Ini Janji Jokowi Soal Hari Santri Saat Tahun Baru Islam

Alasan Jokowi belum menetapkan Hari Santri pada tahun ini, karena tidak ingin hanya sekadar mengeluarkan keppres.

oleh Sugeng Triono diperbarui 25 Okt 2014, 19:38 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2014, 19:38 WIB
Gaya Konferensi Pers Jokowi-JK Soal Kabinet
Didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden Jokowi menggelar konferensi pers soal kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (23/10/2014). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pada masa kampanye Pemilihan Presiden 2014 lalu, Joko Widodo atau Jokowi pernah berjanji akan menetapkan Hari Santri pada 1 Muharam atau Tahun Baru Islam, jika terpilih menjadi Presiden RI.

Menurut mantan Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto, janji tersebut akan segera direalisasikan Presiden Jokowi. Tapi tidak pada 1 Muharam yang jatuh hari ini, Sabtu 25 Oktober 2014. Sebab yang dimaksud Jokowi, bukan berarti 1 Muharam ditetapkan sebagai Hari Santri, melainkan Hari Santri ditetapkan pada 1 Muharam atau tepat pada Tahun Baru Islam.

"Sesuai janji kampanye adalah akan ditetapkan sebagai Hari Santri pada 1 Muharam. Jadi tolong dicatat kata-katanya, bukan 1 Muharam ditetapkan sebagai Hari Santri. 1 Muharam adalah Tahun Baru (Islam) yang maknanya jauh lebih luas dari Hari Santri," ujar Andi Widjajanto di Istana Negara, Jakarta, Sabtu (25/10/2014).

"Tapi presiden dalam janji kampanye akan menetapkan Hari Santri di 1 Muharram," lanjut dia.

Sementara mengenai alasan Jokowi belum menetapkan Hari Santri pada tahun ini, kata Andi, karena mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak ingin hanya mengeluarkan selembar keppres untuk menetapkan Hari Santri itu.

"Tapi ingin melakukan aktivitas-aktivitas yang substansial yang berkaitan dengan pembangunan pesantren, berkaitan dengan interaksi para kiai, serta dengan memajukan level pendidikan untuk para santri dan ekonomi umat. Oleh karena itu, harus ada aktivitas yang sigfnifikan yang menandai mulainya tradisi tentang Hari Santri," pungkas Andi. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya