Soal UN Bocor, Kantor Percetakan Negara Digeledah

Petugas keamanan gedung PNRI melarang seluruh awak media meliput proses penggeledahan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 15 Apr 2015, 00:03 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2015, 00:03 WIB
Suasana Tenang Hari Pertama UN Berbasis Komputer di SMKN Budi Utomo
Siswa SMKN Budi Utomo mengerjakan soal Ujian Nasional (UN) berbasis komputer di Jakarta, Senin (13/4/2015). Hari ini hingga Rabu (15/4), sejumlah SMA/sederajat melaksanakan UN dengan lembar soal maupun berbasis komputer. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menggeledah Kantor Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) sore tadi. Penggeledahan ini menyusul adanya laporan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), atas dugaan bocornya 30 buklet soal Ujian Nasional (UN) berformat PDF yang diunggah ke internet via Google.

Namun, pada saat penggeledahan yang dilakukan di Jalan Percetakan Negara, Johar, Jakarta Pusat ini, petugas keamanan gedung PNRI melarang seluruh awak media meliput proses penggeledahan.

Pantauan Liputan6.com, dalam gedung PNRI hanya terlihat beberapa mobil keluar masuk gedung dan lalu lalang sejumlah anggota kepolisian berpakaian sipil. Namun semuanya bungkam, tak ada yang bersedia memberi keterangan.

Hanya saja, salah satu petugas keamanan gedung PNRI tiba-tiba memberikan secarik kertas kepada awak media, yang berisi pernyataan dari Humas PNRI terkait penggeledahan tersebut. Kertas itu diberikan petugas pada pukul 20.30 WIB.

"Pertama, sebagai perusahaan security printing, kami sudah sejak lama mendapat tugas negara mengamankan dokumen negara, termasuk dokumen Ujian Negara," sebut pernyataan humas PNRI.

PNRI telah memenuhi persyaratan Botasupal untuk melaksanakan pekerjaan percetakan sekuriti, termasuk Ujian Negara.

Dalam pelaksaan percetakan Ujian Negara ini, PNRI bekerjasama dengan kepolisian dari sejak pengambilan materi, serah-terima materi, dalam proses pencetakan hingga pengiriman materi kepada user.

"Terkait indikasi adanya kebocoran, kami bukan satu-satunya percetakan yang melaksanakan tugas negara ini, mohon azas praduga tak bersalah kita junjung tinggi. Oleh karena itu, kami siap bekerja sama dengan kepolisian dalam proses pemeriksaan," sebut rilis humas PNRI, lagi.

PNRI berharap semangat untuk mendukung tugas negara, tidak dicederai oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Sementara Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Pol Budi Waseso mengatakan, pihaknya memang telah mendapat informasi terkait adanya dugaan bocornya 30 buklet soal Ujian Nasional (UN) yang diunggah ke internet.

"Kita cepat-cepat untuk mencari bukti, ada beberapa tempat yang dicurigai," ucap dia di Mabes Polri.

Penggeledahan PNRI menyusul laporan Kemendikbud atas dugaan bocornya 30 buklet soal UN yang diunggah ke internet via Google dalam format PDF.

Mendikbud Anies Baswedan sudah berkomunikasi dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Ia juga sudah meminta pihak Google untuk menutup akun Google drive yang digunakan sebagai pembocor soal UN. (Rmn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya