Â
Liputan6.com, Jakarta - Kecelakaan pesawat Jeju Air menyisakan duka mendalam dan kenangan keluarga dan orang-orang terdekat tentang para korban. Salah satunya berupa unggahan sederet foto seorang bocah lelaki yang tewas dalam kecelakaan pesawat yang terjadi pada Minggu pagi, 29 Desember 2024.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laman The Sun, Selasa (31/12/2024), bocah lelaki itu berusia tiga tahun. Ia termasuk salah satu dari lima anak di bawah usia 10 tahun yang tewas dalam penerbangan Jeju Air 2216 rute Bangkok Thailand - Muan Korea Selatan.
Advertisement
Ia diyakini tewas bersama kedua orangtuanya saat pulang dari liburan keluarga pertama mereka ke luar negeri. Kang Ko (43) dan istrinya Jin Lee Seon (37) sempat membagikan foto-foto di media sosial dari perjalanan mereka di Thailand, termasuk satu foto anak mereka yang sedang melihat keluar jendela pesawat.
"Anakku pergi ke luar negeri untuk pertama kalinya dengan penerbangan malam, dan paspor pertamanya tidak memiliki cap," bunyi keterangan foto tersebut.
Di antara para korban yang tewas juga terdapat tiga generasi dari keluarga yang sama. Seorang pria berusia 60an tahun mengatakan kepada Kantor Berita Yonhap bahwa saudara iparnya, putrinya, suaminya, dan anak-anak mereka yang masih kecil juga menjadi korban tewas kecelakaan pesawat fatal pertama sejak Jeju Air beroperasi pada 2005.
Kecelakaan itu menyebabkan 179 orang meninggal dunia, termasuk dua warga negara Thailand yang salah satunya seorang perempuan berusia 22 tahun bernama Sirithon Chaue. Ibu korban dilaporkan sedang menunggunya di bandara ketika pesawat itu mendarat dengan keras dan menabrak dinding pembatas sebelum hangus terbakar.
Â
141 Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air Dilaporkan Teridentifikasi
Â
Paman Chaue mengatakan bahwa dia akan mengunjungi ibunya yang tinggal di Korea Selatan dan berharap untuk mencari pekerjaan di sana. Dia mengatakan korban selalu bermimpi bekerja di Korea Selatan sebagai pramugari.
"Ibunya sedang menunggu di bandara dan pada awalnya dia mengira kerusakan pesawat itu ringan. Tapi kemudian dia melihat video tentang apa yang terjadi di media sosial. Dia syok dan panik," kata pria itu.
Tangisan terdengar di seluruh bandara ketika para pejabat mengonfirmasi nama-nama beberapa orang yang tewas. Kementerian Pertanahan Korea Selatan mengatakan setidaknya 141 korban kecelakaan pesawat Jeju Air telah diidentifikasi pada Senin, 30 Desember 2024.
Seorang pejabat menambahkan, "Setelah kami siap untuk memindahkan jenazah setelah autopsi oleh lembaga investigasi, kami akan menghubungi keluarga."
Keluarga yang berduka berkumpul di bandara dan menuntut untuk melihat jenazah kerabat mereka. Mereka melampiaskan kemarahan kepada polisi yang mengatakan bahwa mereka membutuhkan waktu untuk mengidentifikasi korban dengan cermat. Inspektur Jenderal Polisi Na Won meyakinkan keluarga bahwa mereka berupaya terbaik untuk mengumpulkan dan mencocokkan sebanyak mungkin jenazah, lapor BBC.
Advertisement
Proses Penyelidikan Penyebab Kecelakaan Butuh Waktu Panjang
Para investigator sedang berupaya keras untuk mengumpulkan seluruh informasi untuk mencari tahu penyebab kecelakaan mengerikan itu. Data penerbangan dan perekam suara kokpit telah diambil dari puing-puing, tetapi pihak berwenang telah memperingatkan bahwa mungkin diperlukan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan penyelidikan kecelakaan tersebut.
Polisi juga sedang menyelidiki email yang mengklaim bahwa kecelakaan pesawat penumpang Jeju Air adalah perbuatan teroris. Namun, pesawat itu juga diyakini menabrak burung saat mendekati Bandara Internasional Muan yang melumpuhkan roda pendaratan pesawat tersebut. Video menunjukkan pesawat tersebut mendekati bandara ketika mesin kanannya terkena sesuatu yang tampak seperti burung.
Tabrakan tersebut mungkin telah memaksa pilot - yang dilaporkan telah melakukan panggilan darurat tak lama setelah serangan itu - untuk mematikan mesin yang rusak saat dia berjuang untuk mengendalikannya di langit. Beberapa upaya pendaratan darurat sempat dibatalkan sebelum pilot akhirnya memutuskan untuk mencobanya.
Pesawat tersebut dengan cepat menghantam landasan saat pilot mencoba mendarat dengan selamat. Namun, pesawat terus melaju ke ujung landasan sebelum menghantam tembok beton dan langsung meledak setelah menghantam struktur di ujung landasan sepanjang 2.800 meter, yang baru dibangun tahun lalu. Benturan tersebut diyakini telah memicu bola api dengan merusak tangki bahan bakar.
Pesan Terakhir Korban Tewas Pesawat Jeju Air
Sebelumnya, salah satu isi pesan terakhir dari seorang penumpang yang dikirimkan kepada anggota keluarganya sebelum pesawat itu berusaha mendarat darurat menjadi viral. Mengutip laman The Korea Times, Senin, 30 Desember 2024, seorang pria yang menunggu di bandara untuk menjemput anggota keluarganya yang berada di dalam pesawat nahas itu membagikan pesan terakhir yang diterimanya.
Pada pukul 9 pagi, tepat sebelum kecelakaan, penumpang pesawat itu mengirimkan pesan melalui KakaoTalk. "Sebuah burung menabrak sayap dan kami tidak bisa mendarat," tulisnya.
Ketika pria itu bertanya berapa lama kejadian itu terjadi, si penumpang menjawabnya satu menit kemudian. "Baru saja. Haruskan aku membuat surat wasiat?" tanya penumpang itu. Sejak itu, ia tidak dapat lagi dihubungi.
Pesawat Jeju Air itu membawa 175 penumpang dan enam awak kabin. Berdasarkan laporan terakhir pada Minggu malam, pukul 19.00, waktu Korea Selatan, hanya dua orang dari 181 penumpang yang selamat. Keduanya merupakan pramugari maskapai tersebut yang duduk dekat ekor pesawat. Keduanya yang merupakan lelaki dan perempuan dilaporkan mengalami luka bakar sedang hingga parah.
Advertisement