hal ini menunjukkan bagaimana biaya, termasuk penawaran menarik, dapat memengaruhi travellers untuk mempertimbangkan pergi ke destinasi yang biasanya tidak mereka pilih. Meningkatnya platform perjalanan digital Travellers Indonesia sangat mengandalkan media sosial dengan jawaban sebanyak 56 persen dan platform perjalanan 53 persen sebagai alat utama untuk merencanakan perjalanan.
Hal ini mencerminkan kepercayaan mereka semakin meningkat terhadap platform perjalanan, yang memudahkan proses booking denganberbagai pilihan yang fleksibel. Jika dibandingkan dengan rata-rata hasil survei di kawasan AsiaPasifik yang menggunakan media sosial 42 persen dan platform perjalanan 40 persen, data di Indonesia menunjukkan adanya engagement konsumen yang lebih tinggi dalam menggunakan alat digital, menandakan adopsi dan konektivitas digital yang kuat di Tanah Air.
Perjalanan berkelanjutan juga semakin banyak dipilih. Sebanyak 86 persen travellers Indonesia mempertimbangkan nilai keberlanjutan dalam merencanakan liburan, lebih tinggi dari rata-rata regional 80 persen. Hal ini menjadi peluang besar bagi para penyedia layanan perjalanan berkelanjutan, seperti akomodasi ramah lingkungan dan inisiatif green tourism, untuk menarik minat travellers di Indonesia.
Hasil Riset yang Sama Tentang Wisata Alam
Sebelumnya juga diberitakan tentang tren pariwisata 2025 yang mengalami pergeseran signifikan dengan fokus pada pengalaman yang mengurangi stres dan mendekatkan diri dengan alam. Situs web pemesanan tiket pesawat dan transportasi seperti Omio, Expedia, dan Vrbo mengamati perubahan perilaku wisatawan terbaru.
Para pelancong menunjukkan minat yang besar terhadap fenomena alam. Data survei Vrbo mengungkapkan bahwa fenomena seperti Northern Lights, gunung berapi, dan geyser menjadi daya tarik utama. Dua pertiga wisatawan Inggris menekankan pentingnya menginap di tempat yang menawarkan pemandangan utama keajaiban alam ini.
Sementara menurut data dari situs pemesanan transportasi Omio, jumlah pelancong solo pria diperkirakan bakal meningkat secara signifikan. Dengan 30 persen pria berencana melakukan perjalanan sendiri dibandingkan dengan 23 persen wanita, tren tersebut menunjukkan pergeseran demografis yang menarik dalam kebiasaan berwisata.
Kemudian menurut data dari situs pemesanan transportasi Omio, jumlah pelancong solo pria diperkirakan bakal meningkat secara signifikan. Dengan 30 persen pria berencana melakukan perjalanan sendiri dibandingkan dengan 23 persen wanita, tren ini menunjukkan pergeseran demografis yang menarik dalam kebiasaan berwisata.
Advertisement