SBY Tak Ratifikasi FCTC Tembakau, KTNA Ucapkan Terima Kasih

Pengurus Kontak Tani dan Nelayan Andalan berharap presiden mendatang bersikap sama.

oleh Zainul Arifin diperbarui 07 Jun 2014, 23:54 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2014, 23:54 WIB
SBY Tak Ratifikasi FCTC Tembakau, KTNA Ucapkan Terima Kasih
Pengurus Kontak Tani dan Nelayan Andalan berharap presiden mendatang bersikap sama.

Liputan6.com, Malang - Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) mengucapkan terima kasih kepada Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab, hingga kini belum menandatangani ratifikasi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (Framework Convention on Tobacco Control/FCTC).

"Atas nama petani tembakau, saya mengucapkan terima kasih kepada Presiden yang belum menandatangani ratifikasi FCTC," kata Ketua Umum KTNA, Winarno Thohir dalam pidato pembukaan Pekan Nasional (Penas) KTNA ke-XIV di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (7/6/2014).

Saat dikonfirmasi atas ucapannya dalam pidato tersebut, Winarno mengaku telah menghadap Presiden SBY beberapa saat lalu. Tujuannya, meminta pemerintah Indonesia tidak meratifikasi FCTC. Dalam pertemuan itu SBY sepakat jika meratifikasi FCTC justru merugikan petani tembakau dan rokok kretek.

"Kami berharap sikap Presiden SBY itu diteruskan presiden terpilih selanjutnya hingga 5 tahun ke depan," ucap Winarno.

Menurut Winarno, Indonesia belum siap meratifikasi FCTC itu sebab bakal merugikan petani tembakau dan industri rokok kretek nasional. Jika ratifikasi FCTC dilakukan, dikawatirkan membuat industri yang menyerap jutaan tenaga kerja ini semakin gulung tikar.

"Tak mudah bermigrasi dari tanaman tembakau ke komoditas lainnya. Selain itu di Indonesia rokok kretek juga sudah menjadi trade mark (ciri khas). Rokok kretek harus dilestarikan seperti Kuba dengan cerutunya," tandas Winarno.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya