Liputan6.com, Bogor - Apa yang dilakukan Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA (KPM) Ridwan Hasan Saputra mengundang decak kagum. Dia menggandeng seorang pedagang ketoprak yang biasa mangkal di Depan Lembaga KPM di ruko 6 Jalan Laladon, Ciomas, Bogor, Jawa Barat, untuk menerapkan metode pembayaran seikhlasnya kepada sang pembeli.
Konsep gagasan metode pembayaran seikhlasnya itu sebenarnya sudah dilakukan di lembaga pendidikan KPM. Namun ada misi kemanusiaan yang menjadi tujuannya hingga ia menyasar pada bidang kuliner.
"Saya punya ide untuk menerapkan metode pembayaran seikhlasnya bukan di lembaga pendidikan, melainkan di sektor bisnis (kuliner)," ujar dia saat ditemui Liputan6.com di Bogor, Kamis (14/5/2015).
Ridwan melanjutkan, misi utamanya dalam melakukan hal tersebut bukan semata lantaran bisnis. Ada yang ia ingin tebarkan dalam aksi tersebut.
Baca Juga
"Misi utama saya sebenarnya bukan bisnis tapi ingin menyebarkan metode pembayaran seikhlasnya. Jadi konsep ini diterapkan kepada pedagang ketoprak dengan memborong dagangan yang dijajakan, saya jual lagi dengan metode pembayaran seikhlasnya," tutur dia.
Konsep ini sudah ia terapkan sejak sebulan lalu. Dia mengakui, aksi yang dilakukan pada tiap Sabtu ini memang akan merugi. Namun di sisi lain ada edukasi bagi yang ingin menikmati makanannya.
"Makan harus diawali dengan berdoa, makan jangan sembari bercanda, musti berprilaku yang baik saat makan. Selain itu, jangan merokok saat makan," urai Ridwan.
Ridwan menyatakan rencana konsep metode pembayaran seikhlasnya ini tidak hanya diterapkan pada satu hari dalam sepekan saja, tetapi akan diupayakan untuk berlaku pada setiap hari.
"Dan tidak hanya makanan ketoprak saja, namun berbagai jenis makanan lainnya. Dan saya merasa pedagang diuntungkan, tidak perlu berkeliling menjajakan daganganya selain lebih cepat habis," ujar dia.
Sementara seorang pelanggan, Nevi menganggap penerapan metode pembayaran seikhlasnya mungkin dari sisi laba akan berkurang. Namun di sini ada sisi positifnya yakni menanamkan keikhlasan.
"Kadang kita sendiri merasa bingung ketika akan membayarnya, meski begitu besar dan kecil kita membayarnya, ada rasa ikhlas," pungkas Nevi. (Ali)
Advertisement