Liputan6.com, Jakarta - Joko Widodo menyampaikan laporan pertanggungjawaban (LPJ) sebagai Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013. Dalam laporannya, pria yang biasa disapa Jokowi itu menyampaikan gambaran hasil pembangunan indikator makro pembangunan meliputi Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indikator Ekonomi dan Indikator Sosial sampai 2013.
"IPM merupakan indikator yang dapat menjelaskan kesempatan masyarakat untuk mengakses pelayanan, khususnya dalam bidang kesehatan, pendidikan dan peningkatan pendapatan," ujar Jokowi di ruang rapat paripurna DPRD DKI Jakarta, Senin (21/4/2014).
Dalam paparannya, Jokowi mengatakan kinerja pembangunan manusia di Provinsi DKI Jakarta tahun 2013 menunjukkan peningkatan. Yakni dari angka IPM 78,00 pada 2011 meningkat menjadi 78,33. Pada tahun 2012 lebih tinggi dari rata-rata IPM nasional, yakni sebesar 73,29
Mantan Walikota Solo itu juga mengungkapkan gambaran pembangunan ekonomi di Jakarta dilihat dari indikator ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Provinsi DKI Jakarta pada 2013 mencapai Rp 1.255,9 triliun. Sedangkan pada 2012 adalah sebesar Rp 1.103,7 triliun yang berarti terjadi peningkatan sebesar Rp 152,23 triliun atau sebesar 13,79 persen.
"PDRB per kapita DKI Jakarta atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai Rp 126,12 juta atau meningkat 12,7 persen dibanding tahun 2012 yakni sebesar Rp 111,91 juta," ucap Jokowi.
Menurutnya, bila dilihat Besaran PDRB DKI Jakarta tahun 2013 atas dasar harga konstan mencapai Rp 477,3 triliun, naik Rp 27,5 triliun dibandingkan tahun 2012 yakni sebesar Rp 449,8 triliun. Sehingga secara total, pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 6,11 persen sedikit lebih lambat dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 6,53 persen.
‎
Di hadapan para anggota dewan, Jokowi juga menyampaikan selama di bawah kepemimpinannya, tingkat inflasi di DKI Jakarta tahun 2013 mencapai 8,00 persen. Angka itu lebih tinggi dari inflasi tahun 2012 yaitu 4,52 persen namun lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 8,38 persen.
Menurut Jokowi, salah sebab melonjaknya inflasi itu adanya kebijakan kenaikan harga BBM pada Juli 2013 lalu. Meningkatnya inflasi tersebut, otomatis menyebabkan angka kemiskinan di Jakarta meningkat.
"Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2013 tercatat sebesar 375,70 ribu orang (3,72 persen) meningkat dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin sebesar 366,77 ribu orang (3,70 persen) pada September 2012," ungkap Jokowi.
Menurutnya, secara umum, meningkatnya jumlah penduduk miskin antara lain dipengaruhi oleh besarnya garis kemiskinan yang didefinisikan sebagai sejumlah rupiah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan minimal makanan dan non-makanan, yang merupakan rata-rata pengeluaran per bulan per kapita. (Yus Ariyanto)
LPJ Jokowi ke DPRD: 2013, Jumlah Orang Miskin di DKI Meningkat
Dalam paparannya, Jokowi mengatakan kinerja pembangunan manusia di Provinsi DKI Jakarta tahun 2013 menunjukkan peningkatan.
Diperbarui 21 Apr 2014, 17:49 WIBDiterbitkan 21 Apr 2014, 17:49 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cek Fakta: Tidak Benar dalam Foto ini Cristiano Ronaldo Tiba di Kupang NTT
Optimisme UMKM soal Danantara: Bisa Tingkatkan Daya Saing
Hearts2Hearts Pukau Netizen saat Debut Showcase di Depan Media
5 Pernyataan Wagub Jakarta Rano Karno Usai Ikuti Apel Siap Siaga Jakarta, Waspada Banjir
Jangan Kabur dari Masalah, Psikolog Bagi 4 Strategi Sehat Mengelola Stres
Hadapi Real Madrid, Manchester United Kemungkinan Mundur Teratur di Perburuan Bek Berbakat
Mastel Ungkap Tantangan Lelang Frekuensi 1.4GHz untuk Hadirkan Internet Cepat dan Murah
Potret Hubungan Verrell Bramasta dan Fuji di Malaysia, Pamer Kedekatan di Gondola
Polresta Gorontalo Kota Bongkar Sindikat Penggelapan Mobil Lintas Sulawesi
Pemain Sinetron Asmara Gen Z, Fattah Cemburu Lihat Zara dengan Al
450 Inspiring Quotes to Motivate and Uplift You
6 Masjid yang Dulunya Tempat Ibadah Agama Lain, Salah Satunya Ada di Indonesia