Liputan6.com, Cilacap - Presiden Jokowi meresmikan pengoperasian penuh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, yang diselenggarakan di Kawasan Wisata Teluk Penyu, Cilacap, Jawa Tengah (30/6/2015). Disela-sela pemberian sambutannya, Presiden Jokowi memanggil sejumlah nelayan yang berada di sekitar kawasan tersebut dan mengajak mereka berdialog.
Presiden Jokowi menanyakan mengenai ada tidaknya kecelakaan yang menyebabkan kematian saat melaut. Pertanyaan itu kemudian dijawab oleh salah seorang nelayan.
"Kalau cuacanya memang bersahabat ya Alhamdulillah, aman. Tapi kalau cuacanya sedang musim anginnya kencang itu kalau melaut saja tidak punya perhitungan ya kadang-kadang mengalami kecelakaan," ujar nelayan bernama Jumadi.
Jokowi kemudian bertanya lagi. "Lalu kalau kapal kebalik terus ada yang meninggal gitu? Terus kalau meninggal berarti istri dan anaknya bagaimana?" tanya Jokowi. "Ya cari nafkah sendiri," jawab nelayan yang biasa melaut di Kawasan Wisata Teluk Penyu itu.
Menanggapi hal itu, Presiden Jokowi mengatakan, itulah pentingnya jaminan bagi nelayan, di mana kalau ada kecelakaan di laut, anak dan istri ikut terjamin dan tetap akan mendapatkan penghasilan dari jaminan sosial tersebut.
Presiden menyebutkan, untuk sementara jaminan yang diterima para nelayan di Teluk Penyu akan dibayar BPJS dalam waktu beberapa bulan. Namun setelah itu para nelayan harus bayar sendiri dengan nilai Rp 6.800 setiap bulan.
"Jadi bapak pilih bayar Rp 6.800 atau pilih, kita semuanya tidak ingin celaka kan, tapi kan kita tidak ngerti karena pekerjaan ini di laut yang tidak mudah yang menantang ombak, Rp 6.800 setiap bulan bayar atau tidak ikut BPJS Ketenagakerjaan, pilih yang mana?" tanya Jokowi.
Pertanyaan itu langsung dijawab seorang nelayan bernama Waslam dengan menyebut memilih membayar Rp 6.800, demi melindungi nelayan.
Baca Juga
Penenggelaman Kapal Asing
Advertisement
Selain bertanya mengenai jaminan bagi keluarga, Presiden Jokowi juga meminta pendapat kepada para nelayan mengenai langkah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang beberapa bulan lalu menenggelamkan kapal asing karena terbukti mencuri ikan di perairan Indonesia.
"Terakhir ada 41 kapal yang ditenggelamkan Bu Susi. Bapak setuju nggak?" tanya Jokowi.
Para nelayan kompak menjawab setuju. "Saya setuju. Itu bagus. Kapal itu dibom saja Bu Susi. Saya setuju, jadi kapal kecil bisa dapat ikan lebih banyak," salah satu Nelayan bernama Waluyo.
Mendengar ucapan nelayan tersebut, Menteri Susi yang duduk di barisan depan terlihat tersenyum dan mengacungkan jempol ke arah nelayan itu. Sambutan tepuk tangan pun terdengar riuh dari para nelayan Teluk Penyu yang hadir dalam acara tersebut.
Setelah menjawab pertanyaan dari Jokowi, para nelayan itu pun kemudian diberikan hadiah sepeda gunung oleh Jokowi. "Ya, sepeda nya dibawa satu-satu," kata Jokowi.
Selanjutnya, Presiden Jokowi dan rombongan meninggalkan Teluk Penyu melanjutkan perjalanan untuk meninjau Pasar Manis, di Kelurahan Kedung Wuluh, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas.
Di sana, Presiden Jokowi bersama dengan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel meresmikan pembangunan 1.000 pasar rakyat yang tersebar di kota dan kabupaten seluruh Indonesia. (Mvi/Ein)