Prihatin Perilaku Anak, Pemprov DKI Bangun Ruang Bermain

Wagub Basuki Tjahaja Purnama menilai perilaku anak yang tak semestinya terjadi akibat kurangnya penyaluran kreativitas anak.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 05 Mei 2014, 14:53 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2014, 14:53 WIB
Pelecehan Seksual Anak
(Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang bocah diduga melompat dari lantai 19 Apartemen Laguna, Tower B di kamar nomor 28, Pluit Penjaringan, Jakarta Utara. Anak berusia 5 tahun itu tewas setelah dilarikan ke Rumah Sakit Pluit karena diduga dilarang orangtuanya menonton film The Amazing Spiderman 2.

Ketika kejadian pada Kamis pekan lalu itu masih hangat dibicarakan, muncul kabar seorang bocah kelas V Sekolah Dasar Negeri (SDN) 09 Pagi Makasar, Jakarta Timur, tewas diduga dianiaya kakak kelasnya, Minggu 4 Mei 2014 dini hari.

Rentetan kejadian itu menimbulkan keprihatinan dari Pemprov DKI Jakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai perilaku anak yang tak semestinya itu karena kurangnya penyaluran kreativitas anak. Maka, pihaknya berencana menyediakan ruang bermain khusus anak-anak.

"Anak sekarang mengerikan (perilakunya), kita prihatin sekali. Makanya, Pak Gubernur perintahkan sediakan ruang main anak-anak. Karena selama ini kurang," ujarnya di Balaikota Jakarta, Senin (5/5/2014).

Untuk itu, dalam rapat pimpinan hari ini, Basuki alias Ahok menginstruksikan Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI untuk segera mendata lahan-lahan luas milik warga di kampung-kampung kumuh.

Dinas Pertamanan dapat meminta lahan warga yang mempunyai tanah seluas 500 hingga 2.000 meter persegi itu untuk dijual kepada Pemprov DKI untuk dijadikan ruang terbuka hijau (RTH) dan taman bermain anak.

"Kalau mau kasih taman sesuai namanya, nggak apa-apa. Yang penting sekarang ada taman bermain anak. Kita sekarang terpaksa harus masuk ke kampung-kampung kumuh untuk beli tanah itu untuk jadikan RTH dan ruang bermain anak-anak. Karena ini penting," jelas Ahok.

Nantinya pembelian lahan itu menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Perubahan, sebab program tersebut baru dicetuskan saat ini dan belum dianggarkan dalam APBD 2014. (Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya