Jokowi dan SBY Jadi Pembicara di Konferensi Parlemen Asia-Afrika

Presiden Jokowi akan membuka Konferensi Parlemen Asia-Afrika (KPAA) di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Kamis (23/4/2015).

oleh Silvanus Alvin diperbarui 23 Apr 2015, 09:06 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2015, 09:06 WIB
Suasana Pelantikan Jokowi dan Jusuf Kalla
Presiden Terpilih Joko Widodo duduk berdampingan dengan Presiden SBY saat pelantikan di Senayan, Jakarta, Senin (20/10/2014) (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - ‎Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan membuka Konferensi Parlemen Asia-Afrika (KPAA) di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Kamis (23/4/2015). Selain membuka acara, Jokowi juga akan memberikan pidatonya di hadapan para anggota parlemen yang mewakili 33 negara itu.

Dari susunan acara yang diterima Liputan6.com, Presiden Jokowi akan berpidato pada pukul 09.00 WIB. Selanjutnya, akan ada 2 sesi acara yang membicarakan masalah perdamaian dan kesejahteraan serta kerjasama Asia-Afrika.

Tak hanya Jokowi yang menjadi pembicara utama, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga akan naik podium. SBY akan berpidato pada sesi I KPAA yang bertema Working Together for Peace and Prosperity: Parliamentary Cooperation in Promoting Post 2015 Development Agenda.

SBY hadir dalam kapasitasnya sebagai Chair of Global Green Growth Institute.

KPAA merupakan konferensi antarparlemen pertama yang diinisiasi di Indonesia. Salah satu isu yang akan yang dibahas dalam pertemuan pada 23 April ini adalah mengenai perkembangan kemerdekaan bagi Palestina.

"Masalah Palestina adalah amanat pembukaan UUD 1945 yang boleh jadi menjadi satu-satunya masalah klasik terkait hak menentukan nasib sendiri yang belum terselesaikan hingga kini," ujar Setya Novanto.

Selain itu, secara umum juga akan dibahas mengenai kerjasama di bidang ekonomi, politik sosial, dan budaya sesama negara Asia dan Afrika. "Konferensi Parlemen Asia Afrika ini dihelat dalam rangka menjalankan amanat UU MD3 Pasal 69 ayat 2 tentang fungsi DPR guna mendukung upaya pemerintah dalam melaksakan politik luar negeri," jelas Setya Novanto. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya