Liputan6.com, Jakarta - Koalisi Indonesia Hebat (KIH) membentuk DPR Tandingan karena merasa tidak diakomodir oleh Koalisi Merah Putih (KMP). Koalisi yang mengusung Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) pada Pilpres 2014 itu pun menggelar Rapat Paripurna Tandingan.
Menanggapi hal itu, JK menilai dualisme kepemimpinan di tubuh Parlemen Indonesia seperti itu seharusnya tidak terjadi. Wakil Presiden tersebut menyarankan agar 2 koalisi itu menempuh jalur musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama.
"Ya tentu dibutuhkan musyawarah lebih baik lagi, pendalaman, saling memberi antara koalisi agar terjadi harmoni yang baik," jelas JK di Kantor Wapres, Jakarta, Jumat (31/10/2014).
Mantan Ketua Umum Golkar itu juga menyatakan DPR Tandingan seharusnya tidak ada. Dia pun menganjurkan kedua belah pihak saling toleransi demi memajukan Indonesia.
"Keduanya saya yakin akan baik, sehingga pimpinan tandingan tidak perlu ada. Butuh musyawarah saling memberi dan saling menerima, perlu toleransi," terangnya.
Perseteruan di parlemen sejak awal dilantik tetap terjadi meski 2 pimpinan koalisi sebelumnya telah saling bertemu. Presiden Jokowi yang mewakili KIH telah ditemui oleh Prabowo Subianto selaku petinggi KMP.
Tak hanya itu, Wapres JK juga telah mendinginkan suasana dengan makan malam bersama Ketua MPP PAN Amien Rais. Lantas, apa yang menjadi akar masalah di DPR? "Di bawahnya teknis, ya mungkin menyangkut jumlah-jumlah yang mereka bicarakan," tandas JK.
Anggota DPR yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) menggelar Sidang Paripurna DPR tandingan pada Jumat pagi menjelang siang tadi. Sejumlah anggota Fraksi PDIP, PKB, Hanura, Nasdem, dan PPP tampak hadir.
Namun, sidang paripurna DPR tandingan itu tak jadi digelar di ruang Sidang Paripurna DPR karena terkunci. Mereka pun berbondong-bondong menuju ruang rapat Fraksi PDIP untuk tetap menggelar sidang paripurna. Sidang dilanjutkan pada Senin 3 November pekan depan untuk memilih pimpinan DPR tandingan.
JK: KIH dan KMP Perlu Musyawarah
Jusuf Kalla (JK) menyarankan agar 2 koalisi itu menempuh jalur musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama.
diperbarui 31 Okt 2014, 15:13 WIBDiterbitkan 31 Okt 2014, 15:13 WIB
Jusuf Kalla (JK) menyarankan agar 2 koalisi itu menempuh jalur musyawarah untuk mencapai kesepakatan bersama.... Selengkapnya
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Live dan Produksi VOD
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mengenal Nauru Negara Tanpa Ibu Kota Resmi dan Fakta Uniknya
Mengenal Ciri-ciri Angin Duduk: Gejala, Penyebab, dan Penanganan
Lapis Legit Medan: Lebih dari Sekadar Kue, Sebuah Kehangatan
Intermittent Fasting: Rahasia Ampuh Turunkan Kolesterol, Stabilkan Gula Darah, dan Kendalikan Tekanan Darah
Ciri-ciri Planet Jupiter: Fakta Menarik Raksasa Gas Tata Surya
Cek Kesehatan Gratis, Ada Puskesmas yang Layani Lebih dari 30 Pasien dalam Sehari
Raja Abdullah II Usai Bertemu Trump: Yordania Tegas Menentang Relokasi Warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat
Pasar Saham Asia-Pasifik Dibuka Beragam usai Pernyataan Ketua The Fed
Kebijakan Zero Tolerance Banyak Diterapkan Negara Maju, Bagaimana dengan Indonesia?
Utang Sholat 15 Tahun, Bisakah Diqadha? Ini Penjelasan Buya Yahya
Puan Maharani Berdoa untuk Bangsa dan Negara Saat Umrah Bersama Megawati
Kode Redeem EA FC Mobile Terkini 12 Februari 2025, Jangan Lupa Diklaim!