Teror di Negeri Gajah Putih

Bau hangus dan daging terbakar menyengat di sekitar lokasi ledakan. Bagian tubuh manusia bergeletakan di luar Kuil Erawan.

oleh Tanti YulianingsihRinaldoElin Yunita KristantiArie Mega Prastiwi diperbarui 19 Agu 2015, 00:15 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2015, 00:15 WIB
20150817-Foto-foto Mengerikan Ledakan Bom di Kuil Bangkok
Puing-puing sepeda motor berserakan di jalan usai terkena ledakan bom motor di luar Kuil Erawan di pusat kota Bangkok, Thailand, Senin (17/8/2015). Bom motor tersebut diketahui telah menewaskan sekitar 27 warga. (REUTERS/Athit Perawongmetha)

Liputan6.com, Jakarta - Buum.... Ledakan dahsyat tiba-tiba mengguncang dan memorak-porandakan di luar Kuil Erawan, kuil Hindu di Distrik Chidlom, pusat Kota Bangkok, Thailand.

Kuil Erawan ini persis berada di persimpangan jalan. Sebuah bom meledak di dekatnya, di tengah keramaian pasar malam. Insiden mengerikan ini terjadi pada Senin 17 Agustus 2015 pukul 19.00 waktu setempat.

Sesaat setelah ledakan bom, orang-orang berlarian, mencari perlindungan. Sementara yang lainnya terlihat shock. Asap hitam membubung tinggi ke langit disertai kobaran api yang besar.

Bau hangus dan daging terbakar pun menyengat di sekitar lokasi ledakan. Bagian tubuh manusia bergeletakan di seberang jalan, di luar Kuil Erawan yang berada di Distrik Chidlom, yang populer di kalangan turis itu, terutama dari Asia Timur.

Beberapa bangkai sepeda motor juga tergeletak di lokasi kejadian. Lokasi bekas ledakan membentuk lubang besar di jalanan aspal. Kawah bekas bom itu menganga hingga selebar 2 meter.

"Yang bisa saya katakan sekarang adalah telah terjadi ledakan bom di pusat Kota Bangkok yang melibatkan bom sepeda motor," kata Wakil Kepala Kepolisian Nasional Thailand, Aek Angsananond seperti dilansir The Guardian, Senin 17 Agustus 2015.

Lokasi ledakan ini merupakan kuil terkenal dan berlokasi di sisi sebuah hotel berbintang lima. Di pusat jantung Kota Bangkok itu terdapat sejumlah hotel terkenal, beberapa pusat perbelanjaan, dan rumah sakit.  

Seorang turis yang berada di hotel dekat lokasi kejadian menggambarkan hebatnya guncangan yang dirasakan saat ledakan bom.

"Suara ledakan benar-benar kuat. Seluruh gedung berguncang," kata Lucinda-Jane Chastain, seperti dikutip dari Sky News, Senin 17 Agustus 2015.

"Kami berlarian ke jendela. Melongok. Sulit untuk melihat apa sebenarnya yang sedang terjadi, namun terlihat puing-puing berhamburan di jalanan," kata dia.

Kondisi jalan di jantung kota Bangkok itu porak-poranda. "Tak terbayang kejadian mengerikan seperti itu terjadi di kota ini."

Sejumlah penduduk mengira suara ledakan ini adalah petir yang menggelegar. "Kondisi sangat kacau. Polisi, pemadam kebakaran, dan tentara berdatangan ke sini," kata Martin Lowe, seorang jurnalis.

"Ledakan sepertinya terjadi di tengah area perbelanjaan di distrik itu. Kawasan tersebut ramai turis. Toko-toko masih buka di waktu terjadinya ledakan."

Sesaat setelah ledakan, jalanan ditutup. Orang-orang dihalau pergi. "Aku melihat sejumlah jasad ditutupi kain di sisi jalan. Dan ada banyak lainnya," kata Lowe.

Pasca-ledakan bom, polisi setempat langsung menutup lokasi. Diduga masih ada bom yang aktif di lokasi tersebut.

"Situasi masih belum aman. Silakan semua kembali. Mungkin ada bom lain di daerah ini," ujar anggota penjinak bom melalui pengeras suara kepada warga yang mendekat ke lokasi seperti dikutip CNN, Senin 17 Agustus 2015.

Korban Berjatuhan

Bangkok Post melaporkan 15 orang tewas pasca-kejadian ini. Reuters dan The Telegraph menyebutkan korban tewas mencapai 27 orang. Sementara, korban luka sekitar 78 orang. Diduga korban meninggal kebanyakan berasal dari China dan Taiwan.

