Teror Bom Batik Air, Komisi V DPR Desak Kemenhub Serius Berbenah

Komisi V DPR yang membidangi perhubungan dan transportasi meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membenahi semua jenis transportasi.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 17 Apr 2015, 15:11 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2015, 15:11 WIB
Ilustrasi Ancaman Bom Pesawat Batik Air
Ilustrasi Ancaman Bom Pesawat Batik Ai

Liputan6.com, Jakarta - ‎Pesawat Batik Air rute Ambon-Jakarta mendapat teror bom melalui pesan singkat atau SMS dan mendarat darurat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Jumat (17/4/2015) pukul 07.20 Wita. Komisi V DPR yang membidangi perhubungan dan transportasi pun meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membenahi semua jenis transportasi di Indonesia.

"Jauh sebelum ancaman bom ini muncul, saya selaku mitra Kementerian Perhubungan sudah meminta pembenahan secara menyeluruh ini dari lama. Tapi nampaknya proses itu berjalan sangat lambat," kata anggota Komisi V DPR Miryam S Haryani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (17/4/2015).

Dia mengatakan, persoalan perhubungan udara Indonesia ‎seakan tak pernah ada habisnya, baik dari maskapai maupun pihak pengelola bandara. Mulai dari tragedi AirAsia, peristiwa delay-nya Lion air, lalu kasus penumpang gelap rute Pekanbaru-Jakarta beberapa waktu lalu.

"Yang sekarang Batik Air dengan ancaman bomnya. Hal ini menunjukkan bahwa ada hal serius yang harus dibenahi pemerintah, dalam hal ini Kemenhub terkait dengan perhubungan udara. Semua masalah yang muncul harus diselesaikan dengan tuntas ke akarnya, bukan hanya pada persoalan yang tampak di permukaan," papar dia.

‎Miryam menjelaskan, beberapa hal yang harus mendapat perhatian bagi Kemenhub antara lain persoalan keamanan bandara dan keamanan penerbangan. Persoalan ini tidak hanya pada hal teknis apakah pesawat layak terbang atau tidak.

"Juga pada kondisi nonteknis seperti pengamanan bandara agar jangan sampai ada penumpang gelap, dan juga barang bawaan penumpang atau pemeriksaan kabin pesawat yang ketat. Agar ancaman seperti ini sudah bisa kita antisipasi. Mungkin ini lebih kepada SOP dan prosedur tapi tetap penting," jelas dia.

Selain itu, Miryam menyatakan, masalah ancaman bom ini harus diusut tuntas kepolisian agar jangan sampai warga negara Indonesa merasa tidak aman karena banyaknya ancaman bom di mana-mana.

"Ini PR besar bagi Kapolri yang baru ditetapkan oleh DPR dan dilantik Presiden, karena keamanan juga merupakan hak dasar yang harus dihadirkan dalam setiap warga negara yang ada di Indonesia," tandas Miryam.

Staf Batik Air Ambon, Linda menerima pesan ancaman bom dari nomor telepon genggam 085211686682 pada pukul 07.08 WIT. Bunyi pesan singkat itu adalah, "ada bom siap meledak di batik air tgl 17 pagi Amq Jkt."

Pihak Batik Air Ambom langsung melaporkan ancaman tersebut kepada otoritas bandara Internasional Pattimura Ambon dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Pesawat ID 6171 lalu diarahkan untuk mendarat darurat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar.

Pilot Luther yang menjadi kapten dalam penerbangan itu lalu memutuskan untk mendarat darurat di Makassar. Pada pukul 07.30 Wita, 122 penumpang, 6 kru pesawat, dan 3 kru tambahan dievakuasi ke ruang tunggu bandara dengan pengawalan keamanan PT Angkasa Pura. Para penumpang akan dibawa ke ruangan karantina untuk pemeriksaan barang-barang di bagasi. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya