Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar versi Munas IX di Nusa Dua, Bali, Akbar Tandjung mengatakan, pihaknya bersama Ketua Umum versi Munas IX Bali Aburizal Bakrie atau Ical menginginkan terjadinya islah atau perdamaian dengan kubu Golkar yang mengadakan Munas IX di Ancol, Jakarta Utara.
Menurut Akbar Tandjung, pihaknya sebelum melaksanakan Munas di Bali sudah melakukan komunikasi dengan kubu Munas Ancol yang dimotori Agung Laksono. Namun saat itu belum ada tanggapan dari kubu Agung cs.
"Saya sudah telepon Agung Laksono, tapi belum diangkat telepon saya. Saya yang menjadi prioritas adalah islah atau ada rekonsiliasi dengan kubu Agung. Sebelum digelarnya Munas Ancol juga saya sudah membuka komunikasi dengan Agung dan Priyo Budi Santoso," kata Akbar di kediaman BJ Habibie, Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (15/12/2014).
Mantan Ketua DPR itu berujar, selain dirinya, Ical juga mengutus politis senior Golkar yakni MS Hidayat untuk membuka komunikasi dengan pihak Agung Laksono agar bisa menyudahi konflik dualisme yang terjadi dalam partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Pak Aburizal juga sudah mengutus Pak MS Hidayat. Kami ingin bagaimana Partai Golkar ini baik dan saya (juga) sudah menyiapkan langkah proaktif," ujar Akbar.
Karena itu, Akbar menambahkan, pihaknya hingga saat ini belum mengetahui apa sesungguhnya keinginan dari kubu Agung Laksono. Sebab, Agung belum juga merespons.
"Kan kalau sudah bertemu kita lakukan perundingan itu baru bisa diketahui apa saja keinginan dan poin-poinnya. Tapi saya sudah hubungi Agung tapi belum ada respons," ucap Akbar.
Menkum HAM Diharapkan Cermat
Akbar Tandjung pun berharap, pemerintah dalam hal ini Kementerian Hukum dan HAM bisa teliti dan cermat dalam memutuskan kisruh dualisme Partai Golkar.
"Tentunya kami menunggu, hasil dari pemerintah dan harapan kami pemerintah betul-betul memerhatikan masalah yang berkaitan dengan aturan-aturan yang terkait dengan organisasi parpol dan Golkar," urai Akbar.
"Kami harap Menkum HAM (Yasonna H Laoly) bisa berada di posisi netral, profesional melihat permasalahan Golkar ini," sambung dia.
Menurut Akbar, Menkum HAM harus memerhatikan pelaksanaan Munas Bali adalah kelanjutan munas 5 tahun sebelumnya di Pekanbaru, Riau.
"Dalam konteks kami soal Munas Bali, DPP Partai Golkar di bawah Ical yang notabene adalah hasil Munas Pekanbaru, maka beliaulah (Ical) menjadi penanggung jawab Munas Bali," ujar dia.
Saat ditanya apakah ada 'pihak ketiga' yang berperan dalam kisruh dualisme partai berlambang pohon beringin, Akbar enggan berandai-andai. Ia pun yakin jika kisruh internal Golkar tidak ada campur tangan 'pihak ketiga'. "Saya kira nggak ada, kalau misalnya disebut oknum kan kita nggak tahu siapa," tandas Akbar Tandjung. (Ans)
Akbar Tandjung: Ingin Islah, Tapi Belum Ada Respons dari Agung
Padahal, menurut Akbar Tandjung yang menjadi prioritas adalah islah atau ada rekonsiliasi dengan kubu Agung Laksono.
Diperbarui 16 Des 2014, 06:38 WIBDiterbitkan 16 Des 2014, 06:38 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
BUMN Gerak Cepat Distribusikan Bantuan untuk Korban Banjir Jabodetabek
Banjir di Berbagai Daerah, Bagaimana Islam Memandang Bencana?
Hati-Hati! 6 Hal Ini Bikin Kamu Cuma Dapat Lapar dan Haus selama Puasa Ramadan
Belum Mandi Junub Lewat Waktu Subuh, Apakah Puasanya Sah? Ini Kata Buya Yahya
Ragu soal Datangnya Imsak, Masih Boleh Makan Apa Harus Setop? Simak Kata UAH
Westin Wedding Fair 2025 Hadirkan Gaun Eksklusif dari Elie Saab Hingga Wong Hang Tailor
Jejak Timnas Indonesia di Piala Dunia: Partisipasi Hindia Belanda pada 1938 Masih Menjadi Acuan
Chef Beatrix Ajak Kreasikan Olahan Sagu Papua yang Disulap Jadi Menu Lezat untuk Keluarga
Rahasia Berdoa dengan Khusyuk di Bulan Ramadan agar Lebih Berarti
Waktu Sholat Bali Ramadhan 2025, Berikut Jadwal untuk Wilayah Denpasar
Mengenal HD 20794 d, Planet Layak Huni 20 Tahun Cahaya dari Bumi
7 Masjid di Indonesia Tetap Berdiri Usai Dihantam Bencana Dahsyat, Kuasa Allah