Liputan6.com, Jakarta - 16 Warga Negara Indonesia (WNI) dipastikan ditangkap oleh otoritas pemerintah Turki. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Pol Saud Usman pun membenarkan bahwa mereka hendak menyeberang ke Suriah.
Menurut Saud, 16 WNI tersebut tidak memiliki dokumen keimigrasian sehingga ditahan pihak berwenang. Kini mereka berada di tempat penampungan sementara. Namun, Saud belum memastikan apakah mereka terlibat ISIS atau tidak.
"Kita belum mengetahuinya. Tim belum bisa menginterogasi mereka. Jadi tim kita baru berdialog dengan petugas imigrasi Turki," ujar Saud di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (17/3/2015).
Menurut Saud, 16 WNI tersebut hanya ada satu laki-laki dewasa. Sisanya perempuan dan anak-anak. "Bahkan, ada satu orang (perempuan) hamil. Ini harus kita perhatikan," tegas Saud.
Informasi yang dihimpun Liputan6.com, WNI itu berasal dari beberapa wilayah Pulau Jawa. Mereka adalah, RAS (istri dari AH), kemudian QMH, NS, JFN, IW, AN, AR dan AU yang semuanya merupakan anak AH. Selain itu ada TNM (istri dari H) seorang terduga teroris yang meninggal dunia di Tulunggagung, serta SHK anak H.
Berikutnya ada DS asal Ciamis, Jawa Barat, IS (istri DS), I dan AM anak DS. Kemudian, ada AY asal Bandung, Jabar, MIR asal Ciamis.
Keenambelas orang ini berbeda dengan 16 WNI yang diberitakan hilang sebelumnya yang hingga kini keberadaan mereka belum diketahui. Untuk warga Tanah Air yang hilang ini, Saud menyebut pihaknya juga meminta otoritas di Turki untuk melakukan pencarian.
"Bagaimana pun pintu-pintu masuk di sana kan banyak," pungkas Saud. (Tnt/Yus)