Kerap Terperosok, Warga Ekstra Waspada Lewati Jembatan Ini

Tak membuat nyali menciut, warga Karanganyar melintasi jembatan air yang melintang di atas Kali Pepe hanya dengan pijakan satu bilah kayu.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Mar 2015, 07:36 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2015, 07:36 WIB
Jembatan-Pintas
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Karanganyar - Tangan kanan memegang penyangga, tangan kiri mengendalikan kemudi di atas jembatan, tampak seorang pria bersama anaknya nekat menyusuri jembatan penuh risiko itu dengan motor tuanya. Dia tak peduli dengan keselamatan yang mengancamnya dan bisa saja terjerembab dan nyawa lenyap.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (6/3/2015), ada banyak orang yang menggantungkan nasib pada jembatan peninggalan zaman belanda tesebut.

Sebagian besar warga adalah dari Dusun Bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar dan warga Desa Suro, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Tak jarang warga ada yang terperosok.

Tapi itu tak membuat nyali warga menciut, sebab itulah jalan pintas untuk beraktivitas sekolah maupun kerja. Padahal bahaya maut mengintai setiap kala, karena besi bagian bawah yang rapuh termakan usia.

Warga tak jarang iuran untuk menggantikan bilah papan yang keropos di jalur yang kerap disebutnya sebagai jembatan 'sirotol mustaqim' ini.

Jembatan tersebut sesungguhnya memang saluran air yang melintang di atas Kali Pepe, di bawah wewenang Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo. Di atas saluran ada pijakan untuk petugas menginspeksi.

Nah, di atas pijakan itulah warga memasang papan dan besi untuk dilalui. Warga pun enggan memutar sejauh 2 kilometer untuk menyeberang.

Sejauh ini belum ada usulan dari desa, maupun warga untuk pembangunan jembatan di kawasan yang merupakan perbatasan Boyolali dan Karanganyar. (Dan/Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya