Liputan6.com, Jakarta - Renggo Khadafi, siswa kelas V SDN 09 Makassar Pagi, Jakarta Timur tewas diduga dianiaya kakak kelasnya. Menyikapi kasus tersebut, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI melakukan investigasi terhadap pihak sekolah.
Pada Minggu 4 Mei 2014 kemarin, pihaknya melayat ke rumah duka bersama dengan Kasudin Diknas Jakarta Timur. Setelah itu, pengawas sekolah dan guru-guru, dimintai keterangan di kantor Disdik DKI.
"Nah, mereka nanti diminta untuk membuat laporan kronologisnya bagaimana. Tadi pagi saya sudah sampaikan ke Pak Gubernur," jelas Wakil Kepala Dinas Pendidikan Istaryatiningtyas di Balaikota DKI Jakarta, Senin (5/5/2014).
Ista mengatakan, Disdik DKI akan mendatangi sekolah, tepatnya di salah satu ruang kelas di mana penganiayaan terjadi. Karena kemarin (Minggu) merupakan hari libur, maka ia merasa lebih efektif mengunjungi Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Setelah mengecek lokasi kejadian, Disdik baru dapat memutuskan akan memanggil pihak mana saja untuk diperiksa terkait kejadian tersebut. "Kita belum ke TKP jadi yang pasti kita akan tuntaskan masalah ini agar tidak terjadi di tempat yang lain," jelasnya.
Berdasarkan keterangan kakak Renggo, Yesi Puspadewi peristiwa penganiayaan terjadi Senin 28 April. Menurut pengakuan sang adik, kala itu dia sedang berjalan di halaman sekolah saat waktu istirahat. Renggo tidak sengaja menyenggol SY hingga pisang goreng yang dibawanya terjatuh.
Pada saat itu, lanjut Yesi, Renggo langsung meminta maaf dan mengganti pisang goreng seharga Rp 1.000 dengan uang yang sama kepada SY. Tapi, itu belum cukup bagi bocah berumur 13 tahun itu. Dibantu rekannya, SY lalu mengikuti Renggo sampai ke kelas V. Ketika di dalam kelas, langsung dipukul di bagian wajah, perut, sama pantatnya hingga jatuh.
Usai mendapat penganiayaan, kata Yesi, adiknya belum merasakan langsung luka penganiayaan tersebut. Siang itu Renggo masih bisa mengikuti pelajaran kelas. Bahkan, sorenya pun masih bisa bermain seperti biasanya. Dua hari kemudian, baru sang adik mengeluhkan luka penganiayaan itu.
Renggo dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, pada Sabtu 3 Mei lalu. Ia sempat muntah darah sampai kejang-kejang di rumah sakit. Akhirnya, bocah Kelas V SDN 09 Makasar Pagi itu menghembuskan nafas terkahir Minggu siang, sekitar pukul 13.00 WIB.
Polisi kemudian melakukan pembongkaran makam Renggo setelah mendapat persetujuan keluarga pada Minggu malam, sekitar pukul 19.00 WIB. Pembongkaran ini dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya. Jasad Renggo lalu dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) guna keperluan otopsi. (Mut)