Bangkok Post juga menyatakan, penjinak bom sempat menonaktifkan perangkat bom kedua sekitar 50 menit setelah ledakan pertama pukul 19.00 waktu setempat. Bahkan ada juga bom ketiga yang siap diledakkan, namun dinetralkan tim penjinak bom.

Kepolisian Negeri Gajah Putih menyebutkan jumlah lain. "Saat ini 16 orang terkonfirmasi tewas," kata juru bicara kepolisian, Prawut Thavornsiri.

10 Orang diduga warga Thailand, 1 warga Tiongkok, dan 1 wisatawan asal Filipina ada dalam daftar korban yang meninggal dunia.

Sesaat setelah ledakan, orang-orang berlarian, mencari perlindungan. Sementara yang lainnya terlihat shock.

Menteri Pertahanan Thailand Prawit Wongsuwong mengatakan, bom tersebut telah ditargetkan terhadap warga asing. Aksi bom tersebut dinilai untuk merusak industri pariwisata Thailand.

"Itu adalah bom TNT. Orang-orang yang melakukannya ditargetkan asing dan merusak pariwisata dan ekonomi," kata Prawit Wongsuwong, yang dikutip Channelnewsasia, Senin 17 Agustus 2015.

Sementara, media lokal menyebutkan, ledakan pertama diperkirakan setara dengan 200 pon TNT.

Pemerintah yang dipimpin Perdana Menteri Prayuth Chan-oca langsung menyiagakan "war room" -- ruangan khusus yang digunakan dalam kondisi genting, sebagai respons kejadian tersebut.

Lokasi dekat ledakan ini memang dikelilingi gedung tinggi. Efek kejut dari ledakan sangat kuat.

"Ledakan itu begitu kuat. Jendela di lantai 5 gedung yang ada di dekatnya hancur," tulis saksi mata dalam akun Twitter-nya, @KEarthling.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi angkat bicara terkait bom besar yang meledak di Thailand. Dia mengatakan 1 Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban jiwa insiden ini.

"Dari hasil pelacakan, dapat informasi bahwa ada satu WNI yang meninggal dunia. Saat ini berada di rumah sakit polisi," kata Menlu Retno, Selasa 18 Agustus 2015.

Selain korban tewas yang berinisial LLT, 1 WNI lain juga menjadi korban luka. WNI yang menderita cedera ini merupakan suami dari LLT.

"Yang luka-luka seorang bapak berinisial HI umurnya 61 tahun. Kemudian yang meninggal adalah istri dari bapak tersebut dengan inisial LLT, berusia 61 tahun juga. Beliau saat ini ada di rumah sakit polisi," sambung Retno.

Retno mengeluarkan imbauan kepada WNI yang masih berada di negara itu. "Sudah ada imbauan kepada masyarakat Indonesia untuk lebih berhati-hati dan hindari tempat-tempat yang sekarang lagi ditutup untuk sementara untuk lebih hati-hati," ucap Menlu.

Selain itu, Retno juga meminta jajarannya untuk melacak kemungkinan adanya korban WNI lainnya. KBRI di Bangkok juga diperintahkan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi mengenai data-data korban.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir menambahkan, pihak KBRI terus melakukan pencarian terhadap kemungkinan adanya WNI lain jadi korban. Baik jiwa atau pun luka.

"KBRI Bangkok terus mencari tahu apakah ada WNI yang terkena dampak (ledakan Bangkok)," sebut Arrmanatha kepada Liputan6.com.

Sehari setelah teror di dekat Kuil Erawan, ledakan bom kembali terjadi di jantung Thailand. Seorang pria tak dikenal dilaporkan telah melempar bom berdaya ledak kecil dari jembatan di pusat Kota Bangkok.

"Ledakan terjadi sehari setelah sebuah bom meledak di sebuah kuil yang menewaskan 22 orang, termasuk 9 orang asing. Insiden kedua tak menimbulkan korban cedera," kata polisi seperti dikutip dari Reuters, Selasa 18 Agustus 2015.

Wakil kepala polisi Distrik Klongsan Kolonel Natakit Siriwongtawan mengatakan, orang tak dikenal itu melemparkan bom ke dekat dermaga sibuk di Sungai Chao Phraya. Untungnya peledak jatuh ke dalam sebuah kanal.

"Jika tak jatuh ke dalam air, maka tentu saja akan mencederai," tutur Siriwongtawan.

Dilansir dari AsiaOne, orang tak dikenal itu melemparkan bahan peledak dari dekat jembatan Sathorn Pier. Asap putih pun langsung muncul disertai semburan air ke atas jembatan.

Ini adalah serangan bom kedua dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.

Sebuah video insiden ledakan bom kedua ini kemudian ditayangkan oleh Khaosod TV dan diunggah di YouTube. Dalam rekaman tersebut, ditunjukkan orang-orang di jembatan berhamburan ketika guncangan dahsyat terjadi.

Motif Politik?

Meskipun Buddha adalah agama yang dominan di Thailand, ada banyak kuil Hindu di Bangkok. Dan Erawan Shrine adalah yang paling dikenal di antara mereka.

Kuil ini terletak di persimpangan yang sibuk dengan Skytrain yang selalu penuh setiap hari. Ada juga banyak pusat perbelanjaan di daerah ini, termasuk Platinum Fashion Mall dan Central World, salah satu pusat perbelanjaan terbesar di dunia.

Lokasi ledakan di perempatan Rajprasong ini juga merupakan pusat demonstrasi politik dalam beberapa tahun terakhir.

Serangan dengan bom seperti ini jarang terjadi di ibukota Thailand tersebut. Apalagi hingga kini tidak ada yang mengaku bertanggung jawab.

Hanya saja, pasukan Thailand sudah lama memerangi pemberontakan warga muslim di selatan negara yang berpenduduk mayoritas Buddha itu, meskipun pemberontak jarang melancarkan serangan ke komunitas di luar etnis mereka.

Thailand juga telah terbelah selama satu dekade oleh kekerasan akibat persaingan antara faksi-faksi politik di Bangkok.

Kini Thailand diperintah pleh junta militer sejak Mei 2014, ketika menggulingkan pemerintah terpilih yang berbulan-bulan diserang protes antipemerintah.

Ledakan berasal dari sebuah sepeda motor yang sarat bahan peledak. Lainnya menduga, bom ditanam di bawah sebuah bangku.  

Deputi Perdana Menteri Thailand Prawit Wongsuwon dalam konferensi pers mengatakan, motif di balik serangan tersebut belum jelas. Belum ada pihak yang bertanggung jawab atas insiden itu.

"Kami belum mengetahui siapa yang melakukannya dan mengapa. Kami belum yakin bahwa insiden tersebut bermotif politik," kata dia, seperti dikutip dari Guardian.

Prawit Wongsuwon menambahkan, bom berjenis TNT tersebut diduga kuat menargetkan turis asing. "Yang pasti kami mereka ingin merusak perekonomian negeri ini. Kami akan memburu mereka."

Pemerintah yang dipimpin Perdana Menteri Prayuth Chan-oca langsung menyiagakan 'war room' -- ruangan khusus yang digunakan dalam kondisi genting, sebagai respons atas kejadian tersebut.

Lokasi di dekat ledakan dikelilingi gedung tinggi. Efek kejut dari ledakan sangat kuat. "Ledakan itu begitu kuat. Jendela di lantai 5 di gedung yang ada di dekatnya hancur," tulis saksi mata dalam akun Twitternya, @KEarthling.

Kepala Polisi Thailand mengatakan ledakan pertama adalah setara dengan 200 pon TNT. Media lain menyebut bom berupa 3 kilogram TNT dengan radius ledakan hingga 100 meter.

Komandan Militer Kerajaan Thailand Jenderal Udomdej Sitabutr mengatakan, ledakan di Kuil Erawan tidak seperti perbuatan yang biasa dilakukan oleh pemberontak di selatan Thailand.

"Ledakan kali ini berbeda dengan insiden yang biasa terjadi di selatan Thailand. Tipe bom juga berbeda dengan yang pernah dimiliki mereka (kelompok separatis)," kata Jenderal Udomdej Sitabutr seperti dikutip dari Guardian, Selasa 18 Agustus 2015.

Belakangan menurut berita terkini, mengutip Kepala polisi Thailand, ledakan yang sebelumnya disebutkan akibat bom dari sepeda motor sarat bahan peledak, ternyata berasal dari bom pipa.

Bom Erawan Bangkok (ibtimes.co.uk)

Korban jiwa yang sebelumnya dilaporkan 27 orang tewas, menurut keterangan resmi dari kepolisian setempat menjadi 22 orang. 8 Di antaranya adalah warga asing; 3 turis China, 2 dari Hong Kong, 2 Malaysia, dan 1 Filipina.

Kepolisian Thailand kini sedang mengumpulkan bukti-bukti, termasuk potongan tubuh korban untuk mencari petunjuk. "Apa pun kita lakukan untuk mengumpulkan seluruh bukti," tambah Udomdej.

Di tengah pengumpulan bukti-bukti, Pemerintah Negeri Gajah Putih menyatakan punya petunjuk soal terduga pelaku teror bom ini. Terduga tersangka adalah [seorang pria]( 2296068 "") yang terlihat di lokasi kejadian dan tertangkap kamera pengawas atau CCTV.

"Hari ini ada tersangka yang terlihat di CCTV namun belum jelas...kami masih harus mencarinya," kata Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-O-Cha, seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Selasa 18 Agustus 2015.

PM Thailand menambahkan, ia yakin para pelaku teror berasal dari 'kelompok anti-pemerintah yang bermarkas di timur laut'. Wilayah itu juga merupakan jantung gerakan Red Shirt -- 'kaus merah' pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.

"Ini adalah insiden terburuk yang pernah terjadi di Thailand. Sebelumnya hanya ada bom-bom kecil. Namun, kali ini pelaku bertujuan mengorbankan orang-orang tak berdosa. Mereka ingin merusak perekonomian dan pariwisata," kata Prayut Chan-O-Cha.

Dikutip dari New York Times, petugas polisi juga mengatakan, penyelidikan fokus kepada seorang perempuan yang datang ke kuil sekitar 15 menit sebelum ledakan. Ia dilaporkan meninggalkan tas mencurigakan di lokasi ibadah umat Hindu itu.

Sementara dari hasil analisa rekaman CCTV di lokasi ledakan bom dalam hitungan jam, polisi Bangkok mencurigai pria berbaju kuning yang membawa kresek putih. Mereka pun langsung melakukan perburuan. Demikian dikutip dari Telegraph, Selasa 18 Agustus 2015.

Dalam rekaman itu terlihat pria berambut hitam dan berkacamata. Mengenakan ransel dan melintas dekat Kuil Erawan. Kini gambarnya sudah beredar luas di media sosial Thailand.

Kini gambar pria berbaju kuning di lokasi ledakan bom Bangkok di dekat Kuil Erawan sudah beredar luas di media sosial Thailand.

Juru Bicara Kepolisian Thailand Prawuth Thawornsiri mengatakan kepada website Khaosod, orang itu secara resmi dinyatakan sebagai tersangka dalam serangan itu. Dalam rekaman CCTV, terlihat pria yang mengenakan kaus berwarna kuning itu tiba di tempat kejadian menumpang kendaraan umum.

"Pria itu bepergian seorang diri," kata Juru Bicara Kepolisian Thaliand, Prawuth Thawornsiri.  "Ia tiba TKP, persimpangan Ratchaprasong dan kuil dengan tuk-tuk. Kemudian meninggalkan TKP dengan ojek."

Prawuth pun mengimbau bagi siapa saja yang melihatnya, untuk memberikan informasi kepada pihak berwajib.

Di sisi lain, keamaan Thailand juga tengah melawan separatis di negerinya. Tapi sejauh ini para pemberontak jarang melakukan serangan di luar area pertahanan mereka.

Pariwisata Thailand adalah andalan Negeri Gajah Putih tersebut, namun sepanjang pemerintahan Junta Militer selama 1 tahun terakhir, mengalami penurunan.

Negeri ini juga mempunyai masalah klasik dengan pemberontak di selatan. Dilaporkan lebih dari 6.500 orang tewas sejak 2004. Dalam satu dekade terakhir, Bangkok juga mengalami gonjang-ganjing politik dalam negeri.

Insiden paling mematikan terjadi pada April 2015, dilaporkan 25 orang tewas dan 800 orang luka saat demonstrasi besar-besaran anti-pemerintah yang dikenal dengan 'kaos merah'. 'Kaos Merah' adalah nama lain para pendukung mantan PM Thaksin Sinawatra.

Kemarahan pemimpin dunia atas insiden ledakan bom di Thailand mulai berdatangan. Kali ini pernyataan tersebut keluar dari mulut Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak.

"Pemerintah Malaysia mengutuk pelaku di belakang insiden ledakan yang terjadi di Pusat Kota Bangkok kemarin malam," ucap Najib, seperti dikutip dari Bernama, Selasa 18 Agustus 2015.

Kemarahan Najib datang bukan tanpa sebab. Selain karena banyak korban yang jatuh, beberapa warga Malaysia juga ikut meregang nyawa dalam peristiwa ini. (Rmn/Ans)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya