Tuntut Penertiban Lokasi Maksiat, Mahasiswa dan Satpol PP Bentrok

Mahasiswa yang ingin masuk ke ruang kantor walikota terus dihadang Satpol PP. Bahkan mahasiswa yang nekat masuk dipukuli.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Mei 2014, 01:19 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2014, 01:19 WIB
Ilustrasi Massa Anarkis
Ilustrasi Massa Anarkis

Liputan6.com, Padang Sidempuan - Pintu gerbang Kantor Walikota Padang Sidempuan, Sumatera Utara, Senin siang dirobohkan para mahasiswa. Peristiwa itu terjadi setelah aksi dorong pagar yang dikawal ketat petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Senin (26/5/2014), ratusan orang dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pun langsung merangsek ke halaman kantor walikota. Bahkan barikade Satpol PP wanita akhirnya diterobos mahasiswi yang ikut berdemo.

Sejumlah mahasiswa yang ingin masuk ke ruang kantor walikota terus dihadang petugas Satpol PP. Sejumlah anggota Satpol PP bahkan memukuli mahasiswa yang nekat masuk.

Bentrok dan kericuhan tidak hanya terjadi di halaman kantor walikota, tapi juga meluas hingga ke jalan raya. Akibatnya lalu lintas di kawasan tersebut pun terganggu. Belasan mahasiswa mengalami luka-luka dalam aksi tersebut.

Mahasiswa mengaku bentrokan tidak akan terjadi jika Satpol PP tidak berbuat arogan. Mereka menyatakan akan melaporkan Satpol PP yang melakukan pemukulan tersebut ke polisi.

Dalam unjuk rasa ini, mahasiswa menuntut agar walikota segera menertibkan keberadaan lokasi maksiat dan warung penjual minuman keras di Jalan Baru, Padang Sidempuan. Kesal tuntutannya tidak ditanggapi, para mahasiswa kemudian memblokade jalan hingga menyebabkan kemacetan panjang. (Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